728x90

468x60

Wednesday, February 03, 2016

Awas! Ustadz Wahabi Membodohimu Tentang Imam Al-Asy'ari


Muslimedianews.com ~ Para ustadz Wahabi, selalu mengatakan bahwa Imam Abu Hasan al-Asy'ari rahimahullah menyatakan dirinya bertaubat dari ilmu kalam dan kembali kepada manhaj salaf, yang dianut oleh para ahli hadits. Pendapat mereka didasarkan kepada kitab al-Ibanah--yang terjemahannya sudah beredar bebas--yang ditulis Imam al-Asy'ari paska taubatnya dari Mu'tazilah.

Penyampaian informasi itu dilakukan berulang-ulang di berbagai kesempatan. Dan masyarakat pun seperti percaya dengan penyampaian itu. Apakah penyampaian itu tanpa pamrih atau tanpa kepentingan? Agaknya sulit untuk mengiyakan pertanyaan tersebut. Seperti dikatakan Habermas--demikian juga Michel Foucoult-- tidak ada pengetahuan yang disampaikan tanpa kepentingan. Sementara itu, dari sudut pandang framing, penyampaian informasi yang tidak utuh itu mengandung pesan tertentu.

Dari sudut pandang politik, penyampaian para ustadz Wahabi di atas mengandung muatan pertarungan kekuasaan. Para ustadz Wahabi tahu betul bahwa NU mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kekuasaan. Kuatnya pengaruh itu ditopang oleh besarnya kepercayaan yang diberikan masyarakat Muslim terhadap NU, meskipun ormas ini tak jarang mengalami dinamika internal.

Besarnya kepercayaan itu, menurut pandangan kalangan Wahabi, hanya bisa diruntuhkan dengan membangun ketidakpercayaan kalangan Nahdliyyin terhadap elitnya yaitu kalangan kiai. Teori seperti ini agak mirip dengan pandangan yang pernah dikemukakan Karl Marx, bahwa kapitalisme akan runtuh oleh saling tidak percaya di antara mereka.

Dengan penyampaian informasi tentang sikap Imam al-Asy'ari di dalam kitab al-Ibanah, diharapkan muncul anggapan bahwa para kiai NU selama ini menyembunyikan informasi yang sebenarnya tentang madzhab al-Asy'ari. Dari situ bukan tidak mungkin akan terjadi eksodus warga NU menjadi jamaah Wahabi-Salafy.

Yang tidak dimunculkan dari informasi tentang Imam al-Asy'ari itu adalah bahwa setelah Imam al-Asy'ari menulis kitab al-Ibanah yang berisi dukungan kepada ahli hadits, beliau menulis kitab al-Istihsan yang isinya justru mengkritik metode berpikir kalangan ahli hadits, termasuk di dalamnya Imam Ahmad bin Hanbal. Inilah yang tidak diketahui kalangan awam. (Oleh: KH. Abdi Kurnia Djohan).

« PREV
NEXT »