Ulama tersebut bernama Syaikh Dr. Amr al-Wardani / Dr. Amr Elwrdany (الشيخ عمرو الورداني). Namun, belakangan batal menjadi saksi ahli karena Grand Shaikh al-Azhar meminta Syaikh al-Wardani kembali ke Mesir agar tidak mencampuri urusan internal umat Islam di Indonesia.
Beliau ulama Ahlussunnah wal Jama'ah Asy'ariyah sebagaimana yang telah menjadi manhaj daripada al-Azhar. Dalam fikih, beliau bermadzhab Syafi'i dan bertasawuf. Di Mesir, beliau merupakan anggota Dar al-Ifta Al-Mishriyah (Dewan Fatwa Mesir).
Tahun 2010, beliau hadir ke Indonesia untuk mengikuti kegiatan Muktamar Nahdlatul Ulama ke-32 di Makassar. Beliau menyampaikan kekagumannya terhadap Jamiyyah Nahdlatul Ulama.
لقد تعجبتُ تعجبا بالغا بجمعية نهضة العلماء الإندونيسية إذ أنها ليس فقط كأكبر المنظمات الإسلامية بإندونيسيا، بل إنها تملك منهجا وسطيا و متسامحا مع غير المسلمين،
"Sungguh aku sangat kagum terhadap jam'iyyah NU, karena tidak hanya sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, bahkan memiliki manhaj wasatiyah dan tasamuh (moderat dan toleran) terhadap non-Muslim."
Beikut beberapa hal terkait dengan Syaikh Amr al-Wardani sebagaimana dipost di fanpage Suara Al-Azhar
Syaikh Amr al-Wardani adalah ulama Pakar Fiqh dan Ushul Fiqh yang digelar Al Isnawī Al Shagīr karena mengulas buku At Tamhīd karya Al Isnawī, Pengasuh sejumlah durūs (halaqah) dalam mengkaji buku-buku primer syariah a.l. Al Iqnā karya Al Khathib Al Syirbini, At Tamhid karya Al Isnawi, Al Asybāh Wan Nadhāir karya As Suyuti, Pengampu program mingguan Hadharat An Nur (Peradaban Nur), Salah seorang Murid Senior Maulana Sheikh Ali Jum'ah dan sejumlah Ulama Senior di Mesir, Anggota Dewan Fatwa Dar Al Ifta Al Mishriyyah, Direktur Pendidikan dan Pelatihan Fatwa, Dar Al Ifta Al Mishriyyah, Pengasuh program tv di saluran tv Al Irts, Pengasuh acara istifta (Tanya Jawab Masalah Agama) di saluran tv Iqra, Pengasuh acara Islāmnā bil mashry di Saluran Tv An Nās, Menjadi narasumber dalam bidang politik, penguatan moderasi dan penanggulangan ekstrimisme dan terorisme, dan Pejabat Acting Ketua Asosiasi Lembaga Fatwa se-Dunia.
Ibnu L' Rabassa
Ref; Suara Al-Azhar, NU Online