Dalam beberapa kesempatan, Wahhabi mulai menggunakan istilah ASWAJA dalam kajian yang digelar oleh mereka. (Baca: Istilah Aswaja Mulai Digunakan oleh Wahhabi).
Orang-orang yang berasal dari "Haramain" masih dianggap sama seperti dahulu sebelum adanya Arab Saudi. Demikian pula dengan istilah pengajar di "Masjid Nabawi", masih dianggap seperti halnya zaman ulama madzhab terdahulu. Mereka belum mengerti bahwa pengajar-pengajar tersebut memiliki latar belakang yang berbeda-beda.
Tidak hanya strategi itu yang digunakan oleh Wahhabi, mereka juga mulai memakai istilah-istilah khas muslim Indonesia. Biasanya wahhabi hanya menggunakan istilah "Ustadz dan Syeikh" untuk menyebut ustadz mereka maupun ulama mereka. Belakangan mereka juga tidak hanya memakai "KH", tetapi juga menggunakan istilah "Tuan Guru". Contohnya ustadz Wahhabi Firanda Andirja saat berdakwah di kawasan basis Nahdlatul Ulama, di Banjarmasin Kalimantan Selatan.
Yang biasanya "Ustadz Firanda Andijra, MA Hafidzahullah", berubah menjadi "Pengajian Tuan Guru" KH. Firanda Andirja". Hal itu digunakan dalam pamflet yang disebarkan saat menggelar pengajian di Masjid Imam Syafi'i di Jl. AMD Raya (depan SMPN 19) Pemurus Dalam, Banjarmasih Selatan, pada Desember 2015 lalu.
Baca : Istilah Aswaja Mulai Digunakan oleh Wahhabi
Ibnu Manshur
No comments
Post a Comment