BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

Monday, April 08, 2019

Prabowo 'Dikudeta' PKS dalam Kampanye Akbar di GBK?



Kampanye akbar capres 02 di Gelora Bung Karno berakhir sudah. Ada analisa menarik, menyebut acara kampanye paslon 02 di GBK minggu pagi, sejatinya adalah acara PKS, jadi Gerindra gak perlu bangga.

Prabowo sudah masuk dalam jebakan batmen-nya PKS karena PKS yang identik dengan HTI akan coba menggaungkan kembali “Khilafah“, lihat saja acara kampanye yang tidak normal dan ekslusif dengan bungkusan agama “subuh putih“.
 
Ustad - ustad yang tampil menguasai panggung mereka, ada: Bachtiar Nasir, Sobri Lubis, Neno Warisman, Sohibul Iman, Mardani Ali Sera, Tengku Zulkarnain, Al Khatat dan lain-lain.
Yang membuat semakin lucu, di acara tersebut juga diputar video orasi Riziq Syihab dari Mekkah. Mayoritas panggung mereka, dikuasai orang - orang yg sangat bernafsu untuk ganti system. Dimana orang Gerindra?

Mereka tanpa sadar sudah dikudeta oleh PKS dan HTI. Pantas saja kalau SBY yang masih berada di Singapura meradang minta pimpinan partai Demokrat untuk protes ke Prabowo. 

Tapi semua sudah terlambat, rundown acara sudah fix dan Prabowo tidak bisa berbuat apa apa. Massa militan PKS minggu dini hari sudah tumpah ruah ke GBK hingga pukul tujuh. Lalu lintas sekitar GBK macet. Kesempatan ini rupanya tidak disia-siakan oleh PKS untuk benar benar unjuk gigi.

Nah, langkah SBY yg meminta pimpinan Demokrat melayangkan protes bukan tidak ada maksud, karena SBY sebenarnya sudah tau bahwa JKW akan memenangkan pilpres 17 April mendatang. Jadi langkah SBY tidak lain ingin ancang ancang lompat pagar dengan kaki yg lain.

Jumlah massa yang  hadir diperkirakan berjumlah 50 ribu orang yang mayoritas dimobilisasi oleh PKS masih belum sebanding dengan banyaknya TPS. Karena ada bocoran hasil survey yang cukup sahih yang belum di publikasikan, bahwa 01 akan dapat 56% dan 02 akan dapat 38%.

Jadi, buat kalian yang sayang dan cinta dengan NKRI mari gunakan hak pilih dan suara kit, jangan golput. Karena golput akan memberikan ruang kepada kaum radikal untuk mengganti Pancasila.
« PREV
NEXT »

No comments