728x90

468x60

Wednesday, October 26, 2016

NUGL: Nusron Wahid Dipecat, KH Ma'ruf Amin: Tidak Benar Nusron Wahid Dipecat


Jakarta, Muslimedianews ~ Pada Selasa (25/10/2016), kelompok NUGL atau yang kemudian kami sebut Gerombolan Gagal Lurus (GGL) memposting tulisan yang menyebut NUSRON WAHID DIPECAT. 

Dalam fanspage GGL itu dikatakan bahwa KH Ma'ruf Amin menyatakan kalau Nusron Wahid telah dipecat dari pengurus PBNU. Pernyataan Rais Aam PBNU yang juga Ketua Umum MUI Pusat itu konon dikatakan dihadapan beberapa orang ulama.
Berikut postingan GGL selengkapnya:
BREAKING NEWS*

NUSRON WAHID DIPECAT.

Dihadapan 20 ulama Madura ketika KH. Ma'ruf Amin menerima kunjungan Ulama Madura, tanpa ditanya tentang Nusron, beliau menjelaskan bahwa Nusron telah dipecat dari pengurus PBNU.
Rumor yang mengatakan Nusron Wahid dipecat dari pengurus PBNU yang disebarkan oleh GGL langsung dibantah oleh Rais ‘Aam PBNU KH Ma’ruf Amin sendiri. Menurutnya, PBNU tak pernah memecat mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor itu. 
“Tidak benar itu bahwa dia dipecat. Bahwa dia memang terkena aturan organisasi karena rangkap jabatan di partai politik itu memang benar,” kata KH Ma'ruf Amin di Jakarta, Rabu (26/10) sebagaimana dilansir NU Online..
Nusron justru mengundurkan diri secara otomatis dari kepengurusan NU sejak ia kembali aktif di partai Golkar sebagai Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu pada Mei 2016. Pengunduran diri ini adalah konsekuensi logis dari AD/ ART dan Peraturan Organisasi Nahdlatul Ulama yang melarang pengurus NU merangkap jabatan di partai politik.
Saat dikonfirmasi, Nusron mengatakan sudah mengajukan pengunduran diri secara resmi pada bulan Juli lalu, sehari setelah dilantik jadi pengurus DPP Golkar, dan PBNU menghormati pilihannya.
Terkait polemik pilkada DKI Jakarta, Kiai Ma’ruf juga membenarkan Nusron telah meminta maaf dan mengklarifikasi sikap dan pikirannya belakangan ini dengan berkunjung ke kediamannya, Selasa (25/10/2016). Nusron, katanya, tidak bermaksud menghina ulama ataupun Islam.
Baca: Hasil Tabayyun Nusron Wahid ke KH. Ma'ruf Amin (Ketua Umum NU dan MUI)Sungguh Diluar Dugaan!.

“Perbedaan pendapat itu biasa. Yang saya tekankan adalah jangan keluar dari jalur NU,” ujarnya selepas membuka acara Expert Focus Group Discussion “Penguatan Kapasitas dan Jejaring Kerja Media Islam dalam Program Deradikalisasi Agama” yang digelar Lembaga Ta’lif wan Nasyr NU (LTNNU) bekerja sama dengan Yayasan Tifa, siang itu.
Kiai Ma’ruf mengimbau kepada seluruh Nahdliyin untuk tidak mudah terprovokasi dengan upaya ORANG atau KELOMPOK TERTENTU YANG BERUSAHA MEMECAH BELAH NU di tengah tingginya suhu politik menjelang musim pemilihan kepala daerah.
Secara tidak langsung, GGL telah menyebarkan kebohongan dan fitnah bertub-tubi; fitnah atas berita yang tidak benar, fitnah terhadap Nusron Wahid, fitnah terhadap KH Ma'ruf Amin yang merupakan pemimpin tertinggi Nahdlatul Ulama dan Majelis Ulama Indonesia, fitnah terhadap para ulama yang ia catut, dan fitnah terhadap umat Islam khususnya warga NU.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. al-Hujurat: 6)

Rasulullah SAW bersabda,”Tidak akan masuk surga Nammaam ( orang yang suka menyebar fitnah )” (HR. Bukhari dan Muslim).

Rasulullah SAW juga bersabda,”Inginkah kalian aku beritahukan mansia terburuk diantara kalian?” Para sahabat menjawab:Ya. Beliau saw bersebda,”Yaitu orang-orang yang ke sana ke mari menyebar fitnah,yang memecah belah diantara orang yang saling mencintai dan meniupkan aib kepada orang-orang yang tidak berdosa/bersalah”. (HR. Ahmad).

Suatu ketika Rasulullah SAW melewati dua kuburan, lalu beliau bersabda “Sesungguhnya keduanya saat ini sedang disiksa,dan keduanya tidak disiksa karena melakukan dosa besar. Adapun salah seorang dari keduanya, dulunya berjalan (kesana kemari) menghambur fitnah. Sedangkan yang satunya tidak bersih selesai kencing.” (HR. Bukhari dan Muslim).



« PREV
NEXT »