BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

Friday, December 20, 2013

Laporan PBB Ungkap Kebohongan Obama Soal Senjata Kimia Suriah

Muslimedianews ~ Rilis laporan PBB yang dikeluarkan inspektur senjata kimia telah menunjukan adanya serangan gas sarin yang dilakukan oleh apa yang disebut kekuatan ‘pemberontak’, dan itu mengungkap kebohongan pemerintahan Obama di Washington tentang keharusan tanggung jawab pemerintah Suriah atas penembakan senjata kimia 21 Agustus di daerah Ghouta di pinggiran Damaskus.

Washington mengetahui dan menangkap insiden ‘penembakan senjata kimia’ yang dilakukan oleh pemberontak sebagai trik untuk kampanye pemboman yang direncanakan dan sebagai langkah untuk mendorong perubahan rezim Presiden Suriah Bashar al – Assad.

Munculnya laporan PBB pada Kamis 12 Desember 2013 lalu berdasarkan publikasi seorang wartawan investigasi Seymour Hersh, pemenang hadiah Pulitzer dalam the London Review of Books, mengungkapkan bahwa pemerintahan Obama sengaja memanipulasi hasil kerja intelijen yang sengaja dipalsukan sebagai bukti pemerintah Suriah dan militer bertanggung jawab atas serangan senjata kimia di Ghouta.

Hersh mengutip pejabat militer dan mantan intelijen AS memperingatkan bahwa milisi Jabhat Al Nusra yang berafiliasi ke Al Qaeda memiliki kapasitas untuk memproduksi senjata kimia gas sarin perusak syaraf yang digunakan dalam insiden Ghouta.

Laporan PBB  setebal 82 halaman mengungkapkan para inspektur menganalisis sampel tanah dan sampel di lingkungan lainnya, seperti pemeriksaan sampel rambut, urin  jaringan dan sampel darah untuk mengecek sisa-sisa kimia, dan mewawancarai korban, saksi dan petugas medis, serta amunisi yang diduga digunakan untuk meleakkan gas sarin.

Dari hasil analisi tersebut disimpulkan bahwa selain insiden Ghouta, setidaknya ada empat ”kemungkinan” serangan gas sarin. Tiga serangan menimpa tentara Suriah yang menjadi korban gas sarin yang mematikan, sementara serangan keempat warga sipil yang terkena dampaknya. Tak satu pun dari serangan kimia itu mengenai milisi pemberontak.

Dua seranangan dinyatakan terjadi dalam beberapa hari setelah serangan gas beracun di Ghouta yaitu pada 24 Agustus – tiga hari setelah Ghouta dan pada saat yang sama Obama menyiapkan militer AS untuk menyerang, sambil mengecam pemerintah Suriah untuk tidak melintasi “garis merah” nya – gas sarin ditujukan kepada tentara Suriah di pinggiran Damaskus Jobar. Laporan PBB menggambarkan ini sebagai “serangan yang relatif kecil” dan telah dikonfirmasi melalui wawancara dengan para korban dan dokter, dan melalui sampel darah yang positif sarin yang dikumpulkan oleh pihak berwenang Suriah dan dikonfirmasi oleh inspektur PBB.

Laporan PBB itu mengatakan insiden tersebut: “Sekelompok tentara ditugaskan untuk membersihkan beberapa bangunan di bawah kendali pasukan oposisi. Sekitar jam 11.00, intensitas penembakan dari oposisi mereda dan tentara mengira pihak lain sedang mundur. Sekitar 10 meter dari tempat tentara, alat peledak dilaporkan meledak dengan kebisingan rendah, melepaskan gas yang sangat berbau busuk. Sebanyak 10 tentara dievakuasi ke dalam kendaraan pribadi menuju titik medis dengan tanda-tanda kesulitan bernapas dan gejala aneh .”

Sehari setelah serangan, pada  25 Agustus, gas sarin kembali digunakan “dalam skala kecil terhadap tentara” di kota selatan Ashrafiah Sahnaya, dalam bentrokan antara “pemberontak” dan tentara yang mengendalikan sebuah pos pemeriksaan pemerintah. Laporan PBB mendasarkan temuannya melalui wawancara dan sampel darah yang ditemukan oleh pemerintah Suriah.

Para inspektur tidak diminta untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab atas serangan sarin yang telah dikonformasi tersebut sehinnga laporan itu tidak membahas tentang masalah ini. Laporan PBB tersebut ditulis dengan bahasa yang sangat hati-hati dan hanya menyampaikan temuan-temuan yang sifatnya ilmiah.

Satu-satunya kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa dukungan Amerika Serikata atas kelompok Islamis yang didominasi milisi “pemberontak” yang bertanggung jawab atas beberapa kejahatan perang dalam bentuk serangan senjata kimia terhadap pihak tentara Suriah dan warga sipil.

Ini dilakukan sebagai upaya untuk mengembalikan kerugian di medan perang Suriah dan meniru gaya intervensi di Libya oleh militer AS - Inggris – Perancis untuk menghancurkan rezim Assad dan mendudukkan oposisi imperialis yang didukung pihak berkuasa berikutnya. Pemerintahan Obama sengaja berbohong tentang serangan Ghouta karena sulitnya meraih kesempatan untuk menghapus berbagai rintangan yang dianggap oleh kaum imperialis dominasi AS di kawasan kaya minyak tersebut dan selanjutnya akan mengisolasi Iran, menyusul serangan militer yang mungkin terjadi terhadap negara itu selanjutnya.

Ekspos terakhir dari laporan PBB mengenai kebohongan pemerintahan Obama di Suriah lebih lanjut membeberkan peranan kriminal politik yang dimainkan oleh AS dan media internasional. Sepuluh tahun yang lalu, rekayasa pemerintahan Bush tentang senjata pemusnah massal Irak dipromosikan oleh media. Sekarang propaganda yang terus menerus ini semakin terbuka. Baik artikel Seymour Hersh dan temuan / laporan PBB tentang serangan kimia di Suriah telah begitu baik.

Atas laporan ini, the World Socialist Web Site segera menantang klaim laporan PBB tentang serangan kimia Ghouta oleh pemerintahan Obama dan pemerintah sekutu internasional. the World Socialist Web Site menuliskan artikel penentangannya sehari setelah laporan PBB itu dirilis. Menurutnya, laporan tersebut hanya akan menguntungkan pihak rezim Assad Suriah.



Sumber: Islam Institute
Redaktur: Ibnu Munir

« PREV
NEXT »

No comments