Jakarta, Muslimedianews.com ~ Para tokoh agama mengajak seluruh bangsa, terutama para penyelenggara negara, utamanya lagi penanggung jawab penyelenggaraan negara untuk menjaga suksesnya pergantian kekuasaan karena keselamatan suksesi ini bukan hanya menyangkut mereka yang bersaing dalam pilpres, tetapi juga keselamatan harga diri bangsa secara nasional.
Demikian dikatakan oleh mantan ketua umum PBNU KH Hasyim Muzadi usai silaturrahim tokoh nasional lintas agama di Jakarta, Selasa (13/10/2014). Hadir pada acara tersebut mantan ketua MK Jimly Assiddiqie, mantan wapres Try Sutrisno, mantan ketua MPR Sidarto Danusubroto tokoh agama Hindu Pedande Made Gunung, Romo Martinus D Situmorang, Pdt Andreas Y Wangoe, Sri Edi Swasono, dan lainnya.
Hasyim juga menghimbau kepada masyarakat, supaya polarisasi dihilangkan dari pendukung salah satu dari kedua kompetitor yang bertarung dalam pilpres.
“Pilpres selesai, maka masyarakat harus disatukan kembali, dan kita harapkan agar elit politik tidak mendorong terjadinya polarisasi dalam masyarakat itu, karena biasanya, sumber polarisasi tidak dari bawah, tetapi dari atas,” tandasnya.
Ia berharap pemimpin yang telah dipilih oleh rakyat diberi kesempatan untuk menata keahliannya mewujudkan program-program yang telah dijanjikan.
“Check and balance merupakan bagian dari demokrasi, janganlah demokrasi digunakan untuk perpecahan,” tandasnya.
Mantan wapres Try Sutrisno mengajak bangsa Indonesia untuk tetap komit dengan Pancasila yang merupakan dasar negara sekaligus jadi filosofi bangsa. “Insyaallah kalau kita pegang teguh kelima sila Pancasila ini, kita akan mampu menghadapi berbagai godaan dan tarikan gaya yang sentripetal, kita menginginkan gaya yang sentrigufal, gaya yang mempersatukan,” paparnya.
Pedande Made Gunung, mengajak masyarakat mengajak semua masyarakat untuk tetap tenang dan tentram sehingga dapat bekerja sesuai dengan perannya masing-masing.
Romo Martinus D Situmorang mengharapkan para elit, para anggota di DPR atau di eksekutif, diilhami oleh tuhan sendiri sehingga selalu yakin bahwa harga diri dan makna, jatidiri sebagai pejabat, hanyalah sejauh mereka mengutamakan dan terus menerus mencari keuntungan dan kebaikan seluruh bangsa ini.
“Kepentingan kita bersama jauh lebih penting daripada kepentingan kelompok,” katanya.
Sementara itu Pdt Andreas Y Wangoe menegaskan bahwa presiden terpilih adalah presiden bersama, bukan presiden golongan A atau B.
“Kita menghimbau masyarakat kita dari rasa balas dendam.”
“Kepada anggota DPR kita, mereka mewakili rakyat, bukan mewakili diri sendiri, ini harus dicamkan, sehingga selama lima tahun di Senayan, mereka sungguh-sungguh mewakili rakyat Indonesia.” (mukafi niam)
Sumber www.nu.or.id
Demikian dikatakan oleh mantan ketua umum PBNU KH Hasyim Muzadi usai silaturrahim tokoh nasional lintas agama di Jakarta, Selasa (13/10/2014). Hadir pada acara tersebut mantan ketua MK Jimly Assiddiqie, mantan wapres Try Sutrisno, mantan ketua MPR Sidarto Danusubroto tokoh agama Hindu Pedande Made Gunung, Romo Martinus D Situmorang, Pdt Andreas Y Wangoe, Sri Edi Swasono, dan lainnya.
Hasyim juga menghimbau kepada masyarakat, supaya polarisasi dihilangkan dari pendukung salah satu dari kedua kompetitor yang bertarung dalam pilpres.
“Pilpres selesai, maka masyarakat harus disatukan kembali, dan kita harapkan agar elit politik tidak mendorong terjadinya polarisasi dalam masyarakat itu, karena biasanya, sumber polarisasi tidak dari bawah, tetapi dari atas,” tandasnya.
Ia berharap pemimpin yang telah dipilih oleh rakyat diberi kesempatan untuk menata keahliannya mewujudkan program-program yang telah dijanjikan.
“Check and balance merupakan bagian dari demokrasi, janganlah demokrasi digunakan untuk perpecahan,” tandasnya.
Mantan wapres Try Sutrisno mengajak bangsa Indonesia untuk tetap komit dengan Pancasila yang merupakan dasar negara sekaligus jadi filosofi bangsa. “Insyaallah kalau kita pegang teguh kelima sila Pancasila ini, kita akan mampu menghadapi berbagai godaan dan tarikan gaya yang sentripetal, kita menginginkan gaya yang sentrigufal, gaya yang mempersatukan,” paparnya.
Pedande Made Gunung, mengajak masyarakat mengajak semua masyarakat untuk tetap tenang dan tentram sehingga dapat bekerja sesuai dengan perannya masing-masing.
Romo Martinus D Situmorang mengharapkan para elit, para anggota di DPR atau di eksekutif, diilhami oleh tuhan sendiri sehingga selalu yakin bahwa harga diri dan makna, jatidiri sebagai pejabat, hanyalah sejauh mereka mengutamakan dan terus menerus mencari keuntungan dan kebaikan seluruh bangsa ini.
“Kepentingan kita bersama jauh lebih penting daripada kepentingan kelompok,” katanya.
Sementara itu Pdt Andreas Y Wangoe menegaskan bahwa presiden terpilih adalah presiden bersama, bukan presiden golongan A atau B.
“Kita menghimbau masyarakat kita dari rasa balas dendam.”
“Kepada anggota DPR kita, mereka mewakili rakyat, bukan mewakili diri sendiri, ini harus dicamkan, sehingga selama lima tahun di Senayan, mereka sungguh-sungguh mewakili rakyat Indonesia.” (mukafi niam)
Sumber www.nu.or.id
No comments
Post a Comment