Pilkada Jakarta pada dasarnya sama seperti Pilkada didaerah-daerah lain. Tetapi Jakarta sebagai ibukota negara Indonesia, bagaimana pun akan mendapat sorotan lebih daripada daerah-derah lain, termasuk kasus-kasus yang berkaitan dengan Pilkada.
Salah satu kasus tersebut adalah usaha sebagian umat Islam yang berupaya mengajak muslim lainnya agar tidak memilih calon Gubernur non-Muslim. Isu Agama diseret ke politik, meskipun pada dasarnya adalah hak individu daripada umat Islam untuk memilih atau tidak memilih calon cubernur yang ada. Isu tersebut kemudian berkembang menjadi kasus Al-Maidah 51, dimana salah satu cagub dianggap melakukan penistaan agama. Polisi yang mendapat laporan atas kasus tersebut mulai melakukan proses penyelidikan.
Sebagian umat Islam yang merasa tidak puas menggelar demonstrasi yang mereka sebut sebagai Aksi Bela Islam II menuntut agar cagub yang dianggap melakukan penistaan agama segera ditahan. Singat cerita, saat ini cagub yang dianggap melakukan penistaan ditingkatkan statusnya menjadi tersangka.
Sebagian umat Islam yang terlibat dalam aksi tersebut nampaknya memiliki pemahaman yang tidak tepat bahwa orang-orang yang tidak ikut aksi demontrasi atau tidak mendukung aksi demontrasi mereka dianggap tidak membela al-Qur'an, dianggap pembela penista agama. Hal ini sangat marak disosial media, bahkan tidak segan menuduh pihak-pihak tertentu sebagai pendukung salah satu calon.
Media Islam MuslimediaNews atau MMN termasuk yang dituduh sebagai media pendukung salah satu cagub, menerima bayaran, pendukung penista al-Qur'an dan lain sebagainya hanya karena bersifat netral terhadap persoalan politik. Dalam urusan politik Pilkada Jakarta, MMN tidak pernah menyatakan mendukung atau tidak mendukung salah satu calon gubernur dalam hal ini Agus Silvya, Ahok Djarot, dan Anies-Sandi. Jadi, tidak benar apa yang dituduhkan oleh sebagian pihak tersebut.
MMN berharap persoalan politik tidak membuat bangsa Indonesia terpecah belah. MMN menghimbau agar berhati-hati terhadap informasi-informasi yang tidak tepat yang seringkali disebarkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk kepentingan tertentu, berhati-hati terhadap pihak yang memanfaatkan kekisruhan Pilkada untuk tujuan tertentu, khususnya tujuan daripada kelompok-kelompok yang hendak memecah belah atau menghancurkan NKRI seperti kelompok teroris, kelompok khilafah dan lainnya.
MMN mengajak siapapun, khususnya umat Islam untuk bersikap moderat (tawasuth) dalam menyikapi berbagai persoalan di Indonesia, dan tidak menjadikan persoalan pilkada sebagai tolak ukur keimanan seseorang sehingga memvonis pihak lain daripada umat Islam yang tidak sependapat atau tidak sama pilihan politiknya sebagai sesat bahkan kafir.
Redaksi MMN
Foto ilustrasi: log.viva.co.id