728x90

468x60

Sunday, November 11, 2018

Peran dan Tantangan Santri Banten dalam Mengisi Kemerdekaan di Era Milenial



Oleh Tugabus Soleh - Ketua Umum Babad Banten
Disampaikan pada Kopdarwil Ke-1 AIS Banten 

Santri merupakan calon kaum elit dalam struktur masyarakat Banten bahkan di Indonesia. Kedudukan kaum santri dalam masyarakat Banten merupakan inti masyarakat. Hampir semua denyut nadi pergerakan masyarakat tidak lepas dari keterlibatan kaum santri. Seperti misal,mengurus jenazah,tahlilan,bimbingan keislaman,dll.

Santri adalah orang yang sedang belajar ilmu-ilmu keagamaan islam dan kehidupan. Karena selama menjalani pendidikan di pesantren,santri tidak hanya digembleng ilmu-ilmu keagamaan saja tapi lebih dari itu,santri dipersiapkan juga untuk bisa langsung terjun di medan dakwah ditengah tengah umat.

Mentalitas santri untuk menjadi pribadi mandiri,berani,istiqomah serta patuh pada pemimpin bangsa dan negara sudah tertanam kuat dalam jiwa sanubari para santri.

Bagi kaum santri mencintai negara,merawat negara serta menjaga negara merupakan sebagian dari Iman. Sikap santri yang militan dalam menjaga komitmen bernegara tanpa pamrih sedikit pun. Merupakan buah didikan para Ulama di pesantren yang sudah teruji oleh zaman.

Sejarah mencatat,kaum santri berani berkorban mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia ketika NICA memboncengi pasukan sekutu untuk menguasai kembali republik.

Adalah resolusi jihad yang diserukan oleh hadratussyekh Hasyim Asyari yang ditaati oleh semua para Ulama dan santri untuk mempertahankan tanah air dari para penjajah yang hendak menguasai  Indonesia kembali.

Pengorbanan yang demikian besar dari para Ulama dan santri hingga kini Indonesia masih tetap berdiri. Hingga sangat wajar,jika pemerintah di era kepemimpinan pak Jokowi memberikan penghargaan atas pengorbanan kaum santri berupa Hari santri Nasional. Sebagai pengingat kepada bangsa Indonesia bahwa santri merupakan bagian penting bagi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Spirit Resolusi Jihad inilah yang mesti kita hirup dalam dalam agar tetap menjadi elan dasar bagi perjuangan santri milenial dalam mengisi kemerdekaan.

Mengisi Kemerdekaan

Bung Karno pernah bilang,"pada masamu berjuang akan lebih sulit dibanding masaku berjuang. Karena pada zamanmu kalian menghadapi bangsa sendiri..", tepat sekali ucapan bung karno.

Bila zaman kakek buyut kita sangat terang benderang mana kawan dan mana lawan. Tapi zaman kita harus bener bener teliti dimana teman seperjuangan dan siapa kawan yang melipat dalam kesempitan. Artinya, perjuangan mengisi kemerdekaan harus memiliki kemampuan lebih. Mendengar,melihat,memilah dan memilih serta berani menentukan sikap.

Apalagi di era digital ini,berita hoaks dan benar beda beda tipis. Kemampuan para hoaksker dalam mengiring opini sangat mumpuni. Sehingga rakyat kita kebingungan menentukan sikap harus berbuat apa dan hendak kemana.

Sekarang ini zamannya perang ide. Kemenangan peperangan sangat ditentukan oleh pasukan khusus yang mampu memporakporandakan pertahanan ide lawan. Pancasila dibenturkan dengan Khilafah. Pancasila dibenturkan dengan demokrasi liberal. Agama dibenturkan dengan kebebasan HAM ala barat. 

Bila benteng pertahanan negara tidak bisa ditembus oleh senjata. Maka peluru2 ide itulah yang akan mampu menerobos masuk ke benteng pertahanan musuh. Cepat atau lambat pasti akan memperonporandakan benteng lawan.

Oleh karenanya,kita harus jeli dan cermat dalam membaca semua gagasan atau ide yang menjadi perbincangan tingkat dunia.

Inilah tantangan kaum santri di era milenial. Ketika sudah berkomitmen NKRI harga mati,Pancasila Jaya dan santri sebagai pilar bangsa maka mau tidak mau harus menyeburkan diri dalam memenangkan perang ide.

Eksistensi NKRI,Pancasila dan Indonesia kita tergantung dari kekuatan gagasan kita  dalam menangkis dan menyerang ide2 import yang menelusup ke tengah2 benteng bangsa kita.

Kita tidak punya pilihan. Kecuali kita harus melawan balik ide2 import seperti khilafah,demokrasi liberal,komunisme,Kebebasan HAM ala barat dengan gagasan2 yang sudah dirumuskan oleh founding Father kita yaitu Pancasila sebagaimana yang termaktub dalam pembukaan dalam UUD 1945.

Gagasan Islam Nusantara,yang didengungkan oleh PBNU harus mendapat perhatian kita serius dengan mengkaji,memformulasikan,mensosialisasikan serta membumikan kepada Masyarakat Bangsa sebagai Islam Rahmatan lil alamin sebagaimana para Walisongo membumikan Islam ditatar tanah Nusantara ini. Dengan damai,penuh persaudaraan dan penuh Iman islam.

Dan Gagasan Islam Nusantara yang didengungkan oleh PBNU merupakan jawaban nyata atas perang ide yang sekarang ini sedang terjadi.

Kini saatnya kita bangkit melawan atau diam tertindas selamanya..!!!
« PREV
NEXT »