Muslimedianews.com ~ Sebanyak 38 desa dari enam kecamatan di Kabupaten Bandung Barat mengalami krisis air bersih dan kekeringan selama musim kemarau ini. Hal tersebut memembuat Pemerintah setempat segera memasang status siaga. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD KBB, Dicky Maulana mengungkapkan, dari laporan yang afa total Sebanyak 38 desa dari enam kecamatan mengalami krisis air bersih dan kekeringan selama musim kemarau ini.
“Dari laporan yang kami terima, Kecamatan Cipongkor ada 13 desa, Cipeundeuy satu desa, 13 desa di Cikalongwetan, enam desa di Parongpong, dan lima desa di Gununghalu,” ungkapnya, Jumat (3/8).
Menurut hasil rapat koordinasi mengundang secara khusus Badan Metrologi dan Geofisika (BMKG), cuaca kemarau akan bertahan hingga bulan September mendatang. KBB, sebutnya, masuk dalam kategori kemarau menengah dan tinggi.
Di Cisarua Parongpong, dia mencontohkan, kebutuhan air bersih bagi 11.514 jiwa yang terdampak ialah sekitar 223.500 liter air per hari. Selaim kekurangan air bersih, menurut dia, pihak kecamatan juga ada yang sudah melaporkan dampak kekeringan pada lahan pertanian.
Dari data sementara, total 1.173 hektare lahan pertanian mengalami kekeringan. Kekeringan pertanian itu berada di 12 desa di Cipeundeuy (714 hektare), 14 desa di Cipongkor (396 hektare), dan 6 desa di Cisarua Parongpong (63 hektare).
“Kita masuk dalam menengah artinya 10-20 hari tanpa hujan dan tinggi 21-30 hari tanpa hujan. Kami prediksi jumlah daerah yang krisis air akan bertambah seiring prediksi kemarau berakhir September,”katanya.
Dicky menambahkan, pihaknya telah mengajukan kenaikan status menjadi siaga dan darurat jika lebih dari setengah jumlah kecamatan yang ada di Bandung Barat alami krisis air.
“Sudah kita ajukan status siaga, kalau darurat itu setengah jumlah kecamatan dari 16 yang ada alami krisis air,” pungkasnya.
(RBD/bie/pojokjabar)
No comments
Post a Comment