Spanduk DPD-II HTI Banjarnegara itu ternyata menjadi bahan lelucon di sosial media dan mendapatkan sindiran di sebuah group facebook "Thariqah Sarkubiyah". Pasalnya seolah HTI mendoakan 'via Spaduk'.
"Mendoakan mayit via tahlil tidak sampai dan bid'ah, tp kalo via spanduk bisa sampai dan tidak bid'ah. Inilah cara HTI. ", tulis Dafid yang mengupload spanduk tersebut.
"Sampai tidaknya silakan hub Contact Person qiqiqi...", tulis Idham Kholid mengomentari.
"enek ae pencitraane", tulis akun Aziz Irsyad.
Nitizen juga menyindir soal penulisan do'a tersebut yang ternyata Dewan Perwakilan Daerah (DPD)-II HTI Banjarnegara perlu belajar tentang penggunaan dlomir. Sebab, mereka menulis 'wa'afihi' dengan dlomir mufrod, sedangkan yang lainnya menggunakan dlomir jama'.
"Tulisane ae salah....", komentar akun Bocah Angon.
"Itu aja nulisnya salah dasar HTI. Yg lain zhomirnya jama' (HUM) kok yg WA'AFIHI zhomirnya mufrod weqeqeqeqe. .....", sindir akun Ibnu Ma'sud.
" Wa'afihi? Padahal sek sakdurunge marje'e jama' kabeh... Hahahaha", tulis Wajih Harun.
" Nulis aja salah apa lagi suruh baca , makanya HTI membet'ah kan tahlil dll itu.", tulis akun Zainal Arifin.
"harusnya " WA'AFIHIM" bukan WA'AFIHI seperti tertulis di spanduk ... gitu mas ... karena dhomir sebelumnya juga pake jama' ... itu baru bab "dhomir" gimana kalo ngaji bab "KULLU" wuah pasti rameee ... nih ...", tulis akun Masih Dadang Sukendr.
"Allahummaghfirlahum warhamhum Wa'afiihim wa'fu'anhum... dhomir "hum" mbalik ke HTI, ben tobat...", tulis akun Fahmi Ali.
"Sinau nahwu shorofe karo mbah google..... dadi salah kaprah", tulis akun Yaya Suraya.
"Memajang distorsi dan kejahilan di tengah jalan..", tulis akun Kang Aldi.
Penulisan yang benar semestinya menggunakan dlomir jama' semuanya :
اللهم اغفر لهم وارحمهم , وعافهم واعف عنهم
Allahummagh-fir Lahum warhamhum wa'afihim wa'fu 'anhum
Muslimat NU dan Muslimah HTI
Selain diatas, ada "lelucon" lain yang menarik untuk diketahui. Bila di NU ada Muslimat NU, maka HTI pun membuat perkumpulan perempuan-perempuan Islam dengan nama "Muslimah HTI".
Sama-sama ada bagian perempuan-perempuan Islam-nya. Bedanya, NU juga memiliki Fatayat (pemudi-pemudi), dan memberikan nama dengan pengetahuan sehingga menggunakan kata "Muslimat" dalam bentuknya jama', sedangkan HTI memberikan nama "Muslimah" tunggal. .
Penulis : Ibnu Manshur

Kalau soal mengumbar aib sesama muslim, Muslimedia News memang pakarnya.
ReplyDeleteAib yang dipajang sendiri oleh HTI agar diketahui orang. Klo gitu HTI pakar umbar aib di spanduk
ReplyDeleteBarangkali bermanfaat.... Saling mengingatkan saja lah.... dan saling introspeksi diri saja... memang bener dlomir yang dipakai menunjukkan tidak menguasai nahwu shorof.... Tapi jangan suka "Kriwikan dadi grojogan". Sesama muslim kalau saling menghina sama saja sedang menjelek-jelekkan diri sendiri / Islam itu sendiri...
ReplyDeleteorang NU katanya ngaku ahli sunnah wal jamaah... ngikutin salafus saleh..
ReplyDeleteMungkin salafus saleh terdahulu :
1. Suka fitnah..
2. Suka mencaci
3. Suka menghina
4. Suka meremehkan
Makanya para pengikutnya jg ikut ikutan.. atau para pengikutnya yg salah ngikutin panutan???
Tanya kenapa?
Ustadz/Kyai ibnu manshur dkk, apa ya pantes panjenengan semua yang ahli dhomir, tau ada saudaranya khilaf kok malah dibully via sosmed?
ReplyDeleteTrus mengenai pernyataan yang mengatakan HTI membidahkan tahlil, apa itu bisa dipertanggungjawabkan sumbernya? Siapa yang bicara?
Gitu panjenengan ngklaim diri sbg ahlussunah wal jamaah, apa sunnah bagi orang khilaf di bully? Apa sunnah menebar fitnah dan kebencian kpd sesama muslim?
Bisa jadi cuma salah tulis atau cetak. kan yg hilang cm huruf m. Kemungkinan cm salah cetak. Saya bkn HTI tp ayolah bikin tulisan yg bermutu.
ReplyDeletepakar ny mberi fitnah
ReplyDeleteLho yg nulis tdk pernah ngaku sbg org NU ..kok NU yg dibawa2..
ReplyDeleteKesalahan ya tetap kesalahan..kok cermin dan medianya yg dihujat..ini yg tk pernah mau belajar dr kelemahan dan kebodohan diri...bukan muslim..Krn muslim selalu bersemangat hijrah..
mekenye yg teliti. bisa jadi niatnya ga tulus.sekarang kan musim pencitraan.
ReplyDeleteWkkwkwkwkk... bukan hanya dhomirnya Wa'afihi yg salah tp tulisan depannya jg salah.
ReplyDeleteseharusnya Allahummaghfir lahum yg artinya ya Allah ampunilah mereka tp yg di tulis Allahummagh Firlahum. Firlahum apa artinya coba???
Saudara seiman HTI, itu sbagai tanda buat anda semua, perlu Belajar lagi,. Belajar agama nya di tuntaskan jangan setengah2, belajar sama ulama' yg paham ilmu2 salaf, bukan dari terjemahan buku sekarang,. Allohummahdi HTI fainnahum la ya'lamun..
ReplyDeleteya kalo salah ditegur dong kang, koq malah dicibir.. :)
ReplyDelete@Dodo,, itu kamu juga memfitnah, mencaci, dan menghina.. lha kamu orang apa???
ReplyDeleteAlhamdulillah...
ReplyDeleteSaudaraku yg sedang memperjuangkan sempurnanya kalimat Allah dimuka bumi ini
Bersyukurlah ternyata byk saudara kita yg slalu memperhatikan gerak-gerik kita smua
Walau memang terkadang teguran itu terasa pahit dan tajam
Jadikan smua itu adlh motivasi tertinggi utk kita
Terus belajar utk Hukum Allah yg sempurna
Smoga Rahmat Allah slalu tercurah utk sluruh ummat Rasulullah. Aamiin...
Kalo HTI engga rusuh gangguin dakwah NU, mungkin kebodohannya akan ditolong. Tapi kenyataannya NU dijadikan lawan dakwahnya.
ReplyDeleteKalo njenengan membaca dengan seksama, tulisan di atas bermaksud menunjukkan kesalahan terus diberi koreksi atas kesalahan itu. Sungguh keji jika dianggap mempermalukan, apalagi membully. Untung masih ada yang mengoreksi.
ReplyDeletekata muslimah HTI sudah benar dan pas,krena:
ReplyDelete1.di indonesia kita lebih baik menggunakan dzauq al lughoh(rasa bahasa) orang indonesia
2.kalau mereka konsisten sharusnya,mereka tdk mggunakan istilah muallaf u orang yg msuk islam.krna bhs arabnya orang yg baru masuk islam adalah muslim jadid.
3.mhti d arab populer dg istilah syabat hizbut tahrir.sesuai dg geografis bahasanya
4.orang yg mengkritik istilah tersebut.mnurut saya baru belajar nahwu shorof(gramatika arab),sok pinter bhs arab
5.baru belajar,ia sombong menghina hti.seolah olah aktivis hti tdk bs bhs arab.padahal hanya oknum
6.bhs arab aktivis hti muttashil(bersambung) dg dunia arab/islam.krna hti berpusat di arab
7.kwajiban khilafah tdk akan pernah runtuh dg isu murahan ini
8.mdh2n kita diberi keihlasan mnerima kebenaran mskipun yg mengucapkan tak bs bhs al quran.
undhur ma qool wala tandhur manqool(lihatlah apa yg diucapkan,jangan lihat siapa yg mengucapkan).
allahumma arinal haqqo haqqo warzuqnattiba'ah wa arinal bathila bathila warzuqnajtinabah.amien
wallahu alam wasyukron
Gak popo to mas Admin... Pake Muslimah... Munfared... Sangat cocok dengan shifat egois pengen benar sendiri
ReplyDeleteWakakakaka
Terima saja kritiknya ngga usah pakai apologi, kalau ada yg memperbaiki jangan gusar. Soal HTI suka mencampuri dakwah ormas lain itu memangterkenal, dengan tarbiyah dan lainnya kalian juga benturan. Kalau kemampuan bahasa Arab kurang ya akui saja, petinggi HTI memang punya kemampuan bahasa Arab yg pas2an.
ReplyDeleteSudah toh kita saudara, musuh yang nyata masih banyak
ReplyDeletedulu zaman Baginda Rasul masih hidup, ada seorang pemuka masyarakat arab yang sangat fasih bahasa Arab (Abu Jahal)
ReplyDeletetetapi bahasa Arab nya tidak menjadikan dia sebagai pendakwah Islam yang mumpuni, malahan menjadi musuh Islam nomor wahid
lantas kenapa anda membahas NU?
ReplyDeletetopik yang dibacarakan ini adalah kesalahan penulisan yang dilakukan oleh HTI, tidak ada sangkut pautnya dengan NU ataupun ormas lain.
cara anda berkomentar menunjukkan bagaimana karakter anda.
mas dodo belum makan mbak., sudah2
ReplyDeleteHaha manusia bisa salah :)) besok lagi dibenerin ya bro, udah bagus disainnya..
ReplyDeleteDodo itu khan merk Dot, Dadi mungkin pas posting belum mimik Dot, Akhirnya gak sadar bahwa dia termasuk memfitnah, hadeeeeeh
ReplyDeletemasalah doa jadi bahan gunjingan...???
ReplyDeletealangkah baiknya kita sama2 berdoa buat kebaikan bersama....apalagi utk saudara2 yg lagi terkena musibah.....
pak penulis, tidak ada tulisan yang lain nih? jika memang HTI salah, bukannya lebih baik diingatkan, bukan diberitakan secara massal begini. Mari kita lihat, akibat berita ini, komen2nya saling mengolok-olok antar organisasi Islam. Padahal kita sama-sama muslim. pak penulis ikut bertanggung jawab juga lho atas "olok2an yang terjadi di kolom komentar" nanti di akhirat.
ReplyDeleteEhhh kontol kalian semua.. Ngaku punya agama semua, ujung2 ny tetep sok2an jg... Riya banget ulama2 kontol kalian..
ReplyDeletePerlu di ketahui? Apa benar yang nulis memang dari HTI? Nah ? Kalau ini aja dipermasalahkan? Kapan bersatunya untuk menuntas masalah umat. Yang masih dalam imperialis barat. Musuh no 1 adalah kafir. Jadi masalah kecil jangan diperbesar. Senang banget kayaknya di adu domba. Bagi syabab n syabah pejuang syariah. Jangan terpancing dan tetaplah bersabar .
ReplyDelete081334670290
ReplyDeleteItu nomornya.. :D
tulisan itu di pemakaman korban bencana longsor desa samapang dusun jemblun karang kobar tepat di tepi jalan,
ReplyDeletesiapa bilang tahlil bid'ah...???
ReplyDeletekalo Demokrasi sudah Jelas KUFUR.
ini kan emang media orang muslim masbro.. jadi ga ada salahnya kalo si mimin post tentang berita ini.. soal baik buruknya komentar kan punya tanggung jawab masing-masing.. baik buruknya lidah maupun jari kan kembali ke diri masing2 ^^
ReplyDeleteuntuk ucapan kalimat Aamiin mungkin bisa dihilangkan huruf E nya ^_^
ReplyDeleteDlomir apaan pak? Dhomir kalee
ReplyDeleteSemoga cepat sadar, satu lagi NKRI HARGA MATIIIII, jangan samakan sama negeri onta2
ReplyDeleteMuslim media kok standar jurnalistiknya kaya gini ya..? Nggak ada yg mnguasai bidang jurnalistik ya..?
ReplyDeleteterus dari HTI Mau menghancurkan NKRI ? Apakah anda pantas hidup di Negara yang selama ini dilindungi Allah yang dulu diperjuangkan pahlawan ?
ReplyDeletesyariah sebaiknya anda terapkan di diri anda sendiri, yakinkan hatimu. Bukan dengan menghancurkan NKRI!!!
ReplyDeletekalau NKRI ? terus jasa pahlawan anda anggap enteng ?
ReplyDeletetidak pernah hti menjadikan NU sbg lawan dakwah. tidak sedikit anggota sybab hti itu berasal dari kalangan NU dan Muhammadiyah
ReplyDeletemana ada NKRI, ada nya DEMOKRASI coi!!! mikir donk. itu neger KAPITALIS BARAT.
ReplyDeletebelajar sejarah dulu bro. pahlawan itu memperjuangkan syariat islam.!!!
ReplyDeletejustru syariah itu membuat NKRI lebih baik. bukan menghancurkan.
ReplyDeletesampean Muslim Kok malah ragu dengan SYARIAH ISLAM BISA mengatur NEGARA. MIKIR DONK!!!
hihihihi lucu, coba kirim doanya pake JNE biasanya nyampe
ReplyDeleteatau nggak COD :D
Oalah dodo...islam anda seberapa ce...sholat paling yo telad...nama anda juga menggelitik...sprti orng tdk punya otak
ReplyDeleteJgn jadi pahlawan kesiangan dg menghina orang NU...tobat aja,sblum dtahlili...
ahlussunnah adlah yang hidup berpegang dengan AlQuran, Sunnah(ajaran) Nabi, kesepakatan pemahaman para sahabat(murid) nabi, semuanya bisa jadi ahlussunnah, apapun kelompok dan organisasinya, bila mengikuti jalan di atas...
ReplyDeleteAyo rebut kembali Timor-Timur
ReplyDeleteInilah orang yg tidak bisa antara maksud do'a dan bacaan tahlil,,harus bisa apa mendo'akan,,,apa pemerian pahala dari yg diaca...../?
ReplyDeleteMengkaji Ilmu2 ISLAM seperti org makan pisang.
ReplyDeletedibuka dlu kulitnya, baru makan isinya, setelah makan isinya baru terasa nikmatnya. selanjutnya kulit pisang jgn dibuang sembarangan agar tidak mencekai org lain.
Ilmu ISLAM hrus qta telaah dgn bner, dikaji, dicerna dipahami baru qta amalkan didlm kehidupan sehari2. mana hal2 yg tidak bner jgn qta ajarkan/sebarkan k org lain, agar org lain tidak celaka.
semoga bermanfaat........
Kalau pakai spanduk kan yang baca bukan orang HTI, tapi orang lain yg kebetulan baca ya jadi gak kena Bid'ah yang kena bid'ah ya yang baca (mgkn itu alasan mereka)
ReplyDeleteHidup Hizbut TAHLIL
ReplyDeleteSetuju sekali. 2 jempol. Semoga komentar diatas ini bisa memberikan hidayah kepada kita semua :)
ReplyDelete=> muallaf artinya apa ya?
ReplyDelete=> khilafah ? :D