BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

Tuesday, January 27, 2015

Tidak Paham Dlomir, Spanduk HTI ini Jadi Lelucon di Sosmed

Muslimedianews.com ~ Bencana yang terjadi di Banjarnegara beberapa waktu lalu (2014) mengundang simpati di berbagai lapiran masyarakat, baik individu maupun kelompok, seperti partai, ormas, dan sebagainya. Termasuk dari salah satu gerakan Islam transnasional yang anti-NKRI turut ambil bagian untuk menarik simpati, yaitu Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).


Spanduk berwarna hitam putih dan garis jingga pun dibentangkan oleh pihak HTI. Spanduk itu bertuliskan "HIZBUT TAHRIR INDONESIA" pada bagian atas, "Allahummagh Firlahum warhamhum Wa'afihi Wa'fu'anhum" pada bagian tengah, dan "DPD-II HTI BANJARNEGARA ... CP. 081334670290" pada bagian bawah.

Spanduk DPD-II HTI Banjarnegara itu ternyata menjadi bahan lelucon di sosial media dan mendapatkan sindiran di sebuah group facebook "Thariqah Sarkubiyah". Pasalnya seolah HTI mendoakan 'via Spaduk'.

"Mendoakan mayit via tahlil tidak sampai dan bid'ah, tp kalo via spanduk bisa sampai dan tidak bid'ah. Inilah cara HTI. ", tulis Dafid yang mengupload spanduk tersebut.

"Sampai tidaknya silakan hub Contact Person qiqiqi...", tulis Idham Kholid mengomentari.

"enek ae pencitraane"
, tulis akun Aziz Irsyad.

Nitizen juga menyindir soal penulisan do'a tersebut yang ternyata Dewan Perwakilan Daerah (DPD)-II HTI Banjarnegara perlu belajar tentang penggunaan dlomir. Sebab, mereka menulis 'wa'afihi' dengan dlomir mufrod, sedangkan yang lainnya menggunakan dlomir jama'.

"Tulisane ae salah....", komentar akun Bocah Angon.

"Itu aja nulisnya salah dasar HTI. Yg lain zhomirnya jama' (HUM) kok yg WA'AFIHI zhomirnya mufrod weqeqeqeqe. .....", sindir akun Ibnu Ma'sud.

" Wa'afihi? Padahal sek sakdurunge marje'e jama' kabeh... Hahahaha", tulis Wajih Harun.

" Nulis aja salah apa lagi suruh baca , makanya HTI membet'ah kan tahlil dll itu.", tulis akun Zainal Arifin.

"harusnya " WA'AFIHIM" bukan WA'AFIHI seperti tertulis di spanduk ... gitu mas ... karena dhomir sebelumnya juga pake jama' ... itu baru bab "dhomir" gimana kalo ngaji bab "KULLU" wuah pasti rameee ... nih ...", tulis akun Masih Dadang Sukendr.

"Allahummaghfirlahum warhamhum Wa'afiihim wa'fu'anhum... dhomir "hum" mbalik ke HTI, ben tobat...", tulis akun Fahmi Ali.

"Sinau nahwu shorofe karo mbah google..... dadi salah kaprah", tulis akun Yaya Suraya.

"Memajang distorsi dan kejahilan di tengah jalan..", tulis akun Kang Aldi.

Penulisan yang benar semestinya menggunakan dlomir jama' semuanya :
اللهم اغفر لهم وارحمهم , وعافهم واعف عنهم
Allahummagh-fir Lahum warhamhum wa'afihim wa'fu 'anhum

Muslimat NU dan Muslimah HTI

Selain diatas, ada "lelucon" lain yang menarik untuk diketahui. Bila di NU ada Muslimat NU, maka HTI pun membuat perkumpulan perempuan-perempuan Islam dengan nama "Muslimah HTI".

Sama-sama ada bagian perempuan-perempuan Islam-nya. Bedanya, NU juga memiliki Fatayat (pemudi-pemudi), dan memberikan nama dengan pengetahuan sehingga menggunakan kata "Muslimat" dalam bentuknya jama', sedangkan HTI memberikan nama "Muslimah" tunggal. .



Penulis : Ibnu Manshur
« PREV
NEXT »

54 comments

  1. Kalau soal mengumbar aib sesama muslim, Muslimedia News memang pakarnya.

    ReplyDelete
  2. Aib yang dipajang sendiri oleh HTI agar diketahui orang. Klo gitu HTI pakar umbar aib di spanduk

    ReplyDelete
  3. Barangkali bermanfaat.... Saling mengingatkan saja lah.... dan saling introspeksi diri saja... memang bener dlomir yang dipakai menunjukkan tidak menguasai nahwu shorof.... Tapi jangan suka "Kriwikan dadi grojogan". Sesama muslim kalau saling menghina sama saja sedang menjelek-jelekkan diri sendiri / Islam itu sendiri...

    ReplyDelete
  4. orang NU katanya ngaku ahli sunnah wal jamaah... ngikutin salafus saleh..

    Mungkin salafus saleh terdahulu :
    1. Suka fitnah..
    2. Suka mencaci
    3. Suka menghina
    4. Suka meremehkan
    Makanya para pengikutnya jg ikut ikutan.. atau para pengikutnya yg salah ngikutin panutan???

    Tanya kenapa?

    ReplyDelete
  5. Ustadz/Kyai ibnu manshur dkk, apa ya pantes panjenengan semua yang ahli dhomir, tau ada saudaranya khilaf kok malah dibully via sosmed?
    Trus mengenai pernyataan yang mengatakan HTI membidahkan tahlil, apa itu bisa dipertanggungjawabkan sumbernya? Siapa yang bicara?
    Gitu panjenengan ngklaim diri sbg ahlussunah wal jamaah, apa sunnah bagi orang khilaf di bully? Apa sunnah menebar fitnah dan kebencian kpd sesama muslim?

    ReplyDelete
  6. Bisa jadi cuma salah tulis atau cetak. kan yg hilang cm huruf m. Kemungkinan cm salah cetak. Saya bkn HTI tp ayolah bikin tulisan yg bermutu.

    ReplyDelete
  7. pakar ny mberi fitnah

    ReplyDelete
  8. Lho yg nulis tdk pernah ngaku sbg org NU ..kok NU yg dibawa2..
    Kesalahan ya tetap kesalahan..kok cermin dan medianya yg dihujat..ini yg tk pernah mau belajar dr kelemahan dan kebodohan diri...bukan muslim..Krn muslim selalu bersemangat hijrah..

    ReplyDelete
  9. mekenye yg teliti. bisa jadi niatnya ga tulus.sekarang kan musim pencitraan.

    ReplyDelete
  10. Wkkwkwkwkk... bukan hanya dhomirnya Wa'afihi yg salah tp tulisan depannya jg salah.
    seharusnya Allahummaghfir lahum yg artinya ya Allah ampunilah mereka tp yg di tulis Allahummagh Firlahum. Firlahum apa artinya coba???

    ReplyDelete
  11. Saudara seiman HTI, itu sbagai tanda buat anda semua, perlu Belajar lagi,. Belajar agama nya di tuntaskan jangan setengah2, belajar sama ulama' yg paham ilmu2 salaf, bukan dari terjemahan buku sekarang,. Allohummahdi HTI fainnahum la ya'lamun..

    ReplyDelete
  12. liana kurniawati29 January 2015 at 12:44

    ya kalo salah ditegur dong kang, koq malah dicibir.. :)

    ReplyDelete
  13. @Dodo,, itu kamu juga memfitnah, mencaci, dan menghina.. lha kamu orang apa???

    ReplyDelete
  14. Alhamdulillah...
    Saudaraku yg sedang memperjuangkan sempurnanya kalimat Allah dimuka bumi ini
    Bersyukurlah ternyata byk saudara kita yg slalu memperhatikan gerak-gerik kita smua
    Walau memang terkadang teguran itu terasa pahit dan tajam

    Jadikan smua itu adlh motivasi tertinggi utk kita
    Terus belajar utk Hukum Allah yg sempurna

    Smoga Rahmat Allah slalu tercurah utk sluruh ummat Rasulullah. Aamiin...

    ReplyDelete
  15. Kalo HTI engga rusuh gangguin dakwah NU, mungkin kebodohannya akan ditolong. Tapi kenyataannya NU dijadikan lawan dakwahnya.

    ReplyDelete
  16. Kalo njenengan membaca dengan seksama, tulisan di atas bermaksud menunjukkan kesalahan terus diberi koreksi atas kesalahan itu. Sungguh keji jika dianggap mempermalukan, apalagi membully. Untung masih ada yang mengoreksi.

    ReplyDelete
  17. kata muslimah HTI sudah benar dan pas,krena:
    1.di indonesia kita lebih baik menggunakan dzauq al lughoh(rasa bahasa) orang indonesia
    2.kalau mereka konsisten sharusnya,mereka tdk mggunakan istilah muallaf u orang yg msuk islam.krna bhs arabnya orang yg baru masuk islam adalah muslim jadid.
    3.mhti d arab populer dg istilah syabat hizbut tahrir.sesuai dg geografis bahasanya
    4.orang yg mengkritik istilah tersebut.mnurut saya baru belajar nahwu shorof(gramatika arab),sok pinter bhs arab
    5.baru belajar,ia sombong menghina hti.seolah olah aktivis hti tdk bs bhs arab.padahal hanya oknum
    6.bhs arab aktivis hti muttashil(bersambung) dg dunia arab/islam.krna hti berpusat di arab
    7.kwajiban khilafah tdk akan pernah runtuh dg isu murahan ini
    8.mdh2n kita diberi keihlasan mnerima kebenaran mskipun yg mengucapkan tak bs bhs al quran.
    undhur ma qool wala tandhur manqool(lihatlah apa yg diucapkan,jangan lihat siapa yg mengucapkan).
    allahumma arinal haqqo haqqo warzuqnattiba'ah wa arinal bathila bathila warzuqnajtinabah.amien
    wallahu alam wasyukron

    ReplyDelete
  18. Gak popo to mas Admin... Pake Muslimah... Munfared... Sangat cocok dengan shifat egois pengen benar sendiri
    Wakakakaka

    ReplyDelete
  19. Terima saja kritiknya ngga usah pakai apologi, kalau ada yg memperbaiki jangan gusar. Soal HTI suka mencampuri dakwah ormas lain itu memangterkenal, dengan tarbiyah dan lainnya kalian juga benturan. Kalau kemampuan bahasa Arab kurang ya akui saja, petinggi HTI memang punya kemampuan bahasa Arab yg pas2an.

    ReplyDelete
  20. Sudah toh kita saudara, musuh yang nyata masih banyak

    ReplyDelete
  21. Tubagus Ahmad Dimyati30 January 2015 at 21:06

    dulu zaman Baginda Rasul masih hidup, ada seorang pemuka masyarakat arab yang sangat fasih bahasa Arab (Abu Jahal)

    tetapi bahasa Arab nya tidak menjadikan dia sebagai pendakwah Islam yang mumpuni, malahan menjadi musuh Islam nomor wahid

    ReplyDelete
  22. lantas kenapa anda membahas NU?
    topik yang dibacarakan ini adalah kesalahan penulisan yang dilakukan oleh HTI, tidak ada sangkut pautnya dengan NU ataupun ormas lain.

    cara anda berkomentar menunjukkan bagaimana karakter anda.

    ReplyDelete
  23. mas dodo belum makan mbak., sudah2

    ReplyDelete
  24. Haha manusia bisa salah :)) besok lagi dibenerin ya bro, udah bagus disainnya..

    ReplyDelete
  25. Dodo itu khan merk Dot, Dadi mungkin pas posting belum mimik Dot, Akhirnya gak sadar bahwa dia termasuk memfitnah, hadeeeeeh

    ReplyDelete
  26. masalah doa jadi bahan gunjingan...???
    alangkah baiknya kita sama2 berdoa buat kebaikan bersama....apalagi utk saudara2 yg lagi terkena musibah.....

    ReplyDelete
  27. pak penulis, tidak ada tulisan yang lain nih? jika memang HTI salah, bukannya lebih baik diingatkan, bukan diberitakan secara massal begini. Mari kita lihat, akibat berita ini, komen2nya saling mengolok-olok antar organisasi Islam. Padahal kita sama-sama muslim. pak penulis ikut bertanggung jawab juga lho atas "olok2an yang terjadi di kolom komentar" nanti di akhirat.

    ReplyDelete
  28. ostman bin atang1 February 2015 at 12:27

    Ehhh kontol kalian semua.. Ngaku punya agama semua, ujung2 ny tetep sok2an jg... Riya banget ulama2 kontol kalian..

    ReplyDelete
  29. Perlu di ketahui? Apa benar yang nulis memang dari HTI? Nah ? Kalau ini aja dipermasalahkan? Kapan bersatunya untuk menuntas masalah umat. Yang masih dalam imperialis barat. Musuh no 1 adalah kafir. Jadi masalah kecil jangan diperbesar. Senang banget kayaknya di adu domba. Bagi syabab n syabah pejuang syariah. Jangan terpancing dan tetaplah bersabar .

    ReplyDelete
  30. 081334670290
    Itu nomornya.. :D

    ReplyDelete
  31. Rasyid Ridho Al Anwar1 February 2015 at 18:22

    tulisan itu di pemakaman korban bencana longsor desa samapang dusun jemblun karang kobar tepat di tepi jalan,

    ReplyDelete
  32. siapa bilang tahlil bid'ah...???
    kalo Demokrasi sudah Jelas KUFUR.

    ReplyDelete
  33. ini kan emang media orang muslim masbro.. jadi ga ada salahnya kalo si mimin post tentang berita ini.. soal baik buruknya komentar kan punya tanggung jawab masing-masing.. baik buruknya lidah maupun jari kan kembali ke diri masing2 ^^

    ReplyDelete
  34. untuk ucapan kalimat Aamiin mungkin bisa dihilangkan huruf E nya ^_^

    ReplyDelete
  35. Dlomir apaan pak? Dhomir kalee

    ReplyDelete
  36. Semoga cepat sadar, satu lagi NKRI HARGA MATIIIII, jangan samakan sama negeri onta2

    ReplyDelete
  37. Muslim media kok standar jurnalistiknya kaya gini ya..? Nggak ada yg mnguasai bidang jurnalistik ya..?

    ReplyDelete
  38. terus dari HTI Mau menghancurkan NKRI ? Apakah anda pantas hidup di Negara yang selama ini dilindungi Allah yang dulu diperjuangkan pahlawan ?

    ReplyDelete
  39. syariah sebaiknya anda terapkan di diri anda sendiri, yakinkan hatimu. Bukan dengan menghancurkan NKRI!!!

    ReplyDelete
  40. kalau NKRI ? terus jasa pahlawan anda anggap enteng ?

    ReplyDelete
  41. tidak pernah hti menjadikan NU sbg lawan dakwah. tidak sedikit anggota sybab hti itu berasal dari kalangan NU dan Muhammadiyah

    ReplyDelete
  42. mana ada NKRI, ada nya DEMOKRASI coi!!! mikir donk. itu neger KAPITALIS BARAT.

    ReplyDelete
  43. belajar sejarah dulu bro. pahlawan itu memperjuangkan syariat islam.!!!

    ReplyDelete
  44. justru syariah itu membuat NKRI lebih baik. bukan menghancurkan.
    sampean Muslim Kok malah ragu dengan SYARIAH ISLAM BISA mengatur NEGARA. MIKIR DONK!!!

    ReplyDelete
  45. Hery Afiq Maulana4 February 2015 at 15:27

    hihihihi lucu, coba kirim doanya pake JNE biasanya nyampe
    atau nggak COD :D

    ReplyDelete
  46. Oalah dodo...islam anda seberapa ce...sholat paling yo telad...nama anda juga menggelitik...sprti orng tdk punya otak

    Jgn jadi pahlawan kesiangan dg menghina orang NU...tobat aja,sblum dtahlili...

    ReplyDelete
  47. ahlussunnah adlah yang hidup berpegang dengan AlQuran, Sunnah(ajaran) Nabi, kesepakatan pemahaman para sahabat(murid) nabi, semuanya bisa jadi ahlussunnah, apapun kelompok dan organisasinya, bila mengikuti jalan di atas...

    ReplyDelete
  48. Ayo rebut kembali Timor-Timur

    ReplyDelete
  49. Inilah orang yg tidak bisa antara maksud do'a dan bacaan tahlil,,harus bisa apa mendo'akan,,,apa pemerian pahala dari yg diaca...../?

    ReplyDelete
  50. Armi Lesmana Al Falaani18 February 2015 at 14:19

    Mengkaji Ilmu2 ISLAM seperti org makan pisang.
    dibuka dlu kulitnya, baru makan isinya, setelah makan isinya baru terasa nikmatnya. selanjutnya kulit pisang jgn dibuang sembarangan agar tidak mencekai org lain.
    Ilmu ISLAM hrus qta telaah dgn bner, dikaji, dicerna dipahami baru qta amalkan didlm kehidupan sehari2. mana hal2 yg tidak bner jgn qta ajarkan/sebarkan k org lain, agar org lain tidak celaka.
    semoga bermanfaat........

    ReplyDelete
  51. Kalau pakai spanduk kan yang baca bukan orang HTI, tapi orang lain yg kebetulan baca ya jadi gak kena Bid'ah yang kena bid'ah ya yang baca (mgkn itu alasan mereka)

    ReplyDelete
  52. Setuju sekali. 2 jempol. Semoga komentar diatas ini bisa memberikan hidayah kepada kita semua :)

    ReplyDelete
  53. Khairul Amin Al Azmi27 July 2015 at 06:25

    => muallaf artinya apa ya?
    => khilafah ? :D

    ReplyDelete