Terjamah matan Ta'lim al-Mutallim ini dari Pondok pesantren Al-Hikmah Bengkel Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat NTB.
Dengan Nama Allah
yang Maha Pengassih Lagi Maha Penyayang.
Segala puji milik
Allah yang telah memberikan kelebihan kepada anak Adam engan Ilmu dan amal
terhadap seluruh alam, dan Solawat kepada Muhammad penghulu orang Arab dan
non Arab, dan kepada keluyarganya dan sahabatnya yang menjadi sumber ilmu dan
Hikmah.
|
(بسم
الله الرحمن الرحيم )
الحمد الله الذى
فضل بنى آدم بالعلم والعمل على جميع العالم والصلاة على محمد سيد العرب والعجم
وعلي آله وأصحابه ينابيع العلوم والحكم
|
(Adapun setelah
itu) maka tatkala malihat kebanyakan dari para pelajar/ penuntut ilmu di
zaman kita, tidak mendapatkan ilmudan tidak sampai kepadanya, atau dari
manfaatnyadan buahnya, yaitu beramal denga ilmu tersebut dan menebarkan,
mereka terhalang tatkala mereka salah jalannya dan meninggalkan
syarat-syaratnya, setiap orang yang salah jalan maa dia tersesat. Mereka
tidak mendapat apa yang menjadi tujuan sedikit maupun banyak. Aku ingin dan
aku sukauntuk menjelaskan bagi mereka jalan (yang harus di tempuh) dalam belajar,
atas apa yang aku dengar, atas dari pada guru-guru yang memiliki ilmu dan
hikmah,dengan mengharapkan do`a untukku yang sangat ku harapkan padanya
dengan penuh ikhlasdengan mendapatkaneberuntungan bersih di hari akhir,
setelah aku memintaagar di pilihkan oleh allohswt, padanya (aku memberinya
nama
|
(وبعد)
فلما رأيت كثيرا من طلاب العلم في زماننا لايجدون الى العلم
ولايصلون، أومن
منافعه وثمراته وهي العمل به والنشريحرمون لما أنهم أخطؤا طرائقه وتركوا
شرائطه وكل من أخطأ الطريق ضل، ولاينال المقصود قل أوجل أردت وأحببت أن أبين لهم
طريق التعلم على مارأيت في الكتب وسمعت من أساتيذى أولى العلم والحكم رجاء الدعاءلى
من الراغبين فيه المخلصين بالفوزوالخلاص في يوم الدين
بعد مااستخرت الله تعالى فيه (وسميته)
|
Ta’limul
muta’allim jalan yang di tempuh dalam belajar, dan aku menjadikan nya
beberapa fasal 1-*Fasal* tentang hakekat ilmu, fiqih dan fadilah nya.
2-*Fasal* tentang niat pada sa’at belajar 3-*Fasal* tentang memilih ilmu,
ustaz, teman dan ketabahan. 4-*Fasal* tentang mengagungkan ilmu dan orang
yang berilmu. 5-*Fasal* tentang bersungguh-sungguh dan terus menerus (dalam
belajar) dan cita-cita tinggi.
|
تعليم المتعلم طريق التعلم وجعلته فصولا "فصل"
في ماهية العلم والفقه وفضله "فصل" في النية فى حال التعلم "فصل"
في اختيار العلم والأستاذوالشريك والثبات "فصل" في تعظيم العلم
وأهله "فصل" في الجدوالمواظبة والهمة.
|
6-*Fasal* tentang
mulai belajar, batasannya, urutan nya. *Fasal* tentang tawakkal.
*Fasal* kasih sayang dan nasehat. *Fasal* tentang mengambil pelajaran. *Fasal*
tentang wara’ pada sa’at belajar. *Fasal* tentang hal-hal yang menjadi kan kuat
hafalan, dan yang menjadikan lupa. *Fasal* tentang perkara yang mendatangkan
rizki dan yang menghalangi datangnya rizki, yang dapat menambah usia dan
mengurangi usia, tidak ada yang bisa mendatangkan taufiq kepada ku kecuali
dengan taufiq dari Allah, kepadaNya aku bertawwakkal dan kepadaNya aku
kembali.
(Fasal tentang hakekat ilmu, fiqih
dan fadilahnya) Telah bersabda
Rasulullah saw, menuntut ilmu fardu
|
"فصل" في بداية
السابق وقدره
وترتيبه "فصل" فى التوكل "فصل" في الشفقة
والنصيحة "فصل" في الاستفادة "فصل" في الورع
حال التعلم "فصل" فيما يورث الحفظ والنسيان "فصل"
فيما يجلب الرزق ومايمنع ومايزيد فى العمر وماينقص وماتوفيقى إلا بالله عليه
توكلت واليه أنيب
﴿فصل
فى ماهية العلم والفقه وفضله﴾ قال رسول الله صلى الله تعالى عليه وسلم
طلب العلم فريضة
|
Atas orang mu’in
laki-laki dan perempuan, ketahuilah bahwasanya tidak difardukan atas
tiap-tiap orang yang beriman laki-laki dan perempuan untuk menuntut segala
macam ilmu, akan tetapi dipardukan kepadanya menuntut ilmu hal (ilmu yang di
butuhkan sekarang), sebagaimana dikatakan seafdal-afdal ilmu adalah ilmu hal
dan seafdal-afdal amal adalah menjaga kebutuhan yang sekarang. Difardukan
atas orang-orang muslim menuntut ilmu yang menjadi kebutuhan nya sekarang,
pada sa’at kapan saja, maka sesungguhnya harus baginya dari pada solat, maka
di fardukan bagi nya ilmu yang dibutuhkan baginya didalam solat, dengan
ukuran apa yang dapat membuatnya dapat melaksanakan solat, sehingga dapat melaksanakan
yang wajib, karena apa yang mengantarkan untuk dapat melaksanakan solat fardu,
maka hal itu menjadi fardu, apa yang dapat mengantarkan nya kepada wajib,
maka hal itu menjadi wajib, begitu juga tentang puasa dan zakat, jika dia
punya harta, dan berhaji jika wajib atas nya (melaksanakan haji) begitu juga
halnya dengan dagang jika dia memang pedagang.
|
على كل مسلم ومسلمة إعلم بانه لا يفترض على كل
مسلم ومسلمة طلب كل علم بل يفترض عليه طلب علم الحال كما يقال أفضل
العلم علم الحال وأفضل العمل حفظ الحال يفترض على المسلم طلب علم مايقع له في
حاله فى أى حال كان فانه لا بدله من الصلاة فيفترض عليه علم مايقع له في
الصلاة بقدرما يؤدى به فرض الصلاة ويجب
عليه علم مايقع له بقدرما يؤدى به الواجب لأن مايتوسل به الى إقامة الفرض يكون
فرضا ومايتوسل به الى إقامة الواجب يكون واجبا وكذلك فى الصوم والزكاة ان كان له
مال والحج إن وجب عليه وكذلك في البيوع إن كان يتجر.
|
Dikatakan kepada
Muhammad bin Hasan Mudah-mudahan Allah swt, memberikan Rahmat kepada nya, mengapa engkau tidak menulis satu kitab
tentang zuhud, dia menjawab aku telah menulis kitab tentang jual beli,
maksudnya agar dengan zuhud dapat menghindari hal-hal yang subhat, dan yang
di benci didalam jual beli, begitu juga wajib pada seluruh mua’amalat dan
pekerja’an, dan setiap orang yang sibuk dengan sesuatu dari padanya, maka
difardukan kepadanya ilmu yang dapat menjaganya dari yang haram. Begitu juga
difardukan atasnya ilmu tentang keada’an hati, sifat tawak-kal, inabah
(mengembalikan segala hal kepada Allah), rasa takut, rido maka sesungguhnya
itu adalah kenyata’an terjadi pada segala keada’an dan kemulia’an ilmu
tidaklah tersamar atas seseorang karena itu di khususkan kepada manusia,
sebab semua sifat selain ilmu, bergabung pada diri manusia dengan seluruh
binatang, seperti sifat berani, dan sifat yang sangat keberani, sifat kuat,
sifat baik, sifat kasih sayang, dan lain sebagainya selain ilmu. Dengan
itulah Allah swt, menampakkan
|
قيل لمحمدبن الحسن رحمه الله تعالى ألا تصنف
كتابا فى الزهد قال صنفت كتابا في البيوع يعنى الزاهد من
يتحرزعن الشبهات والمكروهات في التجارات وكذلك يجب في سائرالمعاملات والحرف وكل
من اشتغل بشئ منها يفترض عليه علم التحرز عن الحرام فيه وكذلك يفترض عليه
علم أحوال القلب من التوكل والإنابة والخشية والرضا فإنه واقع في
جميع الأحوال وشرف العلم لايخفى على أحد اذ
هومختض
بالانسانية لأن جميع الخصال سوى العلم يشترك فيها الإنسان وسائر الحيوانات
كالشجاعة والجرأة والقوة والجود والشفقة وغيرهاسوى العلم وبه أظهر الله تعالى
|
Kelebihan Adam
Alaihissolatu wassalam terhadap Malaikat, dan menyuruh mereka untuk bersujud
kepadanya, dan sesungguhnya kemulia’an ilmu karena keada’an nya sebagai
perantara menuju taqwa, yang membuat seseorang berhak untuk mendapatkan
kemuliaan di sisi Allah swt, dan kebahagiaan yang abadi. Sebagaimana
dikatakan kepada Muhammad bin Hasan Bin Abdullah
sebuah sair, belajarlah maka sesungguhnya ilmu itu adalah penghias
bagi pemiliknya, kelebihan, dan pertanda segala kelebihan dan pujian. Dan
jadilah untuk senantiasa bertambah ilmu setiap hari dan berenanglah di lautan
faidah. Belajarlah Ilmu Fiqih karena ilmu fiqih itu seafdal-afdal yang
membimbing kepada kebaikan dan ketakwa’an, dan tujuan yang paling mengena.
Itulah ilmu yang membimbing kepada jalan petunjuk, sebagai benteng yang
menyelamat kan dari segala kesulitan sesungguhnya satu orang yang faqih(alim)
dan wara’ lebih ditakuti oleh syaitan dari pada seribu orang abid(ahli ibadah
yang awam). Begitu juga halnya pada semua akhlak seperti sifat baik, sifat
pelit, sifat pengecut, sifat pemberani, sifat sombong,
|
فضل آدم عليه
الصلاة والسلام على الملائكة وأمرهم بالسجود له وانما شرف العلم لكونه وسيلة الى
التقوى الذى يستحق به الكرامة عندالله تعالى والسعادة الأبدية كما قيل لمحمدبن
الحسن ابن عبدالله شعر تعلم فإن العلم زين لأهله وفضل وعنوان لكل المحامد وكن
مستفيدا كل يوم زيادة من العلم واسبح في بحور الفوائد تفقه فان الفقه أفضل قائد
إلى البروالتقوى وأعدل قاصد هو العلم الهادى إلى سنن الهدى هوالحصن ينجى من جميع
الشدائد فإن فقيها واحدا متورعا أشد على الشيطان من ألف عابد وكذلك فى
سائرالأخلاف نحوالجود والبخل والجبن والجرأة والتكبر
|
Sifat merendah,
sifat menjaga diri dari meminta-minta, sifat berlebih-lebihan (mubazir),
sifat terlalu perhitungan (sangat pelit) dan lain nya. Maka sesungguhnya
sifat sombong, sifat bakhil, sifat pengecut, sifat berlebih-lebihan adalah
haram , dan tidak mungkin dapat menghindarinya kecuali dengan mengetahuinya.
Sesungguh nya Sayid Al-Imam yang terhormat Assahid Nasiruddin, Abul Qasim
menulis sebuah kitab tentang akhlak dan alangkah baiknya apa yang dia tulis
itu. Maka wajib atas tiap-tiap muslim untuk menghapalnya, adapun menghapal
apa yang terjadi pada sebagian waktu itu adalah fardu kifayah, bila sebagian
orang melaksanakan nya, maka gugur dosa yang lain nya. jika tidak ada orang yang melaksanakan nya pada
suatu negeri maka mereka semuanya bergabung dalam dosa. Maka wajib atas para
imam (Penguasa) untuk menyuruh mereka atas yang demikian itu dan memaksa
penduduk negeri untuk yang demikian itu. Dikatakan bahwa ilmu yang terjadi
atas dirinya adalah pada semua keada’an sama dengan makanan, maka harus bagi
masing-masing dari yang demikian itu.
|
والتواضع والعفة
والإسراف والتقتير وغيرها فإن الكبر والبخل والجبن والإسراف حرام
ولايمكن التحرز
عنها إلا بعلمها وعلم ما يضادها فيفترض على كل إنسان علمها وقدصنف السيد الإمام
الأجل الشهيد ناصر الدين أبوالقاسم كتابا فى الأخلاق
ونعم ماصنف فيجب على كل مسلم حفظهاوأماحفظ مايقع في بعض
الإحايين ففرض على سبيل الكفاية إذا قام به البعض فى البلدة سقط عن الباقين فإن
لم يكن في البلدة من يقموم به اشتركوا جميعا في المأثم فيجب على الإمام أن
يأمرهم بذلك ويجبر أهل البلدة على ذلك فقيل بأن علم ما يقع على نفسه في جميع
الأحوال بمنزلة الطعام لابد لكل واحد
|
Dari yang demikian
itu, dan ilmu yang terjadi pada sebagian waktu seperti obat, butuh kepadanya
pada satu waktu , dan ilmu perbintangan seperti orang sakit, maka mempelajarinya adalah haram karena memudaratkan
dan tidak bermampa’at, seakan-akan lari dari qadha’ Allah (keputusan Allah
swt) dan dari ketentuan Nya adalah hal
yang tidak mungkin, maka sepantasnya bagi kaum Muslimin menyibuk kan diri
dalam segala waktunya untuk berzikir kepada Allah swt, berdo’a dan
merendahkan diri di hadapan Allah swt, membaca Alqur’an, bersadaqah, mencegah
bala’ dan memohon kepada Allah swt, sehat wal aafiat di dunia sampai akhirat
agar Allah swt melindunginya dari
bala’ dan berbagai penyakit berat, maka siapa yang di terima doa nya maka
tidak akan terhalang untuk di kabulkan sekalipun bala’ sudah ditakdirkan
untuk menimpanya, tidaklah mustahil baginya akan tetapi Allah akan memudahkan
kepadanya. Dan semoga Allah meng anugrahkan nya kesabaran dengan berkat do’a.
Oh Tuhan Kami, kecuali kalau mempelajari ilmu perbitangan sekedar untuk untuk
mengetahui arah qiblat dan waktu solat
|
من ذلك وعلم ما
يقع فى بعض الأحايين بمنزلة الدواء يحتاج إليه فى بعض الأوقات وعلم النجوم
بمنزلة المرض فتعلمه حرام لأنه يضر ولا ينفع والهرب من قضاءالله تعالى وقدره غير
ممكن فينبغى لكل مسلم أن يشتغل فى جميع أوقاته بذكرالله تعالى والدعاء والتضرع وقراءة القرآن والصدقات
الدافعة للبلاء ويسأل الله تعالى العفو والعافية فى الد نيا والآخرة ليصونه الله
تعالى عن البلاء والآفات فإن من رزق الدعاء لم يحرم الإجابة فإن كان البلاء
مقدرايصيبه لا محا لة ولكن ييسره الله تعالى عليه ويرزقه الصبر ببر كة الدعاء
اللهم إلا اذا تعلم من النجوم قدرما يعرف به القبلة وأوقات الصلاة
|
Maka boleh yang
demikian itu, adapun mempelajari ilmu pengobatan boleh karena merupakan suatu
sebab diantara beberapa sebab, maka boleh mempelajarinya seperti semua sebab. Sesungguhnya telah berobat
Nabi saw, sabagaimana telah dihikayatkan dari Imam Assafi’I semoga Allah swt,
merahmatinya sesungguhnya Nabi saw, bersabda
ilmu itu ada dua macam: 1-Ilmu Fiqih untuk Agama. 2-Ilmu fiqih untuk
Agama, ilmu pengobatan untuk Badan, apa yang selain itu sebagai pelengkap
majlis.
Adapun penapsiran Ilmu itu adalah suatu sifat yang
menjadikan orang menjadi jelas bagi siapa yang memegangnya, hal itu sebagai
mana di sebutkan, sedangkan fiqih adalah
mengetahui secara mendetail. Telah berkata Abu Hanifah mudah-mudahan Allah
swt, merahmatinya ilmu fiqih adalah ilmu tentang bagaimana mengetahui diri
dan apa yang ada pada diri . Dan berkata tidak lah ilmu itu melainkan untuk
diamalkan dan mengamalkan nya adalah meninggalkan yang sekarang (dunia) untuk
yang akan datang (akhirat).
Maka sepantasnya bagi manusia untuk tidak lalai
terhadap dirinya dan apa yang bermanfa’at untuk dirinya dan apa yang
memudaratkan nya di dunia nya dan di akhirat nya.
|
فيجوز ذلك وأما تعلم علم الطب فيجوز لأنه سبب
من الأسباب فيجوز تعلمه كسائر الأسباب فقد تداوى النبي صلى الله عليه وسلم فقد
حكى عن الشافعى رحمه
الله تعالى أنه
قال العلم علماعلم الفقه للأديان وعلم الطب للأبدان وما وراء ذا لك بلغة مجلس .
وأما تفسير العلم
فهو صفة يتجلى بها لمن قامت هى به المذ كور والفقه معرفة دقائق العلم قال أبو
حنيفة رحمة الله تعالى عليه الفقه معرفة النفس ما لها وما عليها وقال ما العلم
إلا للعمل به والعمل به ترك العاجل للآ جل .
فينبغى للإنسان
أن لا يغفل عن نفسه وما ينفعها وما يضرها فى أولا ها وأخراها.
|
Maka hendaklah mengupayakan apa yang bermanfa’at untuk
dirinya dan menjauhi apa yang memudaratkan, agar jangan akalnya dan ilmunya
menghujjah atas dirinya, niscaya akan menambah siksa, kita berlindung kepada Allah dari
murka dan siksanya, Sungguh telah di sebutkan didalam manakib ilmu dan fadilah-fadilah nya beberapa ayat
dan hadis sahih yang sudah mashur kami tidak menyibuk kan diri untuk menyebutnya disini agar tidak terlalu
panjang tulisan di kitab ini .
|
فيستجلب ما ينفعها ويجتنب ما يضرها كيلا يكون
عقله وعلمه حجة عليه فيزداد عقوبه نعوذ بالله من سخطه وعقابه وقد ورد في مناقب
العلم وفضائله آيات وأخبار صحيحة مشهورة لم نشتغل بذكرها كيلا يطول الكتاب .
|
*FASAL
TENTANG NIAT PADA SA’AT BELAJAR*
Kemudian harus
bagi yang belajar agar berniat pada sa’at belajar, karena niat adalah
sumber dari semua keada’an berdasarkan sabda Nabi saw, sesungguhnya segala
sesuatu itu bergantung pada niat. Hadis Sahih.
Dari Rasulullah
saw, berapa banyak perbuatan yang berbentuk perbuatan dunia, menjadi
perbuatan akhirat karena baiknya niat.
Dan berapa banyak
perbuatan yang berbentuk perbuatan akhirat, menjadi perbuatan dunia karena
jeleknya niat.
|
﴿فصل
في النية في حال التعلم﴾
ثم لا بد له من
النيةفى زمان تعلم العلم إذ النية هى الأصل فى جميع الأحوال لقو له عليه الصلاة
والسلام إنما الأعمال بالنيات حديث صحيح وعن رسول الله صلى الله عليه وسلم كم من
عمل يتصوربصورة أعمال الدنيا ويصير بحسن النية من أعمال الآخرة وكم من عمل يتصور
بصورة أعمال الآخرة ثم يصير من أعمال الدنيا بسوء النية.
|
Dan sepantasnya untuk
berniat oleh para penuntut ilmu dalam menuntut ilmu agar mendapatkan ridha
Allah swt, (di dunia ) dan di negeri Akhirat, menghilangkan kebodohan pada
dirinya dan kepada semua orang yang bodoh, menghidupkan agama melanggeng kan
islam dengan ilmu.
Tidak sah berbuat
zuhud dan bertaqwa dengan kebodohan.
Assaikh Al-Imam yang terhormat Burhanudinyang
mendapatkan petunjuk mensenandungkan sebuah syair kepada sebagian mereka
(penuntut ilmu)* Kerusakan besar terjadi dari orang Alim yang tidak teratur*,
dan yang lebih besar lagi kerusakan yang akan timbul dari orang bodoh yang
ngaur (tidak mau di bimbing dengan kebenaran)* Keduanya adalah fitnah di
seantero alam* Menjadi agung bagi keduanya bila bepegang kepada agama dan
berniat untuk bersyukur atas segala nikmat akal, dan sehatnya badan, tidak
berniat untuk dikagumi di hadapan manusia, dan tidak pula untuk kenikmatan
dunia dan terhormat di hadapan Raja dan lain nya. Berkata Muhamad Bin Hasan
mudah-mudahan Allah swt, memberikan Rahmat
kepada nya, seandainya semua manusia budak ku niscaya akan ku bebaskan
mereka, dan aku terbebas dari menguasai mereka. Barang siapa yang merasakan
lezatnya ilmu dan mengamalkan ilmu niscaya sedikit sekali orang yang tertarik
dengan apa yang ada pada sesama manusia.
Telah mensenandungkan sebuah syair oleh sekh Al-Imam yang terhormat Ustaz
Kuwwamuddin Hammad bin Ibrahim bin Ismail Assafari Al-Ansori dengan
mendektekan kepada Abi Hanifah Mudah-mudahan Allah swt, memberikan Rahmat
kepadanya sebuah sair, * Siapa yang menuntut ilmu untuk hari akhir* Maka
sukses lah dia dengan karunia dan petunjuk *Aduhai orang yang rugi dalam
menuntut nya * Karena hanya mendapat kan karunia dari sesama hamba* Oh Tuhan
kami kecuali bila menuntut ilmu untuk mendapatkan perhatian dengan tujuan
untuk dapat menjalankan amar ma’rup dan nahi mungkar, melaksanakan kebenaran,
meninggikan/memuliakan agama bukan untuk dirinya dan bukan untuk menuruti
hawa nafsunya, maka hal itu boleh dengan ukuran dapat menegakkan amar ma`ruf
nahi mungkar. Dan sepantasnyalah bagi orang yang menuntut ilmu untuk
memikirkan yang demikian itu, maka sesungguhnya mempelajari ilmu dengan
perjuangan yang sangat banyak jangan di arahkan/di targetkan untuk semata-mata
dunia yang sangat hinadan sangat sedikit
* Yang mencintainya lebih hina dari orang yang
terhina * Menjadikan mereka, satu kaum tuli dan buta dengan seher dunia,*
Mereka kebingungan tampa pembimbing.
Dan sepantas nya
bagi pemilik ilmu agar jangan menghinakan dirinya dengan sifat rakus
pada yang bukan sepantasnya, hendaknya menjauh dari apa yang
mendatangkan kehina’an terhadap ilmu dan pemilik ilmu, hendaklah engkau
merendah sebagaimana merendah antara sombong dan hina. Begitu juga sifat
menjaga diri dari meminta-minta, di ketahui yang demikian itu dari kitab
ahlak .
*Mensenandungkan oleh sekh Imam yang Mulia Al-Ustaz
Ruknu Al-Islam yang dikenal dengan Al-Adib Al-Mukhtar sebuah syair untuk
dirinya.
*Sesungguhnya sifat tawaddu’ termasuk sifat
orang-orang taqwa, dengan nya ia bertaqwa kepada yang lebih tinggi terus menanjak
naik, diantara yang sangat mengherankan adalah orang yang tidak mengerti
dengan keada’an nya sendiri apakah akan bahagia atau sengsara atau bagaimana
mengakhiri umurnya dan ruhnya.* Pada hari hancurnya apakah ruhnya menjadi
paling bawah atau menjadi paling tinggi, sombong itu untuk Tuhan ku adalah sifat yang khusus,
maka jauhilah (sombong) dan pelihara diri(dari sifat sombong)
Berkata Abu Hanifah mudah-mudahan Allah memberikan
Rahmat kepada nya, kepada sahabatnya, besarkan lah lilitan sorban mu dan
perlebar lengan bajumu. Hanyasanya dia katakan yang demikian itu agar jangan meremehkan
ilmu dan pemilik ilmu.
Dan
sepantasnya bagi penuntut ilmu untuk mendapatkan kitab wasiat yang ditulis
oleh Abu Hanifah kepada yusuf bin Khalid Assamiti ketika kembali kepada
keluarganya. Ia mendapatkan orang yang
menuntut ilmu .
Dan adalah
guru kita saikh Imam burhanuddin A’immah Ali Bin Abi Bakar
semoga Allah swt, mensucikan ruhnya yang mulia, menyuruh aku untuk menulis
nya ketika kembali ke negeriku, dan akupun menulisnya. Dan harus bagi para
guru dan para Mufti (pemberi fatwa) di dalam muamalatnya (bergaul) dengan
manusia (orang-orang) dari padanya.
|
وينبغى ان ينوى
المتعلم بطلب العلم رضا الله تعالى والدارالاخرة وإزا لة الجهل عن نفسه
وعن سإر الجهال وإحياء الدين وإبقاء الاسلام بالعلم ولا يصح الزهد والتقوى مع
الجهل وأنشد الشيخ الإمام الأجل برهان الدين صاحب الهداية شعرا لبعضهم *فساد كبير عالم
متهتك *وأكبر منه جاهل متنسك*
هما فتنة فى العالمين*
عظيمة لمن بهما فى دينه
يتمسك وينوى به الشكر على نعمة العقل وصحة البدن ولا ينوى به إقبال الناس ولا
استجلاب حطام الدنيا والكرامة عند السلطان وغيره قال محمد بن الحسن رحمه الله
تعالى لو كان الناس كلهم عبيدى لأعتقتهم وتبرأت عن ولاءهم
ومن وجد لذة العلم والعمل به قلما يرغب فيما عند الناس .
أنشدناالشيخ
الإمام الأجل الأستاد قوام الدين حماد بن إبراهيم بن إسمعيل
الصفار الأنصارى
إملاء لأبى حنيفة رحم الله تعالى شعرا *من طلب العلم للمعاد* فاز بفضل من
الرشاد *فيا لخسران طالبيه* لنيل فضل من العباد* اللهم إلا إذاطلب الجاه للأمر
بالمعروف والنهى عن المنكر وتنفيذ الحق وإعزاز الدين لا لنفسه وهواه فيجوز ذالك
بقدرما يقيم به الأمر بالمعروف والنهى عن المنكر=
وينبغى لطالب
العلم أن يتفكر فى ذلك فإنه يتعلم العلم بجهد كثير فلا يصرفه
إلى الدنيا الحقيرة القليلة الفانية =شعر= هى الدنيا أقل من القليل* وعاشقها أذل
من الذليل * تصم بسحرها قوما وتعمى* فهم متحيرون بلا دليل*
وينبغى لأهل
العلم أن لا يذل نفسه بالطمع فى غير مطمع ويتحرز عما فيه مذلة العلم وأهله ويكون
متواضعا ولتواضع بين التكبر والمذلة والعفة كذلك يعرف ذلك فى كتاب الأخلاق.
*أنشد الشيخ الإمام الأجل الأستاذ ركن الإسلام
المعروف بالأديب المختار شعرا لنفسه.
*
إن التواضع من خصال المتقى وبه التقى إلى المعالى ير تقى ومن العجائب عجب من هو
جاهل فى حاله أهو السعيد أم الشقى أم كيف يحتم عمره أو روحه * يوم النوى
متسفل أو مرتقى والكبرياء لربنا صفة به مخصوصة فتجنبنها واتقى قال أبو حنيفة
رحمه الله لأصحا به عظموا عمائمكم وواسعوا أكمامكم وإنما قال ذلك لئلا يستخف بالعلم
وأهله.
وينبغى لطالب
العلم أن يحصل كتاب الوصية التى كتبها أبو حنيفة ليوسف بن خالد السمتى عند
الرجوع إلى أهله يجده من يطلبه وكان أستاذنا الشيخ الإمام برهان الإئمة على ابن
أبى بكر قدس الله روحه العزيز أمرنى بكتبابته عند الرجوع إلى
بلدى وكتبته
ولابد للمدرس والمفتى فى معاملات الناس منه
|
*Fasal
tentang memilih ilmu, guru, teman dan
berpendirian tabah*
Dan sepantasnya
bagi para penuntut ilmu untuk memilih dari tiap-tiap ilmu yang terbaik, dan
apa yang menjadi kebutuhan nya dalam urusan agamanya pada sa’at sekarang,
kemudian apa yang dia butuhkan pada masa yang akan datang, dan mendahulukan
ilmu tauhid dan mengetahui Allah swt, dengan dalil, maka sesungguhnya iman orang yang bertaklid, sekalipun benar menurut kita akan tetapi menjadi berdosa karena
meninggalkan dalil dan hendaklahyang lama(terdahulu) bukan ilmu yang baru/
modern, mereka berkata hendaklah kalian mempelajari ilmu yang lama dan
jauhilah ilmu yang baru, dan
jauhilah jangan sampai menyibuk kan diri dengan berdebat, karena hal ini yang nampak setelah tidak adanya
Ulama’-Ulama’ besar, sesungguhnya hal itu menjauhkan para penuntut ilmu dalam
memahami (ilmu) serta menyia-nyia kan umur, dan dapat melahirkan kebingungan dan
permusuhan, sedangkan hal itu termasuk tanda-tanda kiamat, yaitu dengan
terangkatnya ilmu dan pemahaman (dalam
agama), seperti itulah disebutkan didalam hadis.
*Adapun memilih
guru, maka sepantasnya untuk memilih guru yang paling alim dan paling wara’
dan lebih tua usianya, sebagaimana telah memilih oleh Abu Hanifah pada sa’at
itu adalah Hammad Bin Abi Sulaiman setelah dia renungkan dan dia pikirkan,
berkata Abu Hanipah mudah mudahan Allah swt memberikan rahmat kepadanya, aku
menemukan (Hammad) seorang Sekh yang berbudi luhur, sangat santun, penyabar.
Berkata Imam Hanapi (aku tetap belajar) kepada Hammad bin Abi Sulaiman dan
aku tumbuh berkembang, dia berkata aku mendengar seorang hakim dari
hakim-hakim yang ada di Samarkandi kerkata sesungguhnya seseorang dari
penuntut ilmu mengajak aku bermusawarah tentang menuntut ilmu sedangkan dia
berkeinginan pergi ke Bukhara’ untuk menuntut ilmu. Seperti itulah
sepantasnya bermusyawarah pada setiap perkara. Sesungguhnya Allah swt,
menyuruh Rasul Nya saw, untuk bermusyawarah pada setiap urusan sedangkan
tidak ada orang yang lebih pinter dari pada Rasulullah saw, atas dasar itulah
maka di perintah untukmusyawarah dan Rasul senantiasa bermusyawarah dengan
para sahabat-sahabatnya pada semua perkara sampai-sampai tentang kebutuhan
rumah tangga.
Sayidina Ali berkata: tidaklah hancur seseorang karena
musyawarah:
*Dikatakan seorang
laki-laki atau setengah orang laki-laki tidak ada apa-apaknya. Seorang
laki-laki adalah orang yang punya pendapat yang benar, akan tetapi jangan
musyawarah, atau bermusyawarah akan
tetapi tidak punya pendapat, maka tidak ada apa apa bagi yang tidak punya
pendapat, karena nya jangan
musyawarah.
Berkata Ja’far
Assodik kepada Sopyan Atsauri Mudah-mudahan allah memberikan rahmat
kepadanay, bermusyawarahlah kalian pada setiap urusan kalian bersama
orang-orang yang takut kepada Allah swt, dan menuntut ilmu adalah perkara
yang paling tinggi untuk di musyawarahkan
karena hal itu yang lebih penting dan yang lebih wajib.
Berkata Al-hakim
bila kamu pergi ke Bukhara’ jangan tergesa-gesa ikut dalam perbeda’an
pendapat kepada para Imam ,
tinggal lah dua bulan sampai kamu dapat merenungkan dan dapat memilih guru.
Maka seungguhnya engkau jika pergi kepada orang alim dan kamu memulai belajar
kepadanya, boleh jadi kamu tidak tertarik dengan pelajarannya lalu kamu
tinggalkan dia dan kamu pergi ke guru yang lain, maka kamu tidak akan
mendapatkan barokah dalam menuntut ilmu, maka renungkanlah selama dua bula
dalam memilih guru, dan bermusyawarah lah sampai kamu tidak perlu untuk
meninggalkan nya dan berpaling dari padanya, kamu akan tetap belajar padanya sehingga
belajarmu menjadi barokah dan bermanfaat ilmu mu. Ketahuilah bahwa sanya
sabar dan tekun pada (satu guru)
adalah sumber yang besar pada semua urusan, bahkan hal itu sangat mulia.
Sebagaimana dikatakan *Segala sesuatu maunya tinggi
yang di tuju*akan tetapi jarang hati tabah di embank orang.
Dikatakan pemberani itu adalah sabar sesa’at, maka
pantaslah bagi para penuntut ilmu untuk tetap tabah dan bersabar atas guru
nya, dan terhadap kitabnya sehingga engkau tidak meninggalkan nya sampai
sempurna, begitu juga terhadap satu
bidang ilmu, sehingga kamu tidak sibuk dengan bidang ilmu yang lain sebelum
menuntaskan yang pertama, dan menuntut
ilmu ke negeri yang lain tanpa ada darurat, sesungguhnya yang demikian itu seluruhnya
untuk membedakan urusan dan menyibuk kan hati dan menyia-nyiakan waktu serta
menyakiti guru. Sepantasnyalah bersabar dari apa yang diingin oleh hawa
napsumu.
Berkata seorang penyair, sesungguhnya hawa napsu
adalah hina, maka tiap-tiap jajahan napsu pasti hina
Sabarlah terhadap bencana dan coba’an. Dikatakan
gudang simpanan cita-cita adalah pada banyaknya bencana.
Dan disenandungkan sebuah sair, dan dikatakan sair
itu dari Sayyidina Ali bin Abi Tolib Karrama Allhu wajhahu: Ketahuilah tidak
akan ilmu itu dapat di raih, kecuali dengan enam hal, akanku beritaukan kamu keseluruhan
nya dengan terang.
*1-Cerdas, 2-Rakus dengan ilmu,
3-Tabah
4-Biaya 5-Petunjuk sang guru
6-Dan panjang waktu.
Adapun
memilih teman, maka sepantasnya untuk memilih teman yang bersungguh-sungguh,
wara’, yang memiliki tabiat yang lurus dan mengerti. Dan hendaklah menjauhi
orang-orang malas, pengangguran,
banyak ngomong, banyak membuat kekacauan, suka memfitnah. *Di katakan tentang
seseorang, jangan kamu tanyakan* tapi Tanya siapa temannya* karena
sesungguhnya teman dengan temannya saling ikuti.*jika temannya itu berprilaku
jelek maka jauhilah dia dengan cepat.
*Jika
teman nya itu berperilaku baik maka temanilah dia, maka kamu akan dapat petunjuk.
*Di senandungkan sebuah sya’ir, jangan kamu berteman
dengan orang-orang malas pada perilakunya.
* Berapa banyak orang yang soleh menjadi rusak
dengan rusaknya orang lain (yang menemaninya) kerusakan yang merambah dari
orang bodoh kepada orang pinter cepat sekali * seperti barak api yang di
letakkan diatas abu maka akan jadi cepat membara.
|
﴿فصل
فى إختيار العلم والأستاذ
والشريك والثبات عليه﴾
ينبغى لطالب
العلم أن يختار من كل علم أحسنه وما يحتاج إليه فى أمر دينه فى الحال ثم ما
يحتاج إليه فى المآل ويقدم علم التوحيد ويعرف الله تعالى بالدليل فإن إيمان
المقلد وإن كان صحيحا عندنا لكن يكون آثما بترك الاستدلال واختار العتيق دون
المحدثات قالوا عليكم بالعتبق وإياكم والمحدثات وإياك أن تشتغل بهاذا الجدل الذى
ظهر بعد انقراض الأكابر من العلماء فإنه يبعد الطالب عن الفقه ويضبع العمر ويروث
الوحشة والعداوة وهو من اشراط الساعة وارتفا ع العلم والفقه كذاورد فى الحديث.
* وأما اختيار الأستاذ فينبغى أن يختار الأعلم
والأورع والأسن كما اختار أبو حنيفة حينئذ حماد بن أبى سليمان بعد التأمل
والتكفر وقال أبو حنيفة رحمه الله تعالى وجدته شيخا وقورا حليما صبورا وقال ثبت
عند حماد بن أبى سليما فنبت وقال سمعت حكيم من حكماء سمر قند قال إن واحدا من
طلبة العلم شاورنى في طلب العلم وكان عزم على الذهاب إلى بخارى لطلب ا لعلم
وهكذا ينبغى أن يشاور فى كل أمر فإن الله تعالى أمر رسوله صلى الله تعالى عليه
وسلم بالمشاورة فى الأمور ولم يكن أفطن منه ومع ذلك أمر بالمشاورة وكان يشاور
أصحابه فى جميع الأمر حتى حوائج البيت
قال على ماهلك امرؤ عن مشورة
*
قيل رجل ونصف رجل ولا شىء فالرجل من له رأى صائب ويشاور ونصف رجل من له رأى صائب
ولكن لا يشاور أو يشاور ولكن لا رأى له ولا شىء من لا رأى له ولا يشاور.
وقال جعفر الصادق لسفيان الشورى رحمه الله شاور فى أمرك مع الذين يخشون الله
تعالى وطلب العلم من أعلى الأمور المشاورة فيه أهم وأوجب.
قال
الحكيم إذا ذهبت
إلى بخارى لا تعجل فى الا ختلاف إلى الا ئمة وامكث شهرين حتى تتأمل وتحتار أستاذ
فإنك إن ذهبت إلى
عالم وبدأت بالسبق عنده ربما لا يعجبك درسيته فتتر كه وتذهب إلى آخر فلا يبارك
لك في التعلم فتأمل في شهرين في اختيار الأستاذ وشاور حتى لاتحتاج إلى تركه
والإعراض عنه فتثبت عنده حتى يكون تعلمك مباركا وتنتفع بعلمك كثيرا واعلم بأن
الصبر والثبات أصل كبير في جميع الأمور ولكنه عزيز.
كماقيل *لكل إلى شأوالعلى
حر كات * ولكن عزيز في الرجال ثابت.
قيل الشجاعة صبر
ساعة فينبغى لطالب العلم أن يثبت ويصبر على أستاذ وعلى كتاب حتى لايتركه أبتر
وعلى فن حتى
لايشتغل بفن آخر قبل أن يتقن الأول وعلى بلد آخر من غير ضرورة فإن ذلك كله يفرق
الأمور ويشغل القلب ويضيع الأوقات ويؤذى المعلم وينبغى أن يصبر عما تريد نفسه
وهواه.
قال الشاعر إن
الهوى لهو الهوان بعينه وصريع كل هوى صريع هوان ويصير على المحن والبليات قيل
خزائن المنى على قناطير المحن وأنشدت وقيل إنه لعلى ابن أبى طالب كرم الله وجهه
ألا لاتنال العلم إلابستة سأنبيك عن مجموعها ببيان * ذكاء وحرص واصطبار وبلغة
وإرشاد أستاذ وطول زمان.
وأما اختيار
الشريك فينبغى أن يختار المجد والورع وصاحب الطبع المستقيم والمتفهم ويفر من
الكسلان والمعطل والمكثار والمفسد والفتان قيل عن المرء لاتسأل وسل عن قرينه * فإن
القرين بالمقارن يقتدى * فإن كان ذاشر فجنبه سرعة * وإن كان ذاخير فقارنه تهتدى
*وأنشدت لاتصحب الكسلان في حالاته
* كم صالح بفساد آخر يفسد عدوى البليد
إلى الجليد سريعة * كالجمر يوضع في الرماد فيخمد
|
Dan telah bersabda
Nabi saw, setiap bayi lahir dalam keadaan fitrah maka kedua orang tuanya yang
membuat dia jadi yahudi atau nasrani atau majusi Hadis.
Dikatakan dalam kata hikmah bahasa Persia: Bila kamu
ingin mendapatkan ilmu dari ahlinya,
atau ingin tau yang gaib dan memberitakan nya, maka dari nama bumi, ambil-lah
pelajaran tentang isi nya, dan dari orang yang di temani ibaratkan lah
tentang dia. Dikatakan
Jika engkau
mencari ilmu dari ahlinya* Atau ingin tau tentang ilmu yang gaib atau memberitakan nya, maka
ambil lah pelajaran tentang isinya dan orang-orang yang di temani, dengan
nama-nama nya dan ambil-lah pelajaran.
|
وقال النبي عليه
الصلاة والسلام كل مولود يولد على فطرة فأبواه
يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه الحديث.
يقال في الحكمة بالفارسية ياربدبد تربوداز ماربد بحق ذات باك الله الصمد
ياربد آرد ترآسوى جحيم يارنيكو كيرنا يابى نعيم.وقيل
إن كنت تبغى العلم من أهله * أوشاهدا
يخبر عن غائب فاعتبر الأرض بأسمائها
واعتبر الصاحب بالصاحب
|
*FASAL
TENTANG MENGAGUNGKAN ILMU DAN PEMILIK ILMU*
Ketahuilah bahwasanay penuntut ilmu itu tidak akan
mendapatkan ilmu dan tidak bermampa’at untuk nya kecuali dengan mengagungkan
ilmu dan pemilik nya, menghormati guru dan memuliakan nya.
Dikatakan tidaklah sampai orang yang sampai
melainkan dengan menghormati, dan tidak lah jatuh berguguran orang yang jatuh
(dalam kegagalan orang yang gagal) melainkan karena meninggalkan hormat dan
pengagungan.
Dikatakan hormat itu lebih baik dari pada taqwa,
tidak kah kamu perhatikan bahwasanya manusia tidak jatuh kafir karena berbuat
maksiat tetapi sesungguhnya mereka kafir karena tidak menghormati.
Dan diantara cara mengagungkan ilmu adalah mengagungkan
guru.
Telah berkata Ali Kar-rama Allohu wajhahu, saya siap
menjadi budak orang yang mengajar saya satu hurup, jika dia mau, boleh
menjual saya, jika dia mau, boleh membebaskan saya, jika dia mau, boleh
menjadikan saya tetap sebagai budak nya.
Sungguh di
senandungkan tentang hal itu * Aku meliat orang yang paling berhak diantara
orang yang paling berhak adalah guru*
*Dan mewajibkan
atas tiap-tiap orang muslim sungguh menjadi hak atasnya untuk menunjuk kan
kepadanya kemulia’an* Karena mengajarkan satu huruf (wajar dibayar)
dengan seribu dirham, maka sesungguhnya orang yang mengajar kamu satu huruf
tentang yang kamu butuhkan dalam urusan agama, maka dialah bapakmu dalam
agama.
Dan adalah guru kita saikh Alimam sadiduddin Assairozi
berkata, telah berkata sekh kami
barang siapa yang ingin anaknya menjaddi orang alim maka sepantasnyalah menjaga orang asing
diantara fara fuqaha’ kemudian memuliakan dan mengagungkan mereka dan
memberikan mereka sesuatu seandainya anaknya tidak jadi orang alim boleh jadi
cucunya yang alim. Diantara cara menghormati guru adalah jangan berjalan di
hadapan guru, jangan duduk di tempat duduknya guru, jangan lancang memulai
pembicara’an didekat guru kecuali dengan izin nya, jangan banyak ngomong
didekat guru, jangan menanyakan sesuatu ketika guru sedang lelah (yang dapat
menimbulkan rasa bosan kepada guru), hendaklah menjaga waktu jangan mengetuk
pintu (guru) tetapi hendaklah bersabar, dan menjauhi murka nya (guru)
menjalankan perintahnya pada yang bukan ma’siat kepada Allah swt, karena
tidak boleh ta’at kepada sesama mahluk kalau membawa ta’at kepada sang
khalik. Diantara cara menghormatinya adalah dengan menghormati anak-anak nya
dan orang yang ada hubungan dengan nya.
Dan adalah guru kami saikhul islam Burhanuddin yang
mendapatkan petunjuk menceritakan bahwa salah seorang dari Imam besar
Bukhara’ mereka duduk belajar kemudian dia berdiri di celah-celah belajarnya
satu waktu kemudian di tanyak tentang hal itu.
Dia berkata sesungguhnya anak guruku bermain dengan
anak-anak lain nya di kebun, bila aku meliatnya aku berdiri kepadanya untuk
menghormati guruku dan Alqodhi Al-imam.
Pakhruddin Al-Irsabandi adalah dia pemimpin Ummat di
daerah Marwi adalah para Raja sangat-sangat menghormatinya
Dan adalah
dia berkata sesungguhnya aku dapatkan ini karena saya menghormati guru,
sungguh aku berkhidmat kepada guruku Al-qoodi Abu Yazid Addabuusiy.
Adalah aku berkhidmat kepada nya aku memasak kan
makanannya dan akau tidak memakan darinya. Sedangkan sekh Imam yang Mulia
Samsul Aimmah Alhulwani sungguh dia keluar dari Negeri Bukharadan tinggal di
sebagian Kampung beberapa hari,dengan sebab satu kejadian, sungguh para murid
menziarahi nya seain Sekh Imam Al-Qodi Abu Bakar Azzaranji berkata kepada nya
ketika bertemu dengan nya, mengapa kamu tidak pernah berziarah kepadaku dia
menjawab aku sangat sibuk melayani ibukku, kemudian menjawab kamu diberikan
umur panjang tetapi tidak diberikan kesenangan belajar, demikian juga
sesungguhnya dia tinggal dengan lebih banyak waktunya di kampung tidak pernah
dapat mengurus belajarnya, maka barang siapa yang menyakiti gurunya maka dia
tidak akan mendapatkan keberkatan ilmunya, dan tidak bermanfa’at ilmu kecuali
sangat sedikit.
Sesungguhnya antara guru dan dokter masing-masing
dari kedua nya * Tidak akan memberi nasihat bila keduanya tidak dihormati
nasehatnya, maka bersabar saja menerima penyakitmu bila kamu tidak perduli
kepada Dokter nya.
Puaslah dengan kebodohanmu jika kamu tidak perduli kepada sang guru di
hikayatkan bahwasanya Khalifah Harun Al-Rasid mengirim anaknya untuk belajar
kepada Asmu’i untuk mengajarkannya
ilmu dan Adab, maka Khalipah meliatnya pada suatu hari berwudu’ dan membasuh
kaki sedangkan anak Khalifah yang menuangkan air keatas kakinya, maka sang
Khalifah mencerca Asmu’i dengan mengatakan sesungguhnya aku utus kepada
engakau agar engkau mengajarkan
kepadanya dan membimbingnya, mengapa engkau tidak menyuruhnya menuangkan air
dengan salah satu tangan nya kemudian membasuhnya dengan tangan nya yang
sebelah ke kaki engkau (Hai Asmui).
Diantara cara menghormati ilmu adalah menghormati
kitab, sepantasnya bagi penuntut ilmu, jangan sampai mengambil kitab kecuali
setelah bersuci, di hikayatkan bahwasanya Sekh Imam Samsul Aimmah Al-Hulwani
pernah berkata sesungguhnya aku dapatkan ilmu ini dengan cara mengagungkan
(ilmu) , sesungguhnya aku tidak pernah mengambil kertas untuk belajar
melainkan aku lakukan dengan bersuci. Dan sesungguhnya Sekh Imam samsul
Aimmah Assarkhsyi ditimpa sakit perut, dia bolak balik waktu malamnya untuk berwudu’
tujuh belas kali, dia tidaklah bolah balik melainkan hanya untuk bersuci, hal
ini dikarenakan bahwasanya ilmu itu adalah cahaya, sedangkan wudu’ itu adalah
cahaya, maka akan semakin bertambahlah cahaya ilmu dengan nya.
Diantara cara pengagungan yang wajib, adalah jangan
sampai membentangkan kaki kearah kitab, dan hendaklah menaruh kitab-kitab
tafsir diatas kitab-kitab yang lain demi untuk mengagungkan nya. Dan jangan
sampai menaruh di atas kitab sesuatu yang lain.
Adalah guru kita Burhanuddin, menceritakan tentang
sorang Sekh di antara para sekh. Sesungguhnya seorang yang faqih meletak kan
botol tinta diatas kitab lalu berkata kepadanya dengan bahasa fersia barnayabi
(tidak bermanfa’at ilmumu)
Adalah guru kita Al-Qodi Al-Islam yang dikenal
dengan Qadi Khan pernah berkata: Jika tidak menghendaki dengan yang demikian
itu untuk meremehkan tidak ada masalah dengan yang demikian itu. Yang paling
penting adalah menjauhkan dari padanya.
Diantara cara mengagungkan nya adalah dengan cara menulis dikitab, dan jangan
membuat tulisan kitab tidak jelas, dan hendaklah menghilangkan kebingungan , yang membuat kaco kepadanya,
kecuali ketika dalam keada’an darurat. Dan Abu Hanifah melihat tulisan yang
tidak jelas pada sebuah kitab,
kemudian dia berkata jangan kamu menulis dengan tulisan yang tidak jelas. Karena
sesungguhnya engkau seandainya di berikan usia panjang maka kamu akan
menyesal, seandainya kamu meninggal kamu akan di cela/di cerca, yakni bila
kamu sudah tua dan sudah lemah pengelihatan mu kamu akan menyesal dengan
perbuatan itu.
Dan di hikayatkan dari sekh Imam Muhammad Majduddin
Assarhaki mudah-mudahan Allah memberikan rahmat kepadanya sesungguhnya dia
berkata tulisan kami yang tidak teratur membuat kami menyesal, catatan kami yang
tidak teratur membuat kami menyesal, apa yang kami hadapi (kitab) kami
menyesal.
Dan sepantasnya bahwa potongan kitab (pembagian
kitab itu) itu menjadi empat bagian, potongan/ pembagian kitabnya Abu Hanifah lebih mudah untuk
diangkat, di taruh, dan untuk muthola’ah, dan jangan sampai di dalam kitab
ada tulisan warna merah, karena itu adalah perbuatan para filosof bukan
perbuatan ulama’ salaf.
Diantara guru kita ada yang sangat tidak suka
menggunakan tulisan warna merah.
Diantara cara mengagungkan ilmu dalah dengan
mengagungkan teman dan orang yang belajar kepadanya bersenda gurau/cumbu rayu
adalah tercela, kecuali dalam menuntut ilmu maka sepantasnya bersenda gurau
dengan guru-guru dan teman-teman untuk mendapatkan ilmu darinya . Dan
sepantasnya juga bagi penuntut ilmu untuk mendengar/mencari ilmu dan hikmah
dengan cara mengagungkan dan menghormati. Sekalipun mendengar satu masalah
dan satu kalimat seribu kali (harus tetap hormat), dikatakan siapa yang tidak
mengagungkannya setelah seribu kali seperti mengagungkan yang pertama kali
maka tidaklah termasuk Ahlul ilmi.
Dan sepantasnyalah bagi penuntut ilmu untuk tidak
memilih satu macam ilmu dengan sendirinya, akan tetapi hendaklah menyerahkan
dirinya kepada guru, karena guru sesungguhnya telah mencapai/mele wati
berbagai coba’an dan latihan dalam hal itu, dan lebih tau apa yang lebih
pantas bagi tiap-tiap peribadi, dan yang patut/layak dengan tabi’at keperibadian
nya.
Dan adalah Saikh Al-Imam yang terhormat Al-Ustaz
Saikhul Islam Burhanul Hak waddin
semoga Allah swt, memberikan rahmat ke pada nya, dia berkata adalah
para penuntut ilmu pada zaman permula’an, mereka menyerahkan urusan mereka
dalam menuntut ilmu kepada guru-guru mereka, dan mereka sukses mencapai
maksud dan keinginan mereka, untuk mendapatkan ilmu dan fikih, sedangkan
sekarang mereka memilih sendiri, sehingga tidak mencapai maksud mereka untuk
mendapatkan ilmu dan fikih, dan mereka
menceritakan bahwasanya Muhammad Bin Ismail Al-Bukhari mudah mudahan Allah
memberikan Rahmat kepadanya, dia memulai belajar dari bab Solat kepada
Muhamad bin Hasan, ia berkata kepada nya pergilah dan belajarlah kamu ilmu
hadis, tatkala melihat bahwa yang demikian itu, ilmu yang pantas bagi tabiat
keperibadian dia, kemudian belajarlah dia ilmu hadis maka jadilah dia
(Muhammad Bin Ismail Al-Bukhari) orang terdepan dalam ilmu hadis di
bandingkan dengan para imam Ahli Hadis yang lain.
Sepantasnya bagi para penuntut ilmu, jangan duduk
terlalu dekat dengan guru pada sa’at belajar tampa ada darurat, akan tetapi
sepantasnya antara dia dan guru ukuran panjang busur panah, sesungguhnya cara
seperti itu lebih mendekati kepada menghormati guru, dan sepantasnya bagi
penuntut ilmu untuk menjauhi akhlak tercela, karena akhlak tercela itu adalah
anjing secara maknawi. Dan sesungguhnya telah bersabda Rasulullah saw,
malaikat tidak mau masuk kedalam rumah yang di dalam rumah tersebut ada
gambar atau ada anjing karena sesungguhnya manusia belajar dengan perantara
MALAIKAT.
Akhlak tercela dapat diketahui dari kitab akhlak
sedangkan kitab kami ini tidak mencakup penjelasan nya (tentang akhlak) .
Khusus tentang sifat sombong dikatakan ilmu itu
adalah musuh bagi orang yang menyombongkan diri, seperti air banjir yang
merobohkan tempat-tempat yang tinggi.
Dikatakan keagungan diraih dengan kesungguhan, bukan
dengan menampak kan harta kekayaan, bisakah keagungan didapatkan tampa dengan
kesungguhan?.
*Betapa banyak hamba sahaya berkedudukan seperti
kedudukan orang merdeka*( karena akhlak red)
*Dan betapa banyak orang merdeka berkedudukan
seperti kedudukan hamba sahaya*(karena akhlak red)
|
﴿فصل في تعظيم العلم وأهله﴾
اعلم بأن طالب العلم لاينال العلم ولاينتفع به
إلا بتعظيم العلم وأهله وتعظيم الأستاذ وتوقيره.
قيل ماوصل من وصل
إلا بالحرمة وما سقط من سقط الا بترك الحرمة والتعظيم.
وقيل الحرمة حير
من الطاعة ألا ترى أن الإنسان لا يكفر بالمعصية وإنما يكفر بترك الحرمة.
ومن تعظيم العلم
تعظيم المعلم.
قال على كرم الله
وجهه أنا عبد من علمنى حرفا واحدا إن شآء باع إن شآء أعتق وإن شآء إسترق.
وقد أنشدت فى ذلك
* رأيت أحق الحق حق المعلم *
*وأو جبه حفظا على كل مسلم لقد حق أن يهدى إليه
كرامة * لتعليم حرف واحد ألف درهم فإن من علمك حرفا مما تحتاج إليه فى الدين فهو
أبوك فى الدين.
وكان أستاذنا
الشيخ الإمام سديد الدين الشرازى يقول قال مشايخنا من أراد أن يكون ابنه عالما
فينبغى أن يراعى الغرباء من الفقهاء ويكرمهم ويعظمهم ويعطمهم شيئا فإن لم يكن
ابنه عالما يكون حافده عالما ومن توقير المعلم أن لا يمشى أمامه ولا يجلس
مكانه ولا يبتدئ الكلام عنده إلا بإذنه ولا يكثر الكلام عنده ولا يسأل شيئا عند
ملالته ويراعى الوقت ولا يدق الباب بل يصبر حتى يخرج فالحاصل أنه يطلب رضاه
ويجتنب سخطه ويمتثل أمره فى غير معصية الله تعالى ولا طاعة للمخلوق فى معصية
الخالق. ومن توقيره توقير
أولاده ومن يتعلق به.
وكان أستاذنا شيخ
الإسلام برهان الدين صاحب الهداية يحكى أن واحدا من كبار أئمة بخارى كان يجلس
مجلس الدرس وكان يقوم فى خلال الدرس أحيانا وسألوا عنه ويقول إن ابن أستاذى يلعب
مع الصبيان فى السكة فإذا رأيته أقوم له تعظيما لأستاذى والقاض الإمام فخر الدين
الإرسابندى كان رئيس الأمة بمرو وكان السلطان يحترمه غاية الاحترام وكان يقول
إنما وجدت هذا
الامنصب بحرمة الأستاذ قإنى كنت أخدم أستاذى القاض أبا يزيد الدبوس وكنت أحدمه
وأطبخ طعامه ولا آكل منه والشيخ الإمام الأجل شمس الأئمة الحلوانى قد كان خرج من
بخارى وسكن فى بعض القرى أيام بحادثة وقعت وقد رازته تلاميذه غير الشيخ الإمام
القاض أبو بكر الزار نحى فقا له حين لقيه لما ذالم تزرنى فقال كنت مشغول بخدمتى
الوالدة قال ترزق العمر ولا ترزق رونق الدرس وكان كذلك فإنه كان يسكن فى أكثر
أوقاته فى القرى ولم ينتظم له الدرس فمن تأذى منه أستاذه يحرم بركة العلم ولا
ينتفع به إلا قليلا.
إن المعلم
والطبيب كلاهما * لاينصحان إذا هما لم يكرما فاصبر لدائك إن جفوت طبيبها
*
واقنع بجهلك إن جفوت معلما وحكى أن الخليفة هرون الرشيد بعث ابنه إلى الأصمعى
ليعلمه العلم والأدب فرآه يوما يتوضأ ويغسل رجله وابن الخليفة يصب الماء على رجله فعاتب الخليفة
الأصمعى فى ذلك فقال إنما بغثته إليك لتعلمه وتؤدبه فلماذا لم تأمره بأن يصب
الماء بإحدى يديه ويغسل
بالأحرى رجلك.
ومن تعظيم العلم
تعظيم الكتاب فينبغى لطلب العلم أن لا يأحذ الكتاب إلابطهارة وحكى عن الشيخ
الإمام شمس الأئمة الحلوانى أنه قال إنما نلت هذا العلم بالتعظيم فإنى ماأخذت
الكاغد إلا بالطهارة وإن الشيخ الإمام شمس الأئمة السرخسى كان مبطونا وكان يكرر
فى ليلة فتوضأ فى تلك اليلة سبع عشرة مرة لأنه كان لا يكرر إلا بالطهارة هذا لأن
العلم نور والوضوء نور فيزداد نور العلم به.
ومن التعظيم الواجب أن لا يمد الرجل إلى
الكتاب ويضع كتب التفسير فوق سائر الكتب تعظيما ولا يضع على الكتاب شيئا آخر
وكان أستاذنا برهان الدين يحكى عن شيخ من المشايخ أن فقيها كان وضع المحبرة على
الكتاب فقال له بالفارسية برنيابى.
وكان أستاذنا
القاضى الإسلام المعروف بقاضي خان يقول إن لم يرد بذلك الاستخفاف فلا
بأس بذلك والأولى أن يحترز عنه.
ومن التعظيم أن
يجود كتابة الكتاب ولا يقرمط ويترك الحاشية التى يقرمط فيها إلا عند الضرورة
ورأى أبو حنيفة كاتبا يقرمط فى الكتابة فقال لا تقرمط خطك لأنك إن عشت تندم وإن
مت تشتم يعنى اذا شخت وضعت بصرك ندمت على ذلك الفعل.
وحكى عن الشيخ
الإمام محمد مجد الدين الصرحكى رحمه الله انه قال ما قرمطنا ندمنا وما انتخبنا
ندمنا وما لم نقابل ندمنا.
وينبغى ان يكون
تقطيع الكتاب وربعا وتقطيع أبى حنيفة
رحمه الله تعالى وهو أيسر الى الرفع والوضع والمطالعة وينبغى ان لا يكون فى
الكتاب شيء من الحمرة فإنها صنيع الفلاسفة لاصنيع السلف.
ومن مشايخنا من
كره استعمال المركب الأحمر.
ومن تعظيم العلم تعظيم الشركاء ومن يتعلم منه
والتملق مذموم إلا فى طلب العلم فإنه ينبغى ان يتملق لأستاذه وشر كانه ليستفيد
منهم وينبغى لطلب العلم أن يستمع العلم والحكمة بالتعظيم والحرمة وإن سمع مسئلة
واحدة وكلمة واحدة ألف مرة قيل من لم يكن تعظمه بعد ألف مرة كتعظيمه فى أول مرة
فليس بأهل العلم.
وينبغى لطلب
العلم أن لا يختار نوع علم بنفسه بل يفوض أمره إلى الأستاذ فإن الأستاذ قد حصل
له التجارب فى ذلك وعرف ما ينبغى لكل أحد وما يليق بطبيعته.
وكان الشيخ
الإمام الأجل الأستاذ شيخ الإسلام برهان الحق والدين رحمه الله تعالى يقول كان
طلبة العلم فى الزمان الأول يفوضون أمورهم فى التعلم الى
أساتذهم وكانوا يصلون إلى مقصودهم ومرادهم والآن يختارون بأنفسهم لايحصل مقصود هم
من العلم والفقه وكان يحكى أن محمد بن إسمعيل البخارى رحمه الله تعالى كان بدأ
بكتاب الصلاة على محمد بن الحسن فقال له إذهب وتعلم علم الحديث لما رأى ان ذلك
العلم أليق بطبعه وطلب علم الحديث فصار فيه مقدما على جميع أئمة الحديث.
وينبغى لطلب
العلم أن لا يجلس قريبا من الأستاذ عند السبق بغير ضرورة بل ينبغى أن يكون بينه
وبين الأستاذ قدر القوس فإنه أقرب إلى التعظيم وينبغى لطلب العلم أن يحترز عن
الأخلاق الذميمة فإنها كلاب معنوية وقد قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لا
تدخل الملائكة بيتا فيه صورة أو كلب وإنما يتعلم الإنسان بواسطة الملك.
والأخلاق الذميمة تعرف فى كتاب الأخلاق
وكتابنا هذا لا يحتمل بيا نها.
خصوصا عن التكبر قيل العلم حرب للمتعالى كا لسيل حرب للمكان العالى.
وقيل بجدلا بجد
كل مجد فهل جدبلا جد بمجد?
* فكم عبد يقوم مقام
حر*
* وكم حر يقوم من مقام عبد*
|
*FASAL
TENTANG BERSUNGGUH SUNGGUH DAN TERUS MENERUS SERTA KEMAUAN YANG TINGGI*
Kemudian harus
bersungguh-sungguh, terus-menerus, dan tidak putus-putus dalam menuntut ilmu,
kepadanya isyarat didalam Al-qur’an sebagaimana Firman Allah swt: Dan
orang-orang yang berjuang dijalan kami sungguh kami menunjukan ke pada mereka
jalan kami.
Dikatakan, siapa
yang mencari sesuatu lalu bersungguh-sungguh maka pasti mendapatkan, siapa
yang mengetuk pintu bertubi-tubi maka pasti (pintu itu) akan terbuka.
Dikatakan, sesuai
dengan tinggi nya cita-cita setinggi itulah yang kamu dapatkan, Di katakana dibutuhkan
dalam menuntut ilmu dan memperdalam ilmu agama kesunggu han dari tiga
komponen, 1, Orang yang belajar (murid). 2, Guru, 3, Orang tua (wali murid)
jika masih hidup.
Mensenandungkan seebuah sair oleh Assaikh Al-Imam
Al-Ajal Al-Ustaz Sadiduddin Assairozi untuk Imam Asyafi’i, bersungguh-sungguh
mendekatkan sesuatu yang bertebaran mejadi berkumpul (dekat) * Dan
bersungguh-sungguh adalah membuka semua pintu yang terkunci. Dan hak dari
makhluk Allah untuk bercitca-cita adalah seseorang yang punya keinginan
tinggi di uji dengan kehidupan yang sempit.
Diantara dalil atas menjadi bukti kelanggengan
keputusan dan hukum nya. Bila si pandai hidup sengsara, sedangkan si bodoh
cukup berharta
Akan tetapi orang yang hidup akalnya tidak diberi
harta. Ada dua hal yang berlawanan, keduanya selalu terpisah, yakni bercerai
berai.
Ia mensenandungkan untuk yang lain nya, engkau ingin
jadi orang faqih yang berpengalaman sedangkan kamu tidak pernah sengsara,
macam-macam sajalah bentuknya itulah
penyakit gila.
Dan tidak lah pencari harta mendapat kesulitan,
menanggung deritanya, maka sesungguhnya ilmu bagaimana akan di dapatkan.
Berkata Abu Toyyib; aku tidak meliat pada cacat dan
cela bagi manusia sebagai cacat, seperti orang yang mampu namun tidak mau
seperti apa adanya, dan haruslah bagi penuntut ilmu untuk jaga malam,
sebagaimana dikatakan dalam sebuah
syair, sesuai dengan upaya yang kamu lakukan, itulah ukurang ketinggian yang
kamu dapatkan, siapa yang ingin mendapatkan ketinggian hendaklah jaga malam,
engkau ingin jadi orang terhormat sementara engkau terus tidur malam,
menyelam ke dasar laut untuk mencari permata , tingginya kesulitan tergantung
pada tingginya kemauan, dan kemulia’an seseorang dengan bangun malam.
*Aku tinggalkan tidur wahai Tuhan ku di waktu malam*
semata-mata untuk mencari ridhoMu wahai zat yang paling mulia diantara yang
paling mulia.
Siapa yang ingin meraih ketinggian dengan
meninggalkan kesulitan* berarti menyia-nyiakan umur untuk mencari sesuatu yang mustahil.
Maka tolonglah aku ya Allah untuk mendapatkan ilmu,
dan sampaikan lah aku ke puncak ketinggian, jadikanlah malam sebagai kendara’an
maka kamu akan mencapai cita-cita.
Telah berkata penulis kitab ini dan sungguh telah sepakat
dengan pendapatku penulis nazam ini dalam hal ma’na, siapa yang ingin
cita-citanya tercapai seluruhnya, maka hendaklah dia jadikan malamnya sebagai
onta tunggangan untuk meraihnya, sedikitkan makanan mu agar mampu berjaga
malam, jika engkau mau wahai teman ku untuk dapat mencapai kesempurna’an.
Dikatakan siapa yang tidak tidur di waktu malam maka
akan gembira/ lapang hatinya di waktu
siang, dan harus bagi penuntut ilmu untuk belajar terus-menerus dan
mengulang-ulang pelajaran pada awwal dan akhir malam, sesungguhnya antara magrib
dan isya’, dan waktu tengah malam adalah waktu yang penuh berkah, wahai
penuntut ilmu segeralah bersifat dengan sifat wara’ dan jauhilah (banyak)
tidur dan kenyang kekalkan dalam belajar, jangan kamu berpisah dengan nya(sifat
wara’), ilmu itu dengan belajar akan tegak dan menanjak. Dan hendaklah
menjaga masa muda dan masa-masa remaja. Sebagaimana di katakan, sesuai dengan
usaha yang kamu lakukan itulah ukuran yang kamu diberikan sebagaimana kamu
cita-citakan, siapa yang ingin meraih cita-cita hendaklah dia bangun malam.
Masa-masa muda hendaklah digunakan, ketahuilah
sesungguhnya masa muda tidak akan langgeng. Dan janganlah memaksakan diri,
jangan membuat diri sampai lemah sehingga menjadi putus berbuat, akan tetapi
hendaklah menggunakan nya dengan penuh kasih sayang pada yang demikian itu,
sedangkan kasih saying itu adalah sumber yang besar dalam segala sesuatu.
|
﴿فصل
فى الجد والمواظبة والهمة﴾
ثم لا بد الجد
والمواظبة والملازمة لطالب العلم وإليه الإشارة فى القران فى قوله تعالى والذين
جاهدوا فينا لنهدينهم سبلنا.
وقيل من طلب شيأ
وجد وجد من قرع الباب ولج ولج.
وقيل بقدرما
تتمنى تنال ما تتمنى قيل يحتاج فى
التعلم والتفقه الى جد الثلاثة المتعلم والأستاذ والأب ان كان فى الأحياء.
أنشدنى الشيخ
الإمام الأجل الأستاذ سديد الدين الشيرازى للشافعى الجد يدنى كل أمر شاسع *
والجد يفتح كل باب مغلق.
وأحق خلق الله بالهم امرؤ * ذو همة يبلى بعيش ضيق
ومن الدليل على
القضاء وحكمه يؤس اللبيب وطيب عيش الأحمق لكن من رزق الحجا حرم الغنى ضدان
يفترقان أى تفرق.
وأنشد لغيره
تمنيت أن تمسى فقيها مناظرا * بغير عناء والجنون فنون.
وليس اكتساب
المال دون مشقة تحملها فالعلم كيف يكون.
قال أبو الطيب
ولم أر فى عيوب الناس عيبا كنقص القادرين على التمام,
ولا بد لطالب العلم من سهر الليالى كما قال الشاعر بقدر الكد تكتسب المعالى فمن طلب العلا سهر الليالى تروم العز ثم تنام
ليلا يغوص البحر من طلب اللألى علو الكعب بالهمم العوالى,
وعز المرإ فى سهر الليالى.
* تركت النوم ربى
فى الليالى * لأجل رضاك بامولى الموالى.
*ومن رام العلى من غير كد* أضاع العمر فى طلب
المحال.
فوفقنى إلى تحصيل
علم وبلغنى إلى أقصى المعالى اتخذ الليل جملا تدرك به أملا.
قال المصنف وقد اتفق لى نظم فى هذا المعنى من
شاء أن يحتوى آماله
جملا* فليتخذ
ليله فى دركها جملا أقل طعامك كى تحظى به سهرا إن شئت ياصاحبى أن تبلغ الكملا.
وقيل من أسهر
نفسه بالليل فقد فرح قلبه بالنهار ولابد لطالب العلم من المواظبة على
الدرس والتكرار فى أول الليل وآخره فإن ما بين العشائين ووقت السحر وقت مبارك
ياطالب العلم باشر الورعا وجنب النوم واحذر الشبعا داوم على الدرس لاتفارقه
فالعلم بالدرس قام وارتفعا ويغتنم أيام الحداثة وعنفوان الشباب كما قيل بقدر
الكد تعطى ما تروم فمن رام المنى ليلا يقوم.
وايام الحداثة
فاغتنمها ألا ان الحداثة لا تدوم ولا يجهد نفسه جهدا ولايضعف النفس حتى ينقطع عن
العمل بل يستعمل الرفق فى ذلك والرفق أصل عظيم فى جميع الاشياء
|
Telah bersabda
Rasulullah saw, ketahuilah sesungguhnya agama ini sangat kuat, maka dalam
menjalan kan tugas agama santunilah dirimu dengan penuh kasih sayang, jangan
kamu membenci dirimu dalam beri-
badah kepada Allah
swt, karena orang yang sudah hilang kekuatan nya tidak ada tanah yang dapat
di lewati (karena lemah) berjalan ke
tempat yang dituju, tidak ada pula kekuatan yang tersisa.
Telah bersabda
Nabi saw, dirimu adalah kendara’an bagimu maka kasihanilah dirimu. Harus bagi
orang yang menuntut ilmu itu memiliki keinginan yang tinggi dalam hal ilmu,
karena sesungguhnya seseorang akan terbang dengan cita-citanya seperti burung
yang terbang dengan kedua sayapnya.
Berkata Abu
Attoyyib sesuai dengan ukuran cita-citanya itulah batas yang dapat di raih,
dan sesuai dengan ukurang kemuliaan orang yang mulia itu pula yang dapat di
raih.
Barang kecil
tampak besar di mata orang-orang yang bercita-cita kecil, dan barang besar
tampak kecil dimata orang-orang yang bercita-cita besar.
Pangkal kesuksesan
dalam segala sesuatu adalah bersungguh-sungguh dan kemauan yang tinggi, siapa
yang kemauan nya untuk menghapal semua kitab (karangan) Muhammad bin Hasan
dan membarenginya yang demikian itu dengan bersungguh-sungguh dan
terus-menerus, maka secara zahir bahwasanya dia dapat menghapal
sebanyak-banyaknya atau setengahnya, adapun bila memiliki baginya kemauan yang tinggi tetapi tidak
bersungguh-sung guh, atau ada baginya bersungguh-sungguh tetapi tidak punya
kemauan yang tinggi, maka tidak akan dapat diraih kecuali ilmu yang sangat
sedikit.
Dan menyebutkan
oleh sekh Al-Imam yang terhormat ustaz Radiuddin Annaisaburi didalam kitab
makarimil Al-Akhlak, Sesungguhnya Zulkarnain tatkala mau musyafir untuk dapat
menguasai bagian timur dan barat. Bermusyawarah dengan para ahli hikmah, dan
berkata (Zulkarnain) kepada mereka bagaimana aku musafir untuk meraih sesuatu
yang sidikit sedangkan kekuasa’an dunia adalah sesuatu yang sangat hina dan
fana, karena memiliki dunia adalah sesuatu yang hina maka ini bukan menjadi
keinginanku, maka para hukama’ berkata kepada nya, musafirlah agar engkau
dapat memiliki kekuasa’an dunia akhirat, dan ini adalah baik. Telah bersabda
Rasulullah saw, sesungguhnya Allah saw, sangat senang dengan perkara yang
tinggi dan tidak suka kepada perkara yang rendah. Dikatakan jangan kamu
tergesa-gesa dengan urusan mu dan tetaplah* Tidak ada yang dpat meluruskan tongkatmu
seperti orang yang selalu meluruskan nya.
Dikatakan, telah
berkata Abu hanipah kepada Abu yusuf semoga Allah swt, merahmati keduanya
engkau adalah orang yang bodoh, lalu engkau dikluarkan dari kebodohan karena
engkau terus-menerus belajar, maka jauhi olehmu sifat malas sesungguhnya
sifat malas itu membawa sial dan penyakit yang besar.
Berkata Sekh Abu
Naser Al-Safari Al-Ansori wahai nafsu wahai nafsu jangan lah kamu jauh dari
amal*
Dalam berbakti, berbuat adil, dan berbuat baik
perlahan-lahan*
Setiap orang yang beramal dalam kebaikan untung akan
di dapatkan, dan pada orang yang malas bala’ dan sial yang di dapatkan.
Ia berkata sungguh sepakat dengan ku pada makna nya,
hai nafsu tinggalkanlah sifat malas dan meninggalkan urusan* Kalau tidak maka
tetap saja dalam jurang kehinaan.
Aku tidak meliat bagi orang yang malas mendapatkan
bagian dengan suatu bagian, selain menyesal dan cita-cita jadi kandas.
(Dikatakan) berapa banyak orang yang malu, berapa
banyak orang yang lemah, dan berapa banyak orang yang menyesal bertumpuk
semuanya,* dan semuanya terlahir pada diri manusia karena malas.
Jauhi olehmu
dari sifat malas dalam mencari sesuatu yang belum jelas*.
Apa yang telah kamu tau dan apa yang kamu ragu-ragu
itu adalah bagian dari sifat malas*. Sungguh dikatakan sifat malas adalah
kurang merenung/ menghayati tentang kemuliaan ilmu dan kelebihan ilmu. Sepantasnya
bagi para penuntut ilmu belajar sampai merasakan lelah untuk mendapatkan
(ilmu), bersungguh-sungguh dan terus-menerus, dan juga dengan merenungkan kelebihan
dari pada ilmu, karena ilmu itu langgeng , sedangkan harta itu cepat binasa,
sebagaimana Amiril mukminin Sayyidana Ali bin Abi Tolib Karrama Allahu
Wajhahu, kami telah reda dengan apa yang telah di bagikan Oleh Allah Al-Jabbar
kepada kami, bagi kami ilmu dan bgi
musuhku aalah harta, karena sesungguhnya harta itu fana dalam waktu yang
sangat singkat, sedangkan ilmu itu langgeng tidak akan hilang, ilmu yang
bermanpa’at akan membawak kepada sebutan yang baik, dan tetap langgeng hal itu
setelah matinya, sesungguhnya itu adalah hidup yang abadi.
Dan mensenandungkan kami oleh Saikh Al-Ajal
Zahiruddin Pemberi patwa Al-A’immah Al-Hasan bin Ali yang di kenal dengan
Al-Margibani sebuah sair * Orang-orang bodoh dia mati sebelum mereka mati.
*Sedangkan orang Alim sekalipun telah meninggal dia
tetap hidup.
Dan mensenandungkan kita oleh sekh Al-Islam
Burhanuddin, Pada diri orang yang bodoh sebelum mati, dia mati untuk keluarganya.
Jasad mereka sebelum terkubur sudah terkubur,
sesungguhnya seseorang yang tidak hidup dengan ilmu adalah mayit* Dan tidak
ada bagi mereka, pada hari berbangkit itu dia bangkit.
(Dan yang lain nya) saudara yang berilmu dia hidup
selamanya setelah matinya, sedangkan ruas-ruas badan nya hancur tertinbun
tanah, Orang bodoh adalah mayit yang masih berjalan diatas bumi* Disangka
orang yang berilmu itu masih hidup padahal dia sudah tidak ada.
Mensenandungkan oleh sekh Al-Islam Burhanuddin,
karena ilmu adalah tingkatan yang paling tinggi dalam pangkat, selain orang
yang berilmu orang akan mulia bila dia banyak anak buahnya, sedangkan orang
yang berilmu langgeng kemulia’an nya berlipat ganda* Sedangkan orang yang
bodoh setelah mati di bawah tanah, jauh lah jauhlah jangan di harap mendapatkan
puncak kemulia’an ilmu, Naiklah kepada tingkat kekuasa’an/kemulia’an maka
akanku tuliskan untuk kalian sebagian dari apa yang ada , maka dengarlah, padaku
ada secara singkat tentang kelebihan tiap-tap ilmu, itu adalah cahaya setiap
cahaya memberi petunjuk kepada orang yang buta, orang bodoh melewati masa
antara gelap.
Dan
puncak ketinggian, menjadi pelindung siapa yang mau berlindung, ia berjalan
dengan aman dari aral melintang, dapat menyelamatkan manusia dalam kelalaian
mereka* dengan nya juga dia dapat selamat, dan manusi dalam kelalaian, harapan
baik tinggal nyawa diambang pintu, sedangkan ruh antara tulang dada, dengan
nya manusia saling tolong, siapa yang menghadap (kepada Allah) dalam keada’an maksiat, hingga dia menemukan
neraka jahanam, adalah sejelek-jelek akibat.
Siapa yang bertujuan ilmu maka dia telah menuju segala galanya, siapa
yang mendapatkan ilmu maka dia telah mendapatkan seluruh apa yang dia cari,
itulah kedudukan yang tinggi, wahai orang-orang yang ber akal, bila kau
mendapatkan kedudukan yang paling tinggi (ilmu) maka tidak akan dimudaratkan
dengan hilangnya seluruh kedudu kan mu yang lain, sekalipun luput bagimu
dunia dan keindahan nikmat-nikmatnya * maka pejamkanlah matamu, maka
sesungguh nya ilmu adalah sebaik-baik pemberian.
Dan mensenandungkan untuk sebagian mereka, bila orang yang alim itu
menjadi mulia dengan ilmunya, maka ilmu fikih lebih utama untuk di mulia kan
nya, betapa banyak minyak wangi yang berbau harum tetapi tidak seperti misik dan
betapa banyak burung yang terbang tinggi tidak seperti Raja Wali.
Dan disenandungkan untuk sebagian mereka, fiqih adalah semulia-mulia
sesuatu dan engkau yang menyimpan nya* Siapa yang mengajarkan ilmu tetapi masih
saja seperti yang sebelumnya, maka bersungguhlah untuk dirimu apa yang masih
membuat kamu jahil, maka permula’an ilmu adalah kebahagia’an dan akhirnya
juga kebahagia’an.
Cukuplah dengan kelezatan ilmu, fikih, dan faham
yang mengajak untuk membangkitkan akal untuk mendapatkan ilmu.
Dan kadang-kadang yang melahirkan sifat malas itu
adalah dahak, dan makanan yang basah, dan jalan untuk menguranginya adalah mengurangi
makan. Dikatakan telah sepakat tuju puluh orang Nabi bahwasanya yang membuat
banyaknya lupa adalah karena banyak dahak, dan banyaknya dahak karena terlalu
banyak minum air, banyaknya minum air adalah karena banyak makan, ruti kering
adalah dapat menghilangkan dahak, begitu juga memakan yang kering dapat di
makan dalam keada’an lapar, juga dapat
menghilangkan dahak, namun jangan terlalu banyak dari padanya sehingga tidak
butuh minum air, maka hal itu akan menambahkan dahak.
Bersugi dapat mengurangi dahak dan menambah kuat
hapalan dan kefasihan, sesungguhnya kebiasa’an yang sangat dianjurkan yang
dapat menambah pahala solat, membaca Al-Qur’an, begitu juga muntah mengurangi
dahak, dan yang basah, dan jalan untuk menguranginya adalah mengurangi makan,
merenungkan manfa’at sedikit makan yaitu sehat, tidak meminta-minta dan suka
mengutamakan orang lain.
Dikatakan padanya celaka, kemudian celaka, dan
celaka* celakanya seseorang karena makanan.
Dari Nabi saw, bahwasanya ia bersabda: Ada tiga
perkara yang sangat di benci oleh Allah swt, selain dosa, orang yang banyak
makan, orang yang bakhil, dan orang yang sombong, dan renungkan tentang
mudarat yang ditimbulkan oleh banyak makan, yaitu sakit, makan yang banyak
sehingga menjadi kebiasaan, dikatakan terus-menerus kenyang dapat
menghilangkan kecerdasan.
Dihikayatkan dari Jalinus bahwasa nya ia berkata
deliman adalah bermanfa’at seluruhnya, dikatakan ikan lebih baik dari deliman
yang banyak, padany dapat menghabikan harta, makan yang melampaui kekenyangan
memudaratkan semata-mata dan berhaklah mendapatkan siksa di negeri akhirat,
dan banyak makan menimbulkan kemarahan didalam hati dan jalan untuk
mengurangi makan adalah dengan memakan yang berlemak dan mendahulukan untuk
memakan yang lembut, dan yang lebih disukai dan mendahulukan makanan yang
sangat diminati, dan janganlah makan bersama orang-orang yang sangat lapar,
kecuali ada baginya tujuan yang benar pada maslah banyak makan dengan
memperkuat dengan (banyak makan) kuat puasa, solat, dan bagi perbuatan yang
sangat berat maka hal itu boleh.
|
قال رسول الله
صلى الله تعالى عليه وسلم ألا إن هذا الدين متين فأوغلوا فيه برفق ولاتبغض على
نفسك عبادة الله تعالى فإن المنبت لاأرضا قطع ولا ظهرا أبقى.
وقال النبي صلى
الله تعالى عليه وسلم نفسك مطيتك فارفق بها ولابد لطالب العلم من الهمة العالية
فى العلم فأن المرء يطير بهمته كالطير يطير بجناحيه.
قال أبو الطيب
على قدر أهل العزم تأتى العزائم وتأتى على قدر الكريم المكارم.
وتعظم فى عين
الصغير صغارها وتصغر فى عين العظيم العظائم.
والرأس فى تحصيل
الأشياء الجد والهمة فمن كانت همته حفظ جميع كتب محمد بن الحسن واقترن بذلك الجد
والمواظبة فالظاهر أنه يحفظ أكثرها أو نصفها فأما إذا كانت له همة عالية ولم يكن
له جد أو كان له جد ولم يكن له همة عالية لا يحصل له إلا علم قليل.
وذكر الشيخ
الإمام الأجل الأستاذ رضى الدين النيسابورى فى كاتب مكارم الأخلاق إن ذا القرنين
لما أراد أن يسافر ليستولى على المشرق والمغرب شاور الحكماء وقال كيف أسافر لهذا
القدر من الملك فإن الدنيا قليلة فانية وملك الدنيا حقير فليس هذا من علو الهمة
فقال الحكماء سافر ليحصل لك ملك الدنيا والآخرة فقال هذا حسن قال رسل الله صلى
الله تعالى عليه وسلم إن الله يحب معالى الأمور ويكره سفسافها وقيل فلا تعجل
بأمرك واستدمه * فما صلى عصاك كمستديم.
قيل قال أبو
حنيفة لأبى يوسف رحمهما الله تعالى كنت بليدا أخرجتك المواظبة فى الدرس وإياك
والكسل فإنه شؤم وآفة عظيمة *
قال الشيخ أبو
نصر الصفار الأنصارى يانفس يانفس لاترخى عن العمل *
فى البر والعدل
والإحسان فى مهل * وكل ذى عمل فى الخير مغتبط وفى بلاء وشؤم كل ذى كسل.
قال وقد اتفق لى
فى هذا المعنى دعى نفس التكاسل والتوانى * وإلافاثبتى فى ذى الهوان.
فلم أر للكسالى
الحظ بحظى سوى ندم وخرمان الأمانى.
(وقيل)
كَمْ مِنْ حَياَءٍ وَكَمْ عَجْزٍوَ كَمْ نَدَمٍ * جَمَّ تَوَلَّدَ لِلإِنْسَانِ
مِنْ كَسَلٍ.
إياك عن كسل في البحث عن شبه*
ما قد علمت وما قد شك من كسل*
وقد قيل الكسل من قلة التأمل في مناقب العلم وفضائله فينبغى أن يتعب نفسه على
التحصيل والجد والمواظبة بالتأمل في فضائل العلم فإن العلم يبقى والمال يفنى كما
قال أمير المؤمنين على بن أبى طالب كرم الله وجهه رضينا قسمة الجبار فينا –لنا علم والأعداء
مال فإن المال يفنى عن قريب وإن العلم يبقى لا يزال والعلم النافع يحصل به حسن
الذكر ويبقى ذلك بعد وفاته فإنه حياة أبدية.
وأنشدنا الشيخ
الأجل ظهير الدين مفتى الأئمة الحسن بن على المعروف بالمر غيبانى شعرا الجاهلون
فموتى قبل موتهم * والعالمون وإن ماتوا فأحياء.
وأنشدنا شيخ
الإسلام برهان الدين وفي الجهل قبل الموت موت لأهله * فأجسا مهم قبل القبور قبور
وإن امرأ لم يحي بالعلم ميت * وليس له حين النشور نشور.
(غيره) أخو العلم
حى خالد بعد موته وأوصاله تحت التراب رميم ، وذو الجهل ميت وهو يمشى على الثرى *
يظن من الأحياء وهو عديم وأنشدنا شيخ الإسلام برهان الدين إذ العلم أعلى رتبة
فى المراتب ومن دونه عز العلى فى المواكب,
فذو العلم يبقى عزه متضاعفا * وذو الجهل بعد الموت تحت التيارب فهيهات لايرجو
مداه من ارتقى رقى ولى الملك والى الكتائب سأملى عليكم بعض ما فيه فاسمعوا ففى
حصر عن ذكر كل المناقب هو النور كل النور يهدى عن العمى وذو الجهل مر الدهر بين
الغياهب.
هو الذروة الشماء
تحمى من التجى إليها ويمشى آمنا فى النوائب به ينجون الناس فى غفلاتهم * به ينجى
والناس فى غفلا تهم به يرتجى والروح بين
الترائب به يشفع الإنسان من راح عاصيا إلى درك النيران شر العواقب.
فمن رامه رام
المآرب كلها ومن حازه قد حاز كل المطالب هو المنصب العالى أيا صاحب الحجا اذا
نلته هون بفوت المناصب فإن فاتك الدنيا وطيب نعيمها * فغمض فإن العلم خير
المواهب.
وأنشدت لبعضهم
اذا ما اعتز ذوعلم بعلم * فعلم الفقه أولى باعتزاز
فكم طيب يفوح ولاكمسك وكم طير يطير ولاكباز.
وأنشدت لبعضهم
الفقه أنفس شىء أنت ذاخره * من يدرس العلم لم تدرس مفاخره فاجهد لنفسك ما أصبحت
تجهله فأول العلم إقبال وآخره.
وكفى بلذة العلم
والفقه والفهم داعيا وباعثا للعاقل على تحصيل العلم.
وقد يتولد الكسل
من البلغم والر طوبات وطريق تقليله تقليل الطعام قيل اتفق سبعون نبيا على أن
كثرة النسيان من كثرة البلغم وكثرة البغلم من كثرة شرب الماء وكثرة شرب الماء من
كثرة الأكل والخبز اليابس بقطع البلغم وكذا أكل الزبيب على الريق يقطع البلغ
ولايكثر منه حتى لا يحتاج إلى شرب الماء فيزيد البلغم.
والسواك يقلل
البلغم ويزيد فى الحفظ ولفصاحة فإنه سنة سنية يزيد فى ثواب الصلاة وقراءة القرآن
وكذلك القىء يقلل البلغم والرطوبات وطريق تقليل الأكل التأمل فى منافع قلة الأكل
وهى الصحة والعفة والإيثار.
وقيل فيه فعار ثم
عار ثم عار * شقاء المرء من أجل الطعام.
وعن النبي عليه الصلاة والسلام أنه قال ثلاثة
يبغضهم الله تعالى من غير جرم الأكول والبخيل والمتكبر والتأمل في مضار كثرة
الأكل وهى الأمراض وكلالة الطبع قيل البطنة تذهب الفطنة.
حكى عن جالينوس
أنه قال الرمان نفع كله والسمك ضرر كله وقيل السمك خير من كثير الرمان وفيه
إتلاف المال والأكل فوق الشبع ضررمحض ويستحق به العقاب في دار الآخرة والأكول
بغيض في القلوب وطريق تقليل الأكل أن
يأكل الأطعمة الدسمة ويقدم في الأكل الألطف والأشهى ولايأكل مع الجيعان إلا إذا
كان له غرض صحيح في كثرة الأكل بأن يتقوى به على الصيام والصلاة ولأعمال الشاقة
فله ذلك.
|
“FASAL
TENTANG MEMULAI BELAJAR, BATASAN DAN URUTAN NYA”
Adalah guru kami
Saikhul Islam Burhanuddin tepat memulai belajar pada hari Rabu, dan adalah
dia meriwayatkan pada hari itu juga sebuah hadis, kemudian dia jadikan sebagai
dalil dengan nya, dia berkata, telah bersabda Rasulullah saw, tidaklah dari
sesuatu yang di mulai pada hari Rabu melainkan pasti sempurna (tamat).
Seperti itu yang
dia lakukan oleh Abu Hanifah, dia
meriwayatkan hadis ini dari gurunya Asaikh Al-Imam Al-Ajal Quwwamuddin
Ahmad Bin Abdurrasid dan aku dengar
dari orang yang aku percaya, bahwasanya Saikh Abu Yusuf Al-Hamdani dia
memulai setiap pekerjaan dari pekerjaan-pekerjaan yang baik pada hari Rabu,
dan ini karena hari Rabu adalah hari diciptakan padanya cahaya yaitu sial
pada hak orang-orang kapir, maka hal itu menjaddi barokah bagi orang-orang
Mukmin.
Adapun ukuran/batasan belajar pada sa’at memulai, adalah Abu Hanifah
menghikayatkan dari Saikh Al-Qodi Al-Imam Umar bin Abi Bakri Azzaranji,
Bahwasanya dia berkata, telah berkata guru-guru kami, sepantasnya ukuran
memulai belajar itu, bagi yang baru mulai belajar ukuran yang memungkinkan
untuk kemampuan dabithnya agar dapat di ulang dua kali dan bertambah setiap
hari satu kalimat sehingga bahwasanya jika sudah lama dan banyak memungkinkan
untuk mendabhitnya dengan mengulang dua kali, dan bertambah dengan kassih
saying dan berangsur-angsur.
Adapun bila belajar pada permulaan agak lama dan butuh kepada pengulangan
materi dari guru sepuluh kali, sampai akhir seperti itu juga karena yang
demikian itu dapat menjadi kebiasa’an, dan jangan tinggalkan kebiasaan itu,
kecuali kalau terlalu lelah, dikatakan belajar satu huruf mengulang seribu
kali.
Sepantasnya memulaibelajar dengan sesuatu yang lebih mendekati kepada
pemahaman nya, adalah Saikh Al-Imam Al-ustaz Syarafuddin Al-Ukaili berkata
yang benar menurut aku pada masalah ini apa yang dilakukan oleh Guru-Guru
kami maka sesungguhnya mereka memilih untuk memulai belajar dengan kitab yang
kecil lagi ringkas karena itu yang mendekati kepada pemahaman dan mendabhit
dan jauh dari kebosanan yang banyak terjadi.
Dan sepantasnyalah untuk menggantungkan pelajaran setelah mendabhit dan
banyak mengulang maka sesungguhnya hal
itu sangat bermamfa’at, dan si murid jangan menulis sesuatu yang dia sendiri tidak memahaminya, karena hal itu membuat dirinya
jadi bosan dan menghilangkan kecerdasan dan menyia-nyiakan waktunya.
Dan sepantasnya penuntut ilmu bersungguh-sungguh untuk memahami apa yang
di sampaikan oleh gurunya atau dengan merenungkan dan memikirkan serta banyak
mengulang-ulang, karena sesunguh nya bila sedikit belajar, banyak mengulang-ulang dan merenungkan,
maka akan dia dapatkan (ilmu) dan pemahaman.
Dikatakan menghafal dua huruf lebih baik dari pada mendengarkan dua
lembar, memahami dua huruf lebih baik dari pada menghapal dua lembar, bila
meremehkan pemahaman dan tidak mau bersungguh-sungguh satu kali atau dua kali
akan membuat kebiasa’an yang demikian itu, maka dia tidak akan dapat memahami
kalimat yang mudah/pendek.
Maka sepantasnya bagi penuntut ilmu untuk bersungguh sungguh dan berdoa kepada
Allah swt, merendah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha menerima doa
orang-orang yang berdoa kepadaNya, mensenandung kan kita oleh Sekh Al-Imam
Al-Ajal quwamuddin Hammad bin Ibrahim bin Ismail Assopari sebagai imlak bagi
Alqodi Al-khalil bin Ahmad As-sajrazi berkhidmatlah kepada ilmu dengan
khidmat yang mendatang kan faidah * Dan tetaplah mempelajarinya dengan
cara-cara yang trerpuji*Bila kamu telah menghafal suatu pelajaran maka
ulanglah* kemudian perkuatlah dengan sekuat-kuatnya* kemudian gantunglah agar
kamu dapat mengulanginya* dan dalam mempelajarinya harus berkekalan *bila
kamu merasa aman dari nya dan tidak akan luput padanya* maka masuklah kepada
pelajaran baru* dengan mengulang-ulang pelajaran terdahulu*dan puaslah dengan
keadaan ini, kelebihan nya disampaikan, kepada orang banyak dengan ilmu dapat
dihormati *janganlah seperti orang yang punya akal yang jauh, jika ilmu di sembunyikan
kamu dijadikan lupa sehingga* kamu tidaklah diliat melainkan seperti orang-orang
jahil dan bodoh, kemudian dibelenggu pada hari kiamat dengan belenggu dari
neraka. Dan di bakar dengan azab yang sangat pedih.
Dan haruslah bagi penuntut ilmu untuk selalu muzakarah(diskusi) dan dialog, *dan sepantasnya
dilakukan dengan kesadaran, *tenang, dan
merenungkan, hendaklah menjauhi dari gerakan/perbuatan yang kurang baik, *sesungguhnya,
berdialog, berdiskusi, *bermusyawarah adalah untuk mengeluarkan (mencari)
kebenaran, *yang demikian itu hanya dapat
diraih dengan merenung kan*.
|
﴿فصل
في بداية السبق وقدره وترتيبه﴾
كان أستاذنا شيخ
الإسلام برهان الدين يوقف فى بداية السبق على يوم الأربعاء وكان يروى فى ذلك
حديثا فيستدل به يقول قال رسول الله صلى الله تعالى عليه وسلم ما من شىء بدىء فى
يوم الأربعاء إلا وقد تم.
وهكذا كان يفعل
أبو حنيفة وكان يروى هذا الحديث عن أستاذه السيخ الإمام الأجل قوام الدين أحمد
بن عبد الرشيد وسمعت ممن أثق به أن السيخ أبا يوسف الهمدانى كان يوقف كل عمل من أعمال
الخير على يوم الأربعاء وهذا لأن يوم الربعاء يوم خلق فيه النور وهو يوم نحس فى
حق الكفار فيكون مبار كا للمؤمنين.
وأما قدر السبق
فى الابتداء كان أبو حنيفة يحكى عن الشيخ القاضى الإمام عمر بن أبى بكر الزرنجى
أنه قال قال مشايخنا ينبغى أن يكون قدر السبق للمبتدئ قدر ما يمكن ضبطه بالإعادة
مرتين ويزيد كل يوم كلمة حتى أنه وإن طال وكثر يمكن ضبطه بالإعادة مرتين ويزيد
بالرفق والتدريج.
فأما إذا طال السبق
فى الابتداء واحتاج المتعلم إلى إعادة عشر مرات فهو فى الإنتهاء أيضا يكون كذ لك
لأنه يعتاد ذلك ولايترك تلك العادة إلا بجهد كثير وقيل السبق حرف والتكرار ألف.
ينبغى أن يبتدئ
بشىء يكون أقرب ألى فهمه وكان الشيخ الإمام الأستاذ شرف الدين العقيلى يقول
الصواب عندى فى هذا ما فعله مشايخنا فإنهم كانوا يختارون للمبتدئ صغارات
المبسوطة لأنه أقرب إلى الفهم والضبط وأبعد من الملالة وأكثر وقوعا.
وينبغى أن يعلق
السبق بعد الضبط والإعادة كثيرا فإنه نافع جدا ولايكتب المتعلم شيئا لايفهمه فإنه
يورث كلالة الطبع ويذهب الفطنة ويضيع أوقاته.
وينبغى أن يجتهد
فى الفهم من الأستاذ أو بالتأمل والتفكر وكثرة التكرار فإنه إذا قل السبق وكثر
التكرار والتأمل يدرك ويفهم.
قيل حفظ حرفين خير من سماع وقرين وفهم حرفين
خير من حفظ وقرين وإذا تهاون فى الفهم ولم يجتهد مرة أو مرتين يعتاد ذلك فلا
يفهم الكلام اليسير.
فينبغى أن يجتهد
ويدعو الله تعالى ويتضرع إليه فإنه يجيب من دعاه ولا يخيب من رجاه,
أنشدنا الشيخ الإمام الأجل قوام الدين حماد بن إبراهيم ابن إسمعيل الصفار إملاء للقاضى الخليل بن أحمد السجرزى
اخدم العلم خدمة المستفيد*
وأدم درسه بفعل حميد *وإذا ما حفظت شيئا أعده * ثم أكده غاية
التأكيد* ثم علقه كى تعود
إليه * وإلى درسه على التأبيد* فإذا أمنت منه فواتا*
فا نتدب بعده لشىء جديد* مع تكرار ما تقدم منه
* واقتناء لشأن هذا المزيد ذاكر الناس بالعلوم لتحيا * لا تكن من أولى النهى
ببعيد إن كتمت العلوم أُنْسِيْتَ حتى * لا ترى غير جاهل وبليد ثم ألجمت يوم القيامة نارا * وتلهبت بالعذاب
الشديد.
ولابد لطالب
العلم من المذاكرة والمطارحة *فينبغى أن يكون بالإنصاف *والتأنى
والتأمل ويتحرز عن الشغب *فإن المناظرة والمذاكرة مشاورة* والمشاورة إنما تكون لاستخراج الصواب*
وذلك إنما يحصل بالتأمل*
|
*Tenang dan penuh
kesadaran, hal itu tidak akan dapat di
raih dengan marah, dan onar. Jikalau niatnya dalam membahas (isi diskusi) untuk
bertengkar dan menunduk kan (lawan diskusi) maka hal itu tidak halal/tidak
benar.
Hanya saja yang demikian itu menjai halal bila untuk
menampak kan kebenaran.
Berbicara dengan berbelit-belit dan mencari-cari
alasan adalah tidak dibolehkan padanya, kecuali apabila lawan berbicara
berusaha untuk menjatuhkan, bukan untuk mencari kebenaran.
Dan adalah Muhammad bin yahya bila menghadapi
kesulitan dia tidak serta merta mendatangkan jawaban, dia berkata kepadanya:
Pertanya’an anda saya catat /tampung untuk mencari jawaban nya, diatas orang
yang alim itu ada yang lebih alim.
Faidahnya berdiskusi dan berdialaog lebih kuat dari
pada faedah semata-mata mengulang, karena di dalamnya ada pengulangan dan
tambahan. Dikatakan berdiskusi sesa’at lebih baik dari pada mengulang satu
bulan, akan tetapi, bila di lakukan dengan penuh kesadaran, cara yang baik,
dan jauhilah berdiskusi sekedar untuk mencari menang, tidak dengan akhlak
yang baik, karena tabiat itu suka merampas, sedangkan akhlak membawa kepada
kedekatan yang saling memberi manfa’at.
Dalam sebuah sair yang menyebut nya adalah Halil bin Ahmad, faidah yang
banyak * Dikatakan-ilmu itu diantara syaratnya bagi yang berkhidmat dalam
ilmu,* Agar seluruh manusia berkhidmat kepadda ilmu.
Dan sepantasnya bagi penuntut ilmu
agar sedapat mungkin untuk selalu merenungkan, dalam semua waktu tentang
kedetilan ilmu, dan dapat menjadi kebiasa’an yang demikian itu, maka
sesungguhnya kedetilan ilmu hanya bisa dengan banyak merenung, karena itu
dikatakan merenunglah maka kamu akan dapatkan.
Seharusnya kamu merenung sebelum
berbicara sehingga kamu menjadi benar, maka sesungguhnya berbicara itu
seperti anak panah, maka harus meluruskan nya dengan merenungkan sebelum
berbicara sehingga menjadi benar.
Dan berkata, tentang usul fiqih, ini adalah sumber
yang besar, yaitu adalah perkata’an orang yang Faqih(sangat alim) berdiskusi
dengan merenungkan. Dikatakan puncak dari pada akal adalah berbicara dengan
tetap tepat, dan tetap merenungkan.
Berkata orang yang berkata, aku berpesan kepadamu pada aturan pembicara’an
ada lima* jikalau yang berwasiat itu adalah orang yang penyayang ta’at (kepada Allah) maka jangan
kamu lalaikan sebab-sebab pembicara’an, dan waktu nya. Cara, cakupan,
tempat, semuanya itu hendaknya mendatangkan faidah pada semua waktu, dan
keada’an dari semua peribadi.
Telah bersabda Rasulullah saw, hikmah adalah sesuatu
yang hilang dari orang mukmin, dimana saja kamu menemukan nya maka dia harus
mengambilnya.
Dikatakan ambil yang bersih dan tinggalkan yang
keruh/kotor.
Dan aku mendengar Asaikh Al-imam Al-Ustaz Fakhruddin Al-kasani berkata, adalah anak
perempuan Abu Yusuf mudah-mudahan Allah merahmatinya menjadi amanat kepada Muhammad, Muhammad bertanya kepada anak
perempuan tersebut apakah pada waktu ini ada yang kamu hafal dariAbu Yusuf
tentang sesuatu dari ilmu Fiqih?. Perempuan itu menjawab tidak, Cuma saja dia
selalu mengulang-ulang dan berkata andil yang berputar telah gugur, maka dia
menghapal yang demikian itu dari padanya. Dan adalah kesulitan atas
Muhammad, lalu dia menghilangkan kesulitan itu dengan
kalimat ini, maka dapat diketahui bahwa mengambil pemahaman dari suatu
pelajaran itu memungkinkan dari setiap orang.
Berkata Abu Yusuf ketika dikatakan kepadanya dengan
apa engkau dapatkan ilmu?, dia menjawab aku tidak pernah merasa malu belajar
dan aku tidak pernah pelit untuk mengajar.
Dikatakan kepada ibnu Abbas RD, dengan apa engkau
dapatkan ilmu Ibnu Abbas menjawab dengan lidah yang banyak bertanyak, dan
dengan hati yang menggunakan akal, sesungguhnya dinamakan orang yang menuntut
ilmu itu karena apa yang kamu katakan pada masa-masa pertama. Apa yang kamu
katakan pada masalah ini, hanya sanya menjadi Faqih Abu Hanifah karena banyak
berdiskusi dan muzakarah di tokonya ketika dia menjadi pedagang kain, maka
dengan ini dapat di ketahui bahwa ilmu dan pemahaman itu dapat diraih dengan
menghimpun abtar belajar dan usaha, Dan adalah Abu Haps Al-Kabir berusaha dan
mengulang-ulang ilmu jika memang tidak bisa tidak bagi penuntut ilmu dari
pada berusaha/ bekerja untuk nafaqah keluarganya dan yang lain yang menjadi
tanggungan dalam hidupnya maka berusaha/bekerjalah dan ulang-ulang lah
(pelajaranmu) dan jangan malas.
Bukan lah karena sehat badan dan aqal menjadi alasan untuk tidak menuntut
ilmu dan memperdalam agama, maka sesungguhnya tidak ada orang yang lebih
fakir dari pada abu Yusuf, walau demikian tidaklah dengan kemelaratan itu
dapat menghalanginya untuk memper dalam agama, siapa yang punya harta banyak,
maka sebaik-baik harta yang baik adalah yang dimilki oleh laki-laki baek.
Dikatakan kepada orang yang alim dengan apa kamu dapatkan ilmu?, dia
menjawab dengan sebab bapak saya orang kaya, karena dia berbakti kepada orang alim dan orang
yang punya kelebihan, sesungguh nya hal itu menjadi sebab bertambahnya ilmu,
karena dia bersukur atas nikmat akal dan ilmu, dan hal itu juga menjadi
penyebab bertambahnya, dikatakan telah berkata Abu Hanifah sesungguhnya aku dapatkan
ilmu dengan pujian kepada Allah swt, dan berterima kasih, setiap kali fahami
dan aku berhasil dalam ilmu fikih dan hikmah, aku mangucapkan segala puji
milik Allah swt, maka menjadi bertambahlah ilmuku, seperti itulah sepantasnya
bagi para penuntut ilmu, agar menyibukkan dirinya dengan bersyukur kepada
Allah dengan lidah dan hati, dan dengan anggota badan dan dia meliat
bahwasanya! mengerti, ilmu, dan taufiq, adalah dari Allah swt, dan hendaklah menuntut
petunjuk dari Allah swt, dengan berdo’a kepadaNya serta tadarru’ kepada Allah
swt, sesungguhnya Allah swt, pemberi petunjuk kepada orang yang mintak
petunjuk kepadaNya.
Maka yang menjadi Ahlul hak adalah mereka yang Ahlussunnah Waljama’ah, karena
mereka mencari kebenaran dari Allah swt, kebenaran yang memberi petunjuk yang
jelas, dan yang mencari memelihara’an, maka Allah pun memberi petunjuk dan
memelihara mereka dari kesesatan.
Ahluddolal adalah mereka yang hanya bangga dengan pendapat dan akal
mereka, mereka mencari kebenaran dari sesama makhluk yang lemah yaitu akal
mereka yang tidak dapat menjangkau segala sesuatu, seperti pengelihatan tidak
dapat meliat semua sesuatu, mereka terdinding dan mereka lemah dan mereka
sesat.
|
*والتأنى والانصاف لايحصل ذلك
بالغضب والشغب فإن كانت نيته من المباحثة إلزام الخصم وقهره لايحل.
ذلك وإنما يحل ذلك لإظهار الحق.
والتمويه والحيلة
لاتجوز فيها إلا إذا كان الخصم متعنتا لاطالبا للحق.
وكان محمد بن
يحيى إذا توجه عليه الإشكال ولم يحضره الجواب يقول له ما ألزمته لازم وأنا فيه
ناظر وفوق كل ذى علم عليم.
وفائدة المطارحة
والمناظرة أقوى من فائدة مجرد التكرار، لأن فيه تكرار وزيادة. وقيل مطارحة ساعة
خير من تكرار شهر لكن إذا كان مع منصف سليم الطبع وإياك والمذاكرة مع متعنت غير
مستقيم الطبع فإن الطبيعة مسرقة والأخلاق متعدية والمجاورة مؤثرة.
وفي الشعر الذى
ذكره خليل بن أحمد فوائد كثيرة* قيل-
العلم من شرطه لمن خدمه * أن يجعل الناس كلهم خدمه*
وينبغى لطالب
العلم أن يكون متأملا في جميع الأوقات في دقائق العلوم ويعتاد ذلك فإنما يدرك
الدقائق بالتأمل ولهذا قيل تأمل تدرك.
ولابد من التأمل
قبل الكلام حتى يكون صوابا فإن الكلام كالسهم فلابد من تقويمه بالتأمل
قبل الكلام حتى يكون مصيبا.
وقال في أصول الفقه هذا أصل كبير وهو أن يكون
كلام الفقيه المناظر بالتأمل .
قيل رأس العقل أن يكون الكلام بالتثبت والتأمل.
قال قائل أوصيك
في نظم الكلام بخمسة * إن كنت للموصى الشفيق مطيعا لا تغفلن سبب الكلام ووقته *
والكيف والكم المكان جميعا يكون مستفيدا في جميع الأوقات والأحوال من جميع
الأشخاص.
قال رسول الله
صلى الله تعالى عليه وسلم الحكمة ضالة المؤمن أينما وجدها أخذها.
وقيل خذ ما صفا ودع ما كدر وسمعت الشيخ الإمام
الأجل الأستاذ فخر الدين الكاشانى يقول كانت جارية أبى يوسف رحمه الله تعالى
أمانة عند محمد فقال لها هل تحفظين في هذا الوقت من أبى يوسف في الفقه شيئا قالت لا إلا أنه كان يكرر ويقول سهم الدور
ساقط فحفظ ذلك منها وكانت مشكلة على
محمد فارتفع إشكاله بهذه الكلمة فعلم أن الاستفادة ممكنة من كل أحد.
قال أبويوسف حين
فيل له بم أدركت العلم قال ما استنكفت من الاستفادة وما بخلت من الإفادة.
وقيل لابن عباس رضي الله تعالى عنهما بم أدركت العلم قال ابن
عباس بلسان سؤول وقلب عقول وإنما سمى
طالب العلم ما تقول لكثرة ما يقول لون
في الزمان الأول ما تقول في هذه المسئلة وإنما تفقه أبو حنيفة بكثرة المطارحة
والمذاكرة في دكانه حين كان بزازا فبهذا يعلم أن تحصيل العلم والفقه يجتمع مع
الكسب وكان أبو حفص الكبير يكتسب ويكرر العلوم فإن كان لابد لطالب العلم من
الكسب لنفقه عياله وغيره فليكتسب وليكرر ولايكسل.
وليس لصحيح
البدن والعقل عذر في ترك التعلم والتفقه فإنه لا يكون أفقر من أبى يوسف
ولم يمنعه ذلك من الفقه فمن كان له مال كثير فنعم المال الصالح للرجل الصالح.
وقيل لعالم بم
أدر كت العلم قال بأب غنى لأنه كان يصطنع به أهل العلم والفضل فإنه سبب زيادة
العلم لأنه شكر على نعمة العقل والعلم وإنه سبب الزيادة قيل قال أبو حنيفة إنما
أدركت العلم بالحمد الله تعالى والشكر فكلما فهمت ووفقت على فقه وحكمة فقلت
الحمد الله تعالى فازداد علمى وهكذا يمبغى لطالب العلم أن يشتغل بالشكر باللسان
والجنان والأركان والمال ويرى الفهم والعلم والتوفيق من الله تعالى ويطلب
الهداية من الله بالدعاء له والتضرع إليه فإن الله هاد من استهداه
فأهل الحق وهم أهل السنة والجماعة طلبوا الحق
من الله تعالى الحق الهادى المبين العاصم فهداهم الله تعالى وعصمهم عن الضلالة
وأهل الضلالة أعحبو برأيهم وعقلهم طلبوا الحق
من المخلوق العاجز وهو العقل لأن العقل لا يدرك جميع الاشياء كالبصر لايبصر جميع
الأشياء فحجبوا وعجزوا وضلوا
|
Telah bersabda
Rasulullah saw, siapa yang mengenal dirinya maka dia mengenal Tuhan nya, bila
dia tau maka lemahlah dirinya dan taulah kekuasaan Allah swt, dan tidaklah
dia berpegang pada diri dan akalnya, tetapi dia bertawakkal kepada Allah swt,
dia mencari dari Allah akan kebenaran, siapa saja yang bertawakkal kepada
Allah maka Dia lah Allah yang
mencukupkan nya dan memberinya petunjuk kejalan yang lurus.
Barangsiapa yang memiliki harta maka hendaklah dia jangan bakhil, dan sepantasnya
dia berlindung kepada Allah swt, dari sifat bakhil, telah bersabda Nabi saw,
penyakit apa lagi yang lebih parah dari pada sifat bakhil?,, Dan adalah Abu
Saikh Al-Iamam Al-Ajal Samsul A’immah Alhulwani orang yang faqir, dia menjual
kue, dan dia selalu memberikan kue kepada para FUQAHA’ dari kue nya dan dia
berkata doakanlah anak ku (agar menjadi orang alim Red) maka dengan berkat
kebaikan nya dan I’tikad dan kasih sayangnya serta tadarru’nya, maka anak
nya mendapatkan apa yang dia dapatkan,
dia membeli kitab dengan harta kekaya’an nya dan mencari penulis dari luar,
adalah hal itu dapat membantunya dalam belajar dan memperdalam ilmu (agama
red). Dan
sesungguhnya bagi Muhammad bin Hasan
memiliki harta yang banyak, sampai dia memilki tiga ratus orang yang membantu
mengurus hartanya.
Lalu dia imfak kan
seluruhnya dalam urusan ilmu sehingga tidak tersisa pakaian yang berharga untuk dirinya, maka Abu
Yusuf meliatnya memakai pakaian yang lusuh.
Lalu dia (Abu Yusuf) mengirimkan pakaian yang halus untuknya, dia (Muhammad
Bin Hasan) menolaknya, dia berkata dunia untukmu dan akhirat untuk kami, dan
mudah-mudahan. Sesungguhnya dia tidak menerima nya. Sekalipun menerima hadiah
itu adalah sunnah, (tapi hal itu dai lakukan) tatkala meliat pada yang
demikian itu dalam kehina’an pada dirinya.
Telah bersabda
Rasulillah saw, tidak boleh bagi orang
mukmin menghinakan dirinya.
|
قال رسول الله
صلى الله تعالى عليه وسلم من عرف نفسه فقد عرف ربه فإذا عرف عجز نفسه عرف قدرة
الله تعالى ولا يعتمد على نفسه وعقله بل يتو كل على الله ويطلب منه الحق ومن يتو
كل على الله فهو حسبه ويهديه إلى صراط مستقيم.
ومن كان له مال
فلا يبخل وينبغى أن يتعوذ بالله تعالى من البخل قال النبي عليه الصلاة والسلام
أى داء أدوأ من البخل وكان أبو الشيخ الإمام الأجل شمس الأئمة الحلوانى فقيرا
يبيع الحلواء وكان يعطى الفقهاء من الحلواء ويقول ادعوا لابنى فببر كة جوده
واعتقادة وشفقته وتضرعه نال ابنه ما نال ويشترى بالمال الكتب ويستكتب فيكون عونا
على التعلم والتفقه ولقد كان لمحمد بن الحسن مال كثير حتى كان له ثلثمائة من
الوكلاء على ماله فأنفقه كله في العلم ولم يبق له ثوب نفيس فرآه
أبو يوسف في ثوب خلق.
فأرسل إليه ثيابا
نفيسة فلم يقبلها فقال عجل لكم وأجل لنا ولعله إنما لم يقبله وإن كان قبول
الهدية سنة لما رأى في ذلك مذلة لنفسه.
قال رسول الله صلى الله تعالى عليه وسلم ليس
للمؤ من أن يذل نفسه
|
Di hikayatkan
sesungguhnya Fakhrul Islam Al-Irsabandi menghinpun kulit semangka yang sudah
dibuang di tempat yang sepi lalu memakan nya, lalu seorang buda’ perempuan
dan menginformasikan nya kepada majikan nya lalu disiapkan jamuan untuknya dan
dia menolak jamuan tersebut . Seperti itulah sepantasnya bagi para penuntut
ilmu agar dia memiliki cita-cita tinggi, tidak rakus dengan harta benda milik
orang lain, bersabda Rasulullah saw, jauhilah olemu sifat tamak karena
sesungguhnya sifat tamak mendatangkan kemelaratan.
Janganlah bakhil
dengan harta yang dimiliknya, tetapi dia harus berinfaq untuk dirinya dan
untuk orang lain. Telah bersabda Nabi saw, manusia seluruhnya dalam
kemelaratan, dan takut melarat, ddan addalah mereka pada zaman permulaan,
mereka mempelajari ilmu sehingga mereka tidak menginginkan harta milik orang
lain, didalam kata hikmah dikatakan siapa yang merasa cukup dengan harta milik orang lain maka dia akan
jadi melarat, orang alim bila rakus maka tidak akan tinggal pada dirinya
wibawa (hilang wibawa) dan kehormatan ilmunya, dia tidak akan berani
mengatakan kebenaran.
Karena itu pembawa syariat (Nabi Muhammad saw,)
berlindung kepada Allah dalam sabdanya: Aku berlindung kepada Allah dari
kerakusan yang membawa kepada tabi’at jahat.
Dan sepantasnya
jangan berharap kecuali kepada Allah swt, dan jangan takut kecuali kepada
Allah, dan Nampak yang demikian itu bisa di ukur dengan melewati batas syara’
/agama atau tidak.
Siapa yang ma’siat
kepada Allah kerena takut makhluk, maka sesungguhnya dia tkut kepada selain
Allah swt, bila tidak ma’siat kepada Allah swt, karena takut ke pada makhluk,
dan berjalan pada batas syara’ maka
dia tidak takut kepada selain Allah swt, tetapi dia takut kepada Allah swt,
begitu juga pada sisi harapan, sepantasnya bagi penuntut ilmu menghitung dan
mengukur untuk dirinya sendiri, dengan suatu ukuran dalam mengulang-ulang,
maka sesungguh nya tidaklah tetap sebelumnya, sehingga sampai yang
demikian itu kepada ukuran.
Dan sepantasnyalah
mengulang pelajaran yang kemaren lima
kali, pelajaran sebelum hari kemaren empat kali, pelajaran yang sebelumnya
lagi tiga kali, dan pelajaran yang sebelumnya dua kali dan pelajaran sebelum
nya satu kali. Maka hal semacam ini membawa kepada hapalan, dan sepantasnya
jangan terbiasa bersuara pelan dalam mengulang, karena pelajaran memang
sepantasnya dilakukan dengan kuat dan semangat, tidak nyaring sembarang
nyaring dan jangan memaksakan diri agar jangan menjadi bosan/putus asa,
sebaik-baik perkara adalah pertengahan.
Dihikayatkan
bahwasanya Abu Yusuf melakukan diskusi fikih bersama ahli fikih dengan kuat
dan penuh semangat, sehingga iparnya menjadi heran terhadap nya, iparnya
berkata
Sesungguhnya kami
tau dia dalam keada’an lapar sejak lima hari, dalam kondisi yang seperti itu
dia berdiskusi dengan kuat dan semangat. Dan sepantasnya jangan sampai bagi
pra penuntut ilmu panik dan bingung, karena sesungguhnya itu adalah penyakit.
Adalah guru kita Saikhul Islam Burhanuddin ber kata sesungguhnya aku
mengalahkan teman-temanku karena aku tidak panik dan kendor semangat dalam
belajar.
Dan adalah dia
menghikayatkan dari saikhul Islam Al-Isbihani bahwasanya terjadi pada sa’at
belajarnya panik selama dua belas tahun karena pergantian pemimpin, dan dia
keluar bersama teman-teman nya dalam berdiskusi dan tidak pernah meninggalkan
berdiskusi, selalu hadir dalam diskusi selama dua belas tahun maka jauhilah
teman-teman nya saikhul islam Assyafi’iyah dan dia juga syafi’i.
Adalah guru kami Saikh Al-qodhi Al imam Fakhrul
Islam Kadi Khan, berkata, sepantasnya bagi orang yang menperdalam ilmu agama,
untuk menghapal satu kitab fiqih selamnya atau secara terus menerus maka hal
itu akan mudah bagi nya, untuk menghafal apa yang dia dengar tentang fiqih.
|
وحكى أن فخر
الإسلام الإرسابندى جمع قشور البطيخ الملقاة في مكان خال فأكلها فرأته جارية
فأخبرت بذلك مولاها فاتخذ له دعوة فدعاه إليها فلم يقبل لهذا.
وهكذا ينبغى لطالب العلم أن يكون ذا همة عالية لايطمع في أموال الناس قال عليه
الصلاة والسلام إياك والطمع فإنه فقر حاضر.
ولايبخل بما عنده
من المال بل ينفق على نفسه وعلى غيره وقال النبي صلى الله تعالى عليه وسلم الناس
كلهم في الفقر مخافة الفقر وكانوا في الزمان الأول يتعلمون العلم حتى لا يطمعوا
فى أموال الناس وفى الحكمة من استغنى بمال الناس افتقر والعالم إذا كان طماعا
لايبقى له حرمة العلم ولايقول بالحق.
ولهذا كان يتعوذ
صاحب الشرع عليه السلام ويقول أعوذ بالله من طمع بدنى إلى طبع.
وينبغى أن لايرجو إلا من الله تعالى ولايخاف
إلامنه ويظهر ذلك بمجاوزة حد الشرع وعدمها.
فمن عصى الله
تعالى خوفا من المخلوق فقد خاف غير الله تعالى فإذا لم يعص الله تعالى لخوف
المخلوق وراقب حدود الشرع فلم يخف غير الله تعالى بل خاف الله تعالى وكذا فى
جانب الرجاء وينبغى لطالب العلم أن يعد ويقدر لنفسه تقديرا فى التكرار فإنه لا
يستقر قبله حتى يبلغ ذلك المبلغ.
وينبغى أن يكرر
سبق الأمس خمس مرات وسبق اليوم الذى قبل الأمس أربع مرات والسبق الذى قبله ثلاثا
والذى قبله اثنين والذى قبله واحدا فهذا ادعى إلى الحفظ وينبغى أن لا يعتاد
المخافتة فى التكرار لأن الدرس ينبغى أن يكون بقوة ونشاط ولا يجهر جهرا ولا يجهد
نفسه كيلا ينقطع عن التكرار فخير الأمور أو سطها.
حكى أن أبا يوسف كان يذاكرالفقه مع الفقهاء
بقوة ونشاط وكان صهره يتعجب في أمره ويقول.
أناأعلم أنه جائع
مذ خمسة أيام ومع ذلك أنه يناظر مع القوة والنشاط وينبغى أن لا يكون لطالب العلم
فترة وتحير فإنها آفة وكان أستاذنا شيخ الإسلام برهان الدين يقول إنما غلبت على
شركائى بأنى لم يقع لى الفترة والاضطراب في التحصل.
وكان يحكى عن شيخ
الإسلام الاسبيجابى أنه وقع في تحصيله وتعلمه فترة اثنتى عشر سنة بانقلاب الملك
وخرج مع شريكه في المناظرة ولم يتركا المناظرة وكانا يجلسان في المناظرة اثنتى عشرة
سنة فصار شريكه شيخ الإسلام الشافعيين وهو شافعيا.
كان استاذنا
الشيخ القاضى الإمام فخر الإسلام قاضي خان يقول ينبغى
للمتفقه أن يحفظ نسخة واحدة من نسخ الفقه دائما فيتيسر له بعد ذلك حفظ ما سمع من
الفقه
|
“FASAL
TENTANG TAWAKKAL”
Kemudian haruslah bagi
penuntut imu bersifat tawakal dalam menuntut ilmu, jangan memperhati kan
urusan rizki dan jangan sibuk hatinya dengan yang demikian itu.
Telah meriwayatkan
oleh Abu Hanifah dari Abdullah bin Hasan Azzubaidi sahabat Rasululah saw, siapa
yang memperdalam tentang ilmu agama, maka Allah akan cukupkan/dapat menggapai
cita-citanya dan Allah akan anugerahkan rizki dari jalan yang tidak di duga-duga,
maka sesungguhnya orang yang menyibuk kan hatinya dengan
Urusan
rizki untuk makanan dan pakaian nya maka sedikitlah kesempatannya untuk
mendapatkan akhlak yang mulia dan ketinggian perkara. Maka dikatakan tinggalkan lah kemulia’an jangan di
cari-cari*
Duduklah dengan
tenang maka kamu akan diberi makan dan berpakaian. Berkata seorang
laki-laki kepada Mansur Al-halaj berilah aku wasiat, dia (Mansur Al-Halaj)
menjawab itu nafsumu kalau kamu tidak tundukkan maka dia yang menunduk kan
kamu.
Maka sepantasnyalah bagi tiap-tiap orang untuk menunduk kan nafsunya
dengan amal-amal yang baik, sehingga dia tidak di tundukkan oleh hawa
nafsunya, dan janganlah orang yang berakal memperhatikan urusan dunia dan
badan, karena keinginan dan kesedihan tidak dapat menolak musibah dan tidak
bermanfaat bahkan memudaratkan hati, aqal, badan dan membuat nya tidak dapat
berbuat baik.
Dan hendaklah mengutamakan urusan akhirat karena hal itu yang bermamfa’at,
adapun sabda Nabi saw, karena sesungguhnya diantara dosa itu ada dosa yang
tidak dapat dilebur kecuali dengan memperhati kan kepentingan kehidupan, yang
dimaksud dari padanya adalah ukuran nya tidak merusak amal yang baik.
Jangan menyibukkan hati dengan suatu kesibukan yang dapat membuatnya
tidak menghadirkan hati (ingat kepada Allah) didalam solat, maka sesungguhnya
yang demikian itu adalah ukuran, perhatian, keinginan, tujuan akhirat, dan harus bagi penuntut ilmu
untuk mengurangi urusan duniawi dengan ukuran dia dapat leluasa, karena itu
mereka telah memilih untuk meng asingkan diri.
Dan haruslah bagi penuntut ilmu menanggung kesulitan
dan yang melelahkan dalam perjalanan
mencari ilmu, sebagaiman dikatakan oleh Nabi Musa as, dalam perjalanan
Nya untuk belajar, tidak menukil pada yang demikian
itu pada yang lain nya dari beberapa musafir sungguh kami menemukan/merasa
kan dalam musafir kami ini kelelahan
Agar diketahui bahwasanya perjalanan dalam menuntut
ilmu tidaklah sunyi dari rasa lelah, karena menuntut ilmu adalah persoalan
besar dan lebih afdal dari pada bebe rapa peperangan menurut pendapat
kebanyakan ulama, dan apa hal yang sesuai dengan lelah, maka siapa yang
bersabar atas yang demikian itu dia akan mendapatkan kelezatan ilmu melebihi
seluruh kelezatan dunia.
Karena itu Muhammad bin Al-Hasan bila dia bangun
malam terlapaslah baginya seluruh kesulitan, lalu dia berkata mana dia
anak-anak Raja dibandingkan dengan kelezatan ini.
Dan sepantasnyalah bagi para penuntut ilmu untuk
tidak menyibukkan diri dengan sesuatu yang lain selain ilmu dan jangan
berpaling dari ilmu fiqih. Telah berkata Muhammad mudah-mudahan Allah
merahmatinya sesungguhnya perbuatan kita ini (dalam menuntut ilmu) adalah
dari sejak buaian ibu sampai liang lahad. Siapa yang ingin meninggalkan ilmu
kita ini, sesa’at saja maka hendaklah meninggalkan nya sesa’at.
Dan masuklah seorang yang fakih yaitu Ibrahim bin Alharraj kepada Abu
Yusuf mengunjunginya pada sa’at sakit
menjelang kematian nya, dia mengungkapkan hal yang baik untuk dirinya,
berkata Abu Yusuf kepadanya, melontar
jumrah dengan ber kendara’an lebih afdal kah atau melontar jamrah dengan
berjalan kaki, maka dia tidak mengetahui jawabannya, lalu dia yang menjawab
sendiri yaitu bahwa melontar dengan berjalan kaki lebih dia sukai pada masa
awal-awal nya.
Seperti itulah sepanatsnya bagi para faqih untuk menyibuk kan dirinya
pada semua waktu nya, mak pada saat itu dia menemukan kelezatan yang besar
pada yang demikian itu.
Dikatakan Muhammad bermimpi setelah wafatnya(Abu Yusuf) maka dikatakan
kepada nya bagaimana keada’an mu ketika nyawamu mau tercabut, dia menjawab
aku senantiasa merenungkan tentang satu masalah dari beberapa masalah penulisan
kitab, aku tidak merasakan keluarnya nyawaku.
Dan dikatakan sesungguhnya telah berkata di akhir umurnya aku disibukan
oleh masalah penulisan kitab dari persiapan hari ini, hanya sanya yang
demikian itu dia katakan karen merendah.
|
﴿فصل
في التوكل﴾
ثم لا بد لطالب
العلم من التو كل في طلب العلم ولا يهتم لأمر الروق ولا يشغل قلبه بذلك.
روى أبو حنيفة
رحمة الله عليه عن عبد الله بن الحسن الزبيدى صاحب رسول الله صلى
الله عليه وسلم من تفقه فى دين الله كفاه الله همه ورزقه من حيث لا يحتسب فإن من
شغل قلبه بالرزق من القوت والكسوة قلما يتفرغ بتحصيل مكارم الأخلاق ومعالى
الأمور قيل دع المكارم لاترحل لبغيتها * واقعد فإنك أنت الطاعم الكاسى قال رجل
لمنصور الحلاج أوصنى فقال هى نفسك إن لم تشغلهاشغلتك فينبغى لكل أحد أن يشغل
نفسه بأعمال الخير حتى لا تشتغل نفسه بهواها ولا يهتم العاقل لأمر الدنيا لأن
الهم والحزن لا يرد المصيبة ولا ينفع بل يضر القلب والعقل والبدن ويخل بأعمال
الخير.
ويهتم لأمر
الآخرة لأنه ينقع وأما قوله عليه الصلاة والسلام إن من الذنوب ذنوبا لا يكفرها
إلا هم المعيشة فالمراد منه قدرهم لا يخل بأعمال الخير.
ولا يشغل القلب شغلا يخل بإحضار القلب فى
الصلاة فأن ذلك القدر من الهم والقصد من أعمال الآخرة ولابد لطالب العلم من
تقليل الدنيوية بقدر الوسع ولهذا اختاروا الغربة.
ولابد لطالب
العلم من تحمل المشقة والنصب فى سفر التعلم كما قال موسى عليه الصلاة والسلام
فى سفر التعلم ولم ينقل عنه ذلك فى غيره من الأسفار لقد لقينا من سفرنا هذا نصبا
ليعلم أن سفر التعلم لا يخلو عن التعب لأن طلب العلم أمر عظيم وهو أفضل من
الغزوات عند أكثر العلماء والأجر على قدر التعب والنصب فمن صبر على ذلك وجد لذة
العلم تفوق سائر لذات الدنيا.
ولهذا كان محمد بن الحسن إذا سهر الليالى انحل له المشكلات يقول أين أنباء
الملوك من هذه اللذات.
وينبغى لطالب
العلم أن لا يشتغل بشىء آخر غير العلم ولا يعرض عن الفقه قال محمد رحمه الله
تعالى إن صناعتنا هذه من المهد إلى اللحد فمن أراد أن يترك علمنا هذا ساعة فليتركه
الساعة.
ودخل فقيه وهو
إبراهيم بن الجراح على أبى يوسف يعوده في مرض موته وهو يجود بنفسه فقال أبو يوسف
له رمى الجمار راكبا أفضل أم راجلا فلم يعرف الجواب فأجاب بنفسه وهو أن الرمى
ماشيا أحب في الأولين.
وهكذا ينبغى
للفقيه أن يشتغل به في جميع أو قاته فحينئذ يجد لذة عظمة في ذلك.
وقيل رؤى محمد في
المنام بعد وفاته فقيل له كيف كنت في
حال النزع فقال كنت متأملا في مسئلة من مسائل المكاتب فلم أشعر بخروج روحى.
وقيل إنه قال في
آخر عمره شغلنى مشائل المكاتب عن الا ستعداد لهذا اليوم وإنما قال ذلك تواضعا
|
“FASAL
TENTANG WAKTU UNTUK MENDAPATKAN ILMU”
Dikatakan waktu
belajar dari buaian ibu sampai liang lahad, masuk Hasan Bin Ziyad untuk
memperdalam ilmu agama, usianya delapan puluh tahun
Dia tidak pernah tidur malam selama empat puluh
tahun, lalu berfatwa setelah itu empat puluh tahun.
Seafdal-afdal aktu (belajar) pada masa muda dan paa
waktu tengah malam dan antara magrib dan isya’.
Dan sepantasnyalah untuk menghabis kan seluruh waktu
nya, bila terasa bosan pada satu bidang ilmu, maka hendaklah menyibuk kan
diri dengan ilmu yang lain.
Dan Ibnu Abas Mudah-mudahan Allah meredai keduanya,
bila dia merasa bosan pada ilmu kalam, dia berkata datangilah oleh kalian
ketempat penyimpanan syair oleh para penyair, dan Muhammad bin Al-hasan Tidak
pernah tidur malam, dia menaruh didekatnya buku tulis dan bila dia merasa
bosan pada satu macam ilmu
Dia meliat kepada bidang ilmu yang lain dia menaruh
di dekatnya air, dia menghilangkan rasa ngantuknya dengan air.
Dan dia berkata tidur itu adalah datang dari rasa
panas, maka harus diatasi dengan air yang dingin.
*FASAL TENTANG KASIH SAYANG DALAM –MENUNTUT
ILMU- DAN NASEHAT*
Sepantasnya bahwa orang yang memilki ilmu, memilki rasa kasih sayang,
suka menasehati, tidak hasad, karena sesungguhnya sifat hasad itu memudaratkan
dan tidak bermamfa’at, dan adalah guru
kita Saikhul Islam Burhanuddin mudah-mudahan Allah swt, merahmatinya dia
berkata para Ulama’ telah berkata sesungguhnya anak sang guru menjadi alim
karena sang guru menginginkan murid-muridnya di dalam Al-qur’an menjadi
Ulama’ maka dengan berkat I’tikad dan kasih sayang (kepada
murid-muridnya) anaknya menjadi Alim.
Dan dihikayatkan
bahwasanya Sadrul Islam Burhanuddin Al-Aimmah
Menjadikan waktu
belajar untuk anak nya Assadrussahid Hisyamudin
Dan Sadru AL-Said
Tajuddin waktu agak siang setelah mengajar kepada murid-muridnya yang lain
kemudian dia berkata, sesungguhnya tabi’at kebiasaan kami waktu yang agak
siang minat kami terasa bosan, berkata bapak dari keduanya, sesungguhnya
anak orang-orang asing yang datang dari jauh maka harus saya mendahulukan
pelajaran nya, maka dengan berkat kasih sayang nya, maka anaknya menjadi
faqih (alim) melebihi kebanyakan ahli
fiqih lain nya yang ada di muka Bumi pada masa itu.
Tentang fiqih sepantasnya jangan berdebat dengan seseorang, dan jangan
berbantah-bantahan dengan nya karena hal itu menyia-nyiakan waktu, dikatakan
orang yang bebuat baik akan di berikan balasan dengan kebaikan nya dan orang
yang jahat akan dibalah sesuai dengan jahatnya mensenandungkan sebuah syair
ke padaku oleh Assaikh Al-Imam yang terhormat yang zuhud dan Arif (kepada
Allah) Ruknuddin Muhammad bin Abi Bakar yang di kenal dengan Imam Hawahirzahidihi
Almupti semoga rahmat Allah tertuang kepadanya, berkata telah mensenandungkan
kepadaku oleh Sultonus Sari’ah Yusuf Al-Hamdani syair ini, biarkanlah
seseorang jangan kau balas atas perbuatan nya yang jelek* cukuplah kepadanya
apa yang ada pada dirinya dan apa yang telah dia lakukan.
Dikatakan siapa yang ingin mematah kan serangan lawan nya maka hendaklah
dia membaca berulang-ulang syair ini, dan aku senandungkan bila kamu mau
bertemu dengan musuhmu* terbunuh dalam keadaan susah* dan terbakar derita,* maka tuntutlah ketinggian, tambahlah ilmu mu*, karena sesungguhnya siapa yang bertambah ilmunya bertambahlah
kedengkian orang yang dengki kepada nya.
Dikatakan hendaklah engkau sibuk
dengan kemaslahatan untuk dirimu bukan dengan menunduk kan musuhmu,
bila kemaslahatan untuk dirimu kamu tegak kan tercakuplah didalamnya menunduk
kan musuh mu, jauhi sifat bermusuhan karena hal itu akan membuka hal-hal yang
tidak baik dan hanya menyia-nyiakan waktumu dan hendaklah engkau menanggung
lebih-lebih dari orang bodoh. Berkata Isya bin Maryam AS, tanggunglah dari orang
bodoh satu orang supaya kamu dapat untung sepuluh.
*Sebuah syair, aku di uji di tengah-tengah manusia
waktu demi waktu*
Aku tidak meliat selain dari keangkuhan, dan dia
berkata aku tidak meliat dari perkara yang lebih berat yang terjadi dan lebih
rumit dari pada dimusuhi orang. Dan aku telah rasakan sesuatu yang pahit
tetapi aku tidak merasakan yang lebih pait dari memintak-mintak.
Dan jauhilah berperasangka jelek kepada orang
beriman, karena sesungguhnya itu adalah sumber munculnya permusuhan dan tidak
halal yang demikian itu, berdasarkan sabda Nabi saw, berperasangkalah kepada
orang mukmin yang baik karena sesungguhnya zon itu muncul dari niat yang
jelek dan hati yang jahat.
Sebagaimana Abu Tayib katakan dalam sebuah sair bila jelek purbuatan
seseorang jeleklah persangkaan nya, dan membenarkan apa yang menjadi
kebiasaan nya dari
Perasangka, memusuhi orang yang mencintainya, dengan kata-katanya ia mamusuhinya, dan jadilah pada waktu malam
dari keragu-raguan yang gelap, bagaikan malam yang gelap.
Dan di senandungkan (Syair) untuk sebagian mereka, biarkan saja mereka
berbuat jelek jangan kamu membalasnya, dan berikan lah kebaikan yang lebih
baik lagi maka Allah swt, akan melindungimu dari kejahatan musuhmu
pada
tiap-tiap tipu dayanya.
Bila yang memusuhi melakukan tipu daya maka jangan kamu melakukan
tipudanya (hendaklah di serahkan kepada Allah red).
Dan disenandungkan (sebuah sair) bagi sekh Al Umaidi Abil Fatah Al-Basti
mudah-mudahan Allah swt, merahmatinya, orang yang berakal tidak bisa terbebas
dari orang-orang bodoh* Bila si bodoh menzaliminya dan berbuat kacau, maka
hendaklah memilih damai dari padda memeranginya* dan lazimkanlah diri dengan
kesadaran dengan sesadar-adarnya.
|
﴿فصل
في وقت التحصيل﴾
قيل وقت التعلم
من المهد إلى اللحد دخل حسن بن زياد فى التفقه وهو بن ثمانين سنة ولم يبت على
الفراش أربعين سنة فأفتى بعد ذلك أربعين سنة.
وأفضل الأوقات
شرج الشباب ووقت السحر وبين العشائين وينبغى أن يستغرق جميع أو
قاته فإذا مل عن علم يشتغل بعلم آخر.
وكان ابن عباس
رضى الله تعالى عنهما إذا مل من الكلام يقول هاتوا ديوان الشعراء وكان محمد ابن
الحسن لا ينام الليل وكان يضع عنده دفاتر
وكان إذا مل من
نوع ينظر فى نوع آخر وكان يضع عنده الماء ويزيل نومه بالماء.
وكان يقول النوم
من الحرارة فلابد من دفعه بالماء البارد.
﴿فصل فى
الشفقة والنصيحة﴾
وينبغى أن يكون صاحب العلم مشفقا ناصحا غير
حاسد فالحسد يضر ولا ينفع وكان أستاذنا شيخ الإسلام برهان الدين رحمه الله تعالى
عليه يقول قالوا إن ابن المعلم يكون عالما لأن المعلم يريد أن يكون تلاميذه فى
القرآن علماء فببركة اعتقاده وشفقته يكون ابنه عالما.
وكان يحكى أن الصدر الأجل برهان الأئمة جعل
وقت السبق لابنيه الصدر الشهيد حسام الدين والصدر السعيد تاج الدين وقت الضحوة
الكبرى بعد جميع الأسباق فكان يقو لان إن طبيعتنا تكل وتمل فى ذلك الوقت فقال
أبوهما إن الغرباء وأولاد الكبراء يأتونى من أقطار الأرض فلابد من أن أقدم
أسباقهم فببركة شفقته فاق ابناه على أكثر فقهاء أهل الأرض فى ذلك العصر.
فى الفقه وينبغى
أن لا ينازع أحدا ولا يخاصمه لأنه يضيع أو قاته قيل المحسن سيجزى بإحسانه
والمسىء سيكفيه مساويه أنشدنى الشيخ الإمام الأجل الزاهد العارف ركن الدين محمد
بن أبى بكر المعروف بإمام خَوَاهِرْزَاهِدِهِ المُفْتىِ رَحْمَةُ الله
عليه قال أنشدنى سلطان الشريعة يوسف الهمدانى هذا الشعر دع المرء لا تجزه على سوء
فعله * سيكفيه ما فيه وما هو فاعله.
قيل من أراد أن
يرغم أنف عدوه فليكرر هذا الشعر وأنشدت إذا شئت أن تلقى عدوك راغما * وتقتله غما
وتحرقه هما* فرم للعلى وازدد
من العلم* إنه من ازداد علما زاد حاسده
غما.
قيل عليك أن
تشتغل بمصالح نفسك لابقهر عدوك فإذا أقمت مصالح نفسك تضمن ذلك قهر عدوك وإياك
والمعاداة فإنها تفضحك وتضيع او قاتك وعليك بالتحمل لا سيما من السفهاء قال عيسى
بن مريم عليه الصلاة والسلام احتملوا من السفيه واحدة كى تربحوا عشرا
*شعر بلوت الناس قرنا بعد قرن * فلم أر
غير ختال وقال ولم أر فى الخطوب أشد وقعا * وأصعب من معاداة الرجال وذقت مرارة
الأشياء طرا * وما ذقت أمر من السؤال وإياك وأن تظن بالمؤمن سوأ فإنه منشأ
العداوة ولا يحل ذلك لقوله صلى الله عليه وسلم ظنوا بالمؤمنين خيرا وانما ينشأ
ذلك من خبث النية وسوء السريرة.
كما قال أبو
الطيب شعرا إذا ساء فعل المرإ سائت ظنونه وصدق ما يعتاده من توهم وعادى محبيه
بقوله عداته وأصبح فى ليل من الشك مظلم.
وأنشدت لبعضهم
تنح عن القبيح ولا ترده * ومن أو ليته حسنا فزده ستكفى من عدوك كل كيد،
إذا كان العدو
فلا تكده.
وأنشدت للشيخ
العميد أبى الفتح البستى رحمه الله تعال ذو العقل لا يسلم من جاهل * يسومه ظلما
وإعناتا فليختر السلم على حربه * وليلزم الإنصات إن صاتا.
|
*FASAL TENTANG MENGAMBIL PELAJARAN*
Dan sepantasnya terhadap penuntut ilmu mengambil
pelajaran pada setiap waktu sampai mendapatkan akan kelebihan ilmu, dan jalan
mengambil pelajaran adalah, agar selalu bersamanya setiap waktu membawa tinta,
sehingga dapat menulis apa saja yang dia dengar dari berbagai faidah ilmu.
Dikatakan siapa yang menhgapal maka (hapalan nya)
akan hilang dan siapa yang menulis sesuatu (maka tulisan nya) akan tetap.
Dan dikatakan ilmu adalah apa yang di ambil (didengar) dari mulut nya
orang-orang yang banyak ilmunya,
karena bahwasanya mereka senantiasa menjaga/menghapal sebaik-baik apa yang
dia dengar, dan aku mendengar Assaikh Al ustaz Zainul Islam yang dikenal
dengan Al-Adib Al-Mukhtar, berkata Hilal bin Yasar aku meliatNabi saw,
bersabda kepada para sahabatnya sesuatu tentang ilmu dan Al-hikmah.
Maka aku katakan Wahai Rasulullah ulanglah untukku apa yang engkau
sampaikan kepada mereka, Nabi bersabda
kepadaku apakah kamu membawa tinta (pena).
Aku menjawab, aku tidak membawa
tinta (pena) lalu Nabi saw, bersabda .
Hai Hilal jangan kamu berpisah dengan tinta (pena) karena padanya ada
kebaikan dan pada orang yang membawanya sampai hari kiamat, dan memberikan
wasiat oleh Sadrussahid Hisamuddin kepada Anaknya Samsuddin agar menghapal
setiap hari sedikit saja dari pada Ilmu dan hikmah, karena sesungguhnya hal
itu memudahkan dan dalam waktu yang dekat akan menjai banyak, Ishom bin Yusuf membeli pena dengan harga
sati dinar, untuk menulis apa yang dia dengar langsung, umur ini terbatas
sedangkan ilmu tidak ada batas.
Maka sepantasnyalah untuk tidak menyia-nyiakan waktu
dan kesempatan, dan hendaklah menggunakan malam dan tempat khaluat. Dari
Yahya bin Muaz Arrozi Malam itu
panjang maka jangan di perpendek dengan tidurmu, siang itu terang maka jangan
kamu kotori dengan dosa-dosamu.
Sepantasnya para penuntut ilmu memanpa’atkan (waktu belajar) kepada para
Sekh dan mengambil ilmu pada mereka, kerena tidaklah setiap apa yang luput
didapatkan. Sebagaiman dikatakan oleh guru kita Saikhul Islam pada
guru-gurunya berapa banyak guru-guru besar, dalam ilmu dan karunia kelebihan
yang telah ku jumpai tapi tidak mengambil sesuatu yang baik dari padanya, aku
katakan atas apa yang luput tersebut, aku menggubah bait sair ini* Sayang
seribu sayang aku terlambat dan tak mendapatkan apa-apa dari yang pana, yang
terlewati dan terluputi tak mesti bisa didapati.
Berkata Ali Mudah-mudahan Allah meredainya bila kamu berada pada suatu,
maka tekunlah kepadanya, cukuplak dengan berpaling dari ilmu Allah swt,
sebagai kerugian dan berlindunglah kepada Allah dari padanya siang dan malam.
Dan haruslah bagi para penuntut ilmu untuk siap
menerima kesulitan dan kehina’an dalam menuntut ilmu
Bersendagurau adalah tercela kecuali dalam menuntut
ilmu, karena harus bagi penuntut ilmu untuk bersenda gurau dengan guru dan
dengan teman-teman serta yang lain nya untuk mendapatkan ilmu dari mereka.
Dikatakan ilmu itu mulia tidak ada kehina’an padanya
tidak bisa didapatkan kecuali dengan hina bukan dengan merasa mulia dari
padanya.
Berkata orang yang berkata aku meliat engkau seorang diri yang ingin
memuliakan nya, maka kamu tidak akan mendapatkan kemuliaan sehingga kamu
menghinakan nya.
|
﴿فصل
في الاستفادة﴾
وينبغى أن يكون
طالب العلم مستفيدا في كل وقت حتى يحصل له الفضل
وطريق الاستفادة أن يكون معه في كل وقت محبرة حتى يكتب ما يسمع من الفوائد
العلمية.
قيل من حفظ فر
ومن كتب شيئا قر
وقيل العلم ما
يؤخذ من أفواه الرجال لأنهم يخفظون أحسن
ما يسمعون ويقولون أحسن ما يخفظون وسمعت الشيخ الأستاذ زين الإسلام المعروف بالأديب المختار يقول قال
هلال بن يسار رأيت النبي صلى الله تعالى عليه وسلم يقول لأصحابه شيئا من العلم
والحكمة.
فقلت يا رسول
الله أعدلى ما قلت لهم فقال لى هل معك محبرة؟
فقلت ما معى محبرة فقال النبي صلى الله تعالى
عليه وسلم.
يا هلال لا تفارق المحبرة فإن الخير فيها وفى
أهلها إلى يوم لقيامة ووصى الصدر الشهيد حسام الدين لابنه شمس الدين أن يحفظ كل
يوم يسيرا من العلم والحكمة فإنه يسير وعن قريب يكون كثيرا واشترى عصام بن يوسف
قلما بدينار ليكتب ما سمع في الحال فالعمر قصير والعلم كثير.
فينبغى
أن لا يضيع الأوقات والساعات ويغتنم الليالى والخلوات عن يحيى بن معاذ
الرازى الليل طويل ولا تقصره بمنامك والنهار مضىء فلا تكدره بآثامك.
وينبغى أن يعتنم
الشيوخ ويستفيد منهم وليس كل ما فات يدرك كما قال أستاذنا شيخ الإسلام في مشيخته كم من
شيخ كبير في العلم والفضل أدر كته وما استخرته وأقول على هذا الفوت منشئا هذا
البيت شعر لهفا على فوت التلاقى لهفا * ما كل ما فات ويفنى يلفى
قال على رضي الله تعالى عنه اذا كنت في أمر فكن
فيه وكفى بالإعراض عن علم الله تعالى خزيا وخسارا واستعذ باالله منه ليلا ونهارا
ولابد لطالب
العلم من تحمل المشقة والمذلة في طلب العلم والتملق مذموم إلا في طلب العلم
والتملق مذموم إلافي طلب العلم لأنه لابد له من التملق للاستاذ ولشر كاء وغير هم
للإستفادة منهم .
قيل العلم
عز لا ذل فيه لايدرك إلا بذل لا عز فيه.
وقال القائل أرى
لك نفسا تشتهى أن تعزها فلست تنال العز حتى تذلها
|
*FASAL
TENTANG WARA’*
Pada sa’at belajar
telah meriwayat kan oleh sebagian mereka hadis yang terkait dengan bab ini, dari Rasulullah saw, bahwasanya ia berkata
siapa yang tidak wara’ pada sa’at belajarnya, maka Allah swt, akan mengujinya
dengan salah satu dari tiga perkara, adakalanya dia mati dikala muda atau
akan tinggal di pelosok atau akan di uji dengan menjadi kaki tangan penguasa.
Manakala dalam
menuntut ilmu dapat bersifat wara’ maka
ilmunya akan bermanfa’at, dan belajar baginya lebih mudah faidahnya
yang didapatkan lebih banyak, dan diantara sifat warak adalah menjauhi untuk
terus-terusan kenyang, banyak tidur, banyak ngomong pada barang yang bermanfa’at,
dan menjauhi memakan makanan dari pasar yang lebih dekat dengan najis, dan
kotor dan jauh dari mengingat kepada Allah swt, lebih mendekati kepada
kelalaian, karena pandangan mata orang melarat (kepada makanan itu)
Yang tidak mampu
untuk membeli makanan tersebut, maka dapat meyakiti dengan yang demikian itu
Dan membuatnya
hilang barakah nya.
Dihikayatkan
bahwasanya Imam sekh Aljalil Muhammad Bin Al-Faddal, adalah pada sa’at
belajarnya tidak memakan makanan dari pasar, dan adalah bapaknya tinggal di
daerah pelosok memberikan makanan nya dan dia datang pada hari jumat, dia (si
bapak) meliat di rumah anaknya roti yang di beli dari pasar pada hari itu dia
tidak sempurna satu hari dirumah anaknya karena marah kepada anaknya, lalu
sang anak mengemukakan alasan dengan mengatakan bukan aku yang membeli nya dan
saya tidak reda dengan nya akan tetapi teman saya yang membawa’nya, kemudian
sang bapak berkata kalau kamu berhati-hati dan bersikap wara’ tentu teman mu
tidak akan memberikan mu, seperti itulah mereka bersifat wara’ karena itulah
dia diam, dan terus menuntut ilmu, sehingga namanya tetap sampai hari kiamat.
Dan berwasiat seorang yang faqih diantara fuqaha’
yang zuhud dalam menuntut ilmu, hendaklah engkau menjauhi sifat gibah dan
duduk bersama orang yang banyak ngomong di dalam karunianya maka sesungguhnya
Allah adalah sebaik-baik yang menjaganya, dia berkata ta’atlah kalian dan
bersungguh-sungguhlah kalian dan jangan kalian malas* dan kepada Tuhan kalian
akan di kembalikan, janganlah kalian banyak tidur maka yang terbaik bagimu
adalah wara’ * sedikit dari waktu
malam mu untuk kalian tidur.
Dan sepantasnyalah agar selalu membawa buku tulis
dalam setiap keada’an untuk memutola’ah nya.
Dikatakan siapa yang tidak punya buku di kantongnya maka hikmah tidak
akan tetap di hatinya.
Dan sepantasnyalah ada pada buku tulisnya kertas
putih dan agar senantiasa membawa botol tinta (pena) untuk menulis apa yang
dia dengar, sungguh telah kami sebutkan hadis nya Hilal Bin Yasar.
|
﴿فصل
في الورع﴾
في حال التعلم روى بعضهم حديثا في الباب عن
رسول الله صلى الله عليه وسلم أنه قال من لم يتورع في تعلمه ابتلاه الله تعالى
بأحد ثلاثة أشياء إما أن يميته في شبابه أو يوقعه في الرساتيق أو يبتليه بخدمة
السلطان فمهما كان طلب العلم أورع كان علمه أنفع والتعلم له أيسروفوائده أكثر
ومن الورع أن يتحرزعن الشبع وكثرة النوم وكثرة الكلام فيما لاينفع وأن يحترز عن
أكل طعام السوق إن أمكن لأن طعام السوق أقرب إلى النجاسة والخباثة وأبعد عن
ذكرالله تعال وأقرب الغفلة ولأن أبصار الفقراء تقع عليه ولا يقدرون على الشراء
منه فيتأذون بذلك فتذهب بركته.
وحكى أن الإمام
الشيخ الجليل محمد بن الفضل كان فى حال تعلمه لا يأكل من طعام السوق وكان أبوه
يسكن فى الرستاق ويهيىء طعامه ويدخل إليه يوم الجمعة فرأى فى بيت ابنه خبز السوق
يوما فلم يكلمه ساخطا عليه فاعتذر ابنه
فقال ما اشتريته أنا ولم أرض به ولكن أحضره شريكى فقال أبوه لو كنت تحتاط وتتورع
لم يجترئ شريكك بذلك وهكذا كانوا يتورعون فلذلك وفقوا للعلم والنشر حتى بقى
اسمهم إلى يوم القيامة ووصى فقيه من زهاد الفقهاء طلب العلم عليك أن تتحرز عن
الغيبة و عن مجالسة المكثار في فضله فالله خير حافظا وقال أطيعوا وجدوا
ولاتكسلوا * وأنتم إلى ربكم ترجعون ولاتهجعوا فخيار الورى * قليلا من الليل ما
يهجعون.
وينبغى أن يستصحب
دفترا على كل حال ليطالعه.
وقيل من لم يكن
الدفتر في كمه لم تثبت الحكمة في قلبه.
وينبغى أن يكون
في الدفتر بياض ويستصحب المحبرة ليكتب ما سمع وقد ذكرنا حديث هلال بن يسار
|
=FASAL
TENTANG HAL-HAL YANG MEWARISI KUAT HAPALAN DAN HAL-HAL YANG MEWARISI SIFAT
PELUPA=
Yang paling kuat
sebagai penyebab kuat hapalan adalah bersungguh-sungguh dan terus-menerus, sedikit kan
makan, melakukan solat malam, membaca Al-qur’an termasuk bagian dari sebab
yang memperkuat hapalan.
Dikatakan tidak ada sesuatu yang melebihi dalam kuat hapalan dari pada
membaca Al-qur’an dengan meliat mushap, karena membaca Al-qur’an dengan meliat langsung lebih
afdal, sebagaimana sabda Nabi saw, seapdal-apdal amalan umatku adalah membaca
Al-Quran dengan meliat langsung.
*Saddad bin Hakim memimpikan
sebagian dari saudara-saudaranya setelah dia meninggal, maka dia
(Saddad) berkata kepada saudara nya, apa yang kamu temukan paling bermamfa’at
untukmu, saudaranya menjawab membaca Al-Qur’an dengan cara meliat langsung
dan dia membaca, ketika mengangkat Al-Qur’an Dengan (menyebut) Nama Allah,
Maha Suci Allah, segala Puji Milik Allah Tiada Tuhan selain Allah, Allah yang
Mah Agung, Tiada Daya dan Upaya melainkan Daya Dan Upaya dari Allah yang Maha
Tinggi dan Maha Agung , yang Maha Perkasa, Yang Maha Alim sebanyak tiap-tiap
hurup yang telah tertulis dan yang sedang dan akan tertulis selama-lamanya
sepanjang zaman.
Dan berkata setelah menulis, Aku
beriman kepada Allah Yang Maha Esa, Maha Tunggal, tidak ada sekutu baginya
dan Aku kafir kepada selain Allah, memperbanyak Solawat kepada Nabi saw,
karena hal itu adalah zikir kepada semesta Alam.
Dikatakan dalam sebuah sair aku melapor kepada waki’.
Tentang jeleknya hapalanku * Dia menunjukan aku untuk meninggal kan ma’siat,
karena menghapal itu adalah karunia dari Allah dan karunia Tuhan.
Dan karunia Allah swt, tidak akan diberikan kepada orang yang ma’siayat,
bersugi, meminum madu dan memakan buah kindi dicampur dengan gula serta
memakan dua puluh satu anggur basah yang merah setiap hari dalam keada’an
lapar adalah mewarisi kuat hapalan dan menyembuhkan berbagai penyakit, dan
setiap apa saja yang dapat mengurangi dahak.
Sesuatu yang kering menambah kuat hapalan, setiap apa saja yang menambah
dahak dapat mewarisi lupa, adapun perbuatan Ma’siat dan banyak dosa, banyak
bingung, bersedih dalam urusan dunia,
banyak menyibuk kan diri dengan hal-hal yang berkaitan dengan urusan dunia,
sungguh telah kami sebutkan bahwasanya tidaklah pantas bagi orang yang
berakal untuk mengutamakan urusan dunia, karena hal itu memudaratkan dan
tidak bermampa’at, sedangkan mengutamakan kepentingan akhirat tidak pernah
sunyi dari cahaya (petunjuk) kedalam hati dan akan Nampak pengaruhnya di
dalam solat. Sedangkan keinginan dunia dapat mencegah dari pada kebaikan dan
mementingkan kepentingan akhirat membawa kepada menyibukkan diri dengan solat
yang khusu’ serta mendapatkan ilmu dan
menghilangkan bingung serta sedih.
Sebagaimana dikatakan oleh sekh Al-Imam Nasr bin Hasan Al-Margibani dalam (gubahan
Sairnya)
Memintak tolong Nasr Bin Hasan* Pada tiap-tiap ilmu
ada yang membuat sedih, yang demikian itu yang menghilangkan kesedihan* dan yang lain
nya tidak menjamin rasa aman, sedangkan saikh Imam Al-Ajal Najamuddin Umar Bin
Muhammad Annasfi pada ibu dari anak nya, baginya sebuah sair, selamatlah bagi
yang berkeinginan untuk meraih nya*aku menjadi bingung, ragu-ragu, pada keada’an
nya, dan sifat-sifat nya, maka aku katakan biarkan aku dengan alasanku, maka
sesungguhnya aku ?
*aku kecolongan dalam meraih ilmu, dan menyingkapnya
untuk ku, dalam mencari kelebihan, ilmu dan taqwa*
Adalah
kekaya’an dari orang-orang yang terkaya dan mengenalnya.
Induk dari pada sebab-sebab lupa kepada ilmu adalah.
Memakan ketumbar yang basah, anggur yang kecut, meliat kepada sesuatu
yang di salib dan membaca tulisan dikuburan
dan lewat pada kandang onta, membuang kutu yang hidup ketanah,
berbekam di depan tengkok, Jauhilah itu semua, karena semuanya mewariskan
sifat lupa.
|
﴿فصل
فيما يورث الحفظ وفيما يورث النسيان﴾
وأقوى أسباب
الحفظ الجد والموا ظبة وتقليل الغذاء وصلاة الليل وقراءة القرآن من أسباب الحفظ.
قيل ليس شيء أزيد
للحفظ من قراءة القرآن نظرا وقراة القرأن نظرا أفضل لقوله عليه الصلاة والسلام
أفضل أعمال أمتى قراءة القرآن نظرا
*
رأى شداد بن حكيم بعض إخوانه بعد وفاته في المنام فقال لأخيه أي شىء وجدته أنفع
قال قراءة القرآن نظرا ويقول عند رفع الكتاب بسم الله وسبحان الله والحمد لله
ولا إله إلا الله والله أكبر ولا حولا ولا قوة إلا بالله العلى العظيم العزيز
العليم عدد كل حرف كتب ويكتب أبد الآبدين ودهرين.
ويقول بعد كل
مكتوبة آمنت بالله الواحد الأحد وحده لا شريك له وكفرت بما سواه ويكثر الصلاة
على النبي عليه الصلاة والسلام فإنه ذكر للعالمين.
قيل شعر شكوت إلى
وكيع سوء حفظى * فأرشدنى إلى ترك المعاصى فإن الحفظ فضل من إله *
وفضل إله فضل
الله لا يعطى لعاصى والسواك وشرب العسل وأكل الكندر مع السكر وأكل إحدى وعشرين
زبيبة حمراء كل يوم على الريق يورث الحفظ ويشفى من كثير من الأمراض والأسقام وكل
ما يقلل البلغم.
والر طوبات يزيد
فى الحفظ وكل ما يزيد فى البلغم يورث النسيان فالمعاصى وكثرة الذنوب والهموم
والأحزان فى أمور الدنيا وكثرة الأشغال والعلائق وقد ذكرنا أنه لا ينبغى للعاقل
أن يهتم لأمر الدنيا لأنه يضر ولا ينفع وهموم الآخرة لا تخلو عن النور فى القلب
ويظهر أثره فى الصلاة فهم الدنيا يمنعه عن الخير وهم الآخرة يحمله عليه
والاشتغال بالصلاة على الخشوع وتحصيل العلوم ينفى الهم الحزن.
كما قال الشيخ
الإمام نصر بن حسن المرغينانى فى قصيدة له استعن نصر بن الحسن * فى كل علم يختزن
ذاك الذى ينفى الحزن * وغيره لا يؤتمن والشيخ الإمام الأجل نجم الدين عمر بن
محمد النسفى فى أم ولد له شعر سلام على من تيمتنى بظرفها ولمعة خديها ولمحة
طرفيها سبتنى وأسبتنى فتاة مليحة * تحيرت الأوهام فى كنه وصفها فقلت ذرينى
واعذرينى فإننى *
شغفت بتحصيل العلوم وكشفها لى فى طلاب الفضل
والعلم والتقى *
غنى عن غناء
الغانيات وعرفها ,وأم أسباب نسيان العلم.
فأكل الكزبرة
الرطبة والتفاح والحامض والنظر إلى المصلوب وقراءة لوح القبور والمرور بين قطار
الجمال وإلقاء القمل الحى على الأرض والحجامة على نقرة القفا فتجنبوها كلها تورث
النسيان
|
“FASAL
TENTANG HAL-HAL YANG MENDATANGKAN RIZKI DAN YANG MENGHALANGI RIZKI, DAN APA
YANG MENAMBAH UMUR DAN MENGURANGI UMUR”
Kemudian harus bagi para penuntut ilmu dari pada makanan pokok, dan
mengetahui apa yang menambahkan (ilmu) kepadanya dan apa yang menambah umur,
sehat agar berpeluang dalam menuntut ilmu, pada masing-masing dari yang demikian itu, mereka para ulama’ menyusun beberapa kitab dan
ku sebutkan disini secara singkat.
Telah bersabda Rasulullah saw, tidak ada yang dapat menolak kada’ dan kadar
Allah kecuali doa, dan tidak ada yang dapat menambah umur kecuali kebaikan. Sungguh
seseorang dihalangi mendapat rizki karena dosa yang menimpanya, telah
tetaplah hadis ini, bahwa perbutan dosa sebab yang menghalangi rizki. Khususnya berbohong, karena kebohongan mewarisi
kemelaratan. Sungguh telah datang padanya hadis khusus. Begitu juga tidur
diwaktu subuh menghalangi datang nya rizki dan terlalu banyak tidur
melahirkan kemelaratan dan juga kemelaratan ilmu berkata orang–orang yang berkata:
Kebahagia’an orang dalam memakai pakaian dan menghimpun ilmu, sehingga
meninggalkan tidur, dan berkata bukankah termasuk kerugian bahwa malam-malam
nya lewat tampa mampa’at?, sedangkan umur tetap berjalan. Berkata yang lain
nya bangun malamlah kamu wahai penuntut ilmu mudah-muahan kamu diberikan
petunjuk, berapa malam kamu tidur melulu sedangkan umurmu terus berlalu,
tidur dengan telanjang, kencing dengan telanjang, makan sambil bertelekan kearah
samping, meremehkan makanan yang jatuh dari dulang, membakar kulit bawang,
menyapu rumah di waktu malam, membiarkan sampah di rumah, berjalan dihadapan
Sekh, memanggil kedua orang tuanya dengan nama keduanya, menyelang-nyelangi
gigi dengan benda keras, membasuh tangan dengan dicampur tanah dan debu,
duduk didepan pintu, bertelekan pada salah satu daun pintu, wudu’ di tempat
istirahat, menjait pakaian yang sedang dipakai di badan,
mengeringkan/mengusap muka dengan pakaian, membiarkan sarang laba-laba di
rumah, main-main dengan solat, cepat-cepat keluar dari masjid setelah solat
subuh, berpagi-pagi berangkat kepasar, lambat pulang dari pasar, membeli
rontokan makanan dari orang-orang melarat, meminta dan berdoa tentang hal-hal
yang jelek kepada anak, membiarkan bejana terbuka, memadamkan lampu dengan
napas/tiupan, semua itu adalah mewarisi kemelaratan.
Diketahui yang demikian dari ungkapan para Sahabat, begitu juga halnya
menulis dengan pena yang rusak, menyisir dengan sisir yang patah, tidak mendo’akan
orang tua dengan do’a yang baik, memakai sorban sambil duduk, pasang celana
sambil berdiri, sifat bakhil, terlalu perhitungan, terlalu
menghambur-hamburkan harta, malas, suka menunda-nunda, meremehkan urusan,
semua yang demikian itu adalah mewarisi kemelaratan.
Telah bersaba Rasulullah saw, mintalah agar rizki itu datang dengan cara bersadakah,
dan berpagi itu adalah barokah, akan menambah pada seluruh ni’mat, khususnya
tentang rizki.
Tulisan yang baik adalah kunci rizki, berwajah cerah
ceria, kata-kata yang baik menambah rizki.
Dari Al-hasan bin Ali mudah-mudahan Allah swt, meredainya menyapu emper
rumah dan membasuh bejana bisa mendatang kan kekaya’an, dan sebab yang kuat dan
dapat mendatangkan rizki, adalah mendirikan solat dengan mengagungkan Allah
swt, dan khusu’ melaksanakan seluruh rukun solat dengan baik, dan seluruh
yang wajib serta sunat-sunat nya,
adab-adab solat, solat duha, pada yang demikian itu dikenal dan mashur, membaca
surat Alwaqi’ah khususnya di waktu malam sa’at mau tidur, membaca surat
Al-Muluk, Al-muzammil, wallaili Iza Yagsya, Alam Nasrah laka, menghadiri
Masjid sebelum Azan, selalu dalam bersuci, melaksanakan sunat subuh, witir di
rumah, tidak berbicara tentang urusan dunia setelah witir, jangan terlalu
banyak duduk dengan perempuan kecuali pada sa’at ada keperluar, jangan
berbicara dengan pembicara’an yang sia-sia dan tidak ada mampa’at nya dalam
urusan agama maupun dunia.
Dikatakan siapa saja yang menyibuk kan diri dengan hal-hal
yang tidak ada mampa’at nya. Berkata Buzrujumhir, bila kamu meliat orang yang
banyak bicara yakin saja bahwa dia adalah orang gila.
Berkata Ali Mudah-mudahan Allah meredai nya sepakat
aku dengan makna dari pada kalimat ini dengan sebuah sair, bila sampurna akal
seseorang sedikit lah berbicara. Yakinlah
dengan kebodohan seseorang bilamana dia banyak berbicara, dan berkata yang
lain nya berbicara adalah penghias, diam adalah keselamatan, bila kamu bertutur maka jangan banyak bicara. Apa yang membuat
kamu menyesal cuman sekali itu karena diam, tetapi kamu akan menyesal berkali-kali karena banyak berbicara. Di
antara hal-hal yang menambah rizki adalah dengan membaca setiap hari setelah terbit fajar
sampai waktu solat subuh, Maha Suci Allah Yang Maha Besar, Maha Suci Allah
dengan segala puji kepadanya, aku minta ampun kepada Nya dan bertaubat kepada
Nya, seratus kali, dan membaca Tiada Tuhan Kecuali Allah Yang Maha Menguasai, Yang Maha Benar, Yang
Maha Jelas. Dibaca setiap pagi dan sore seratus kali dan hendaklah membaca
setelah subuh setiap hari, Segala puji Milik Allah. Maha Suci Allah Tiada
Tuhan Kecuali Allah, tiga puluh tiga kali, dan setelah solat magrib, aku
minta Ampun kepada Allah swt, tujuh puluh kali setelah solat subuh. Memperbanyak membaca, Tiada daya dan upaya
melainkan segala daya dan upaya dari Allah yang Maha tinggi dan Maha Agung.
|
﴿فصل
فيما يجلب الرزق وما يمنع الرزق وما يزيد فى
العمر وما ينقص﴾
ثم لابد لطالب العلم من القوت ومعرفة ما يزيد فيه وما يزيد فى العمر والصحة
ليتفرغ لطلب العلم وفى كل ذلك صنفوا كتبا فأوردت بعضها هنا على سبيل الاختصار.
قال رسول الله صلى الله تعالى عليه وسلم لايرد القدر إلا الدعاء ولا يزيد فى
العمر إلا البر فإن الرجل ليحرم الرزق بالذنب يصيبه ثبت بهذا الحديث أن ارتكاب
الذنب سبب حرمان الرزق خصوصا الكذب يورث الفقر وقد ورد فيه حديث خاص وكذا نوم
الصبحة يمنع الرزق وكثرة النوم تورث الفقر وفقر العلم أيضا وقال القائل:
سرور الناس في
لبس اللباس وجمع العلم في ترك النعاس وقال أليس من الخسران أن لياليا تمر بلا
نفع وتحسب من عمرى وقال آخر قم الليل يا
هذا لعلك ترشد إلى كم تنام الليل والعمر ينفد والنوم عريانا والبول عريانا الأكل
جنبا ومتكئا على جنب والتهاون بسقاط المائدة وحرق قشر البصل وكنس البيت بالمنديل
وكنس البيت بالليل وترك القمامة فى البيت والمشى قدام المشايخ ونداء الأبوين
باسمهما والخلال بكل خشنة وغسل اليد بالطين والتراب والجلوس على العتبة والاتكاء
على أحد زوجى الباب والتوضؤ فى المبرز وخياطة الثوب على بدنه وتجفيف الوجه
بالثوب وترك بيت العنكبوت فى البيت والتهاون بالصلاة وإسراع الخروج من المسجد
بعد صلاة الفجر والابتكار فى الذهاب إلى السوق والإبطاء فى الرجوع منه وشراء كسيرات
الخبز من الفقراء السؤال ودعاء الشر على الولد وترك تخمير الأوانى وإطفاء السراج
بالنفس كل ذلك يورث الفقر.
عرف ذلك بالآثار
وكذا الكتابة بقلم معقود والامتثاط بمشط منكسر وترك الدعاء بالخير للوالدين
والتعمم قاعدا والتسرول قائما والبخل والتقتير والإسراف والكسل والتوانى
والتهاون فى الأمور كل ذلك يورث الفقر.
قال رسول الله
صلى الله تعالى عليه وسلم استنزلوا الرزق بالصدقة والبكور مبارك يزيد فى جميع النعم خصوصا فى الرزق.
وحسن الخط من
مفاتيح الرزق وبسط الوجه وطيب الكلام يزيد فى الرزق.
وعن الحسن بن على
رضي الله تعالى عنهما كنس الفنا وغسل الإناء مجلبة للغنى وأقوى الأسباب الجالبة
المحصلة للرزق إقامة الصلاة بالتعظيم والخشوع وتعديل الأركان وسائر واجباتها
وسننها وآدابها وصلاة الضحى فى ذلك معروفة مشهورة وقراءة سورة الواقعة خصوصا
بالليل وقت النوم وقراءة سورة الملك والمزمل والليل إذا يغشى وألم نشرح لك وحضور
المسجد قبل الأذان والمداومة على الطهارة وأداء سنة الفجر والوتر فى البيت وأن
لا يتكلم بكلام الدنيا بعد الوتر ولا يكثر مجالسة النساء إلا عند الحاجة وأن لا
يتكلم بكلام لغو غير مفيد لدينه ودنياه.
وقيل من اشتغل
بما لايعنيه قال بزرجمهر إذارأيت الرجل يكثر الكلام فاستيقن بجنونه.
قال علي رضي الله
عنه إذا تم العقل نقص الكلام قال المصنف رحمه الله تعالى أتفق لي في هذاالمعنى
شعرإذاتم عقل المرء قل كلامه وأيقن بحمق المرء إن كان مكثرا وقال آخر النطق زين
السكوت سلامة فإذانطقت فلاتكن مكثارا ما إن ندمت على سكوت مرة ولقد ندمت على
الكلام مرارا وممايزيد في الرزق أن يقول كل يوم بعد إنشقاق الفجر إلى وقت الصلاة
سبحان الله العظيم سبحان الله وبحمده أستغفر الله وأتوب إليه ماءة مرة وأن يقول
لاإله إلاالله الملك الحق المبين كل صباحا ومساء ماءة مرة وأن يقول بعد الفجر كل
يوم الحمد لله وسبحان الله ولاإله إلاالله ثلاثا وثلاثين مرة وبعده صلاة المغرب
أيضا ويستغفر الله تعالى سبعين مرة بعد صلاة الفجر ويكثر من قوله لاحول ولاقوة
إلابالله العلي العظيم
|
Dan salawat kepada
Nabi saw, di baca pada hari jumat tujuh puluh kali Ya Allah kayakanlah aku
dengan yang halal dari sisiMu terhadap yang haram dari sisiMu, dan
cukupkanlah aku dengan karuniaMu dari apa saja selain (yang bukan) dari
sisiMu, kemudian bacalah pujian ini setiap hari dan setiap malam. Engkau
Ya Allah yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana, Engkau Ya Allah Yang Maha Memiliki, Yang Maha Suci, Engkau Ya
Allah Yang Maha Santun Yang Maha Murah , Engkau Ya Allah Yang Maha Menciptakan
segala kebaikan dan kejelekan, Engkau Ya Allah Yang Menciptakan Surga dan
Neraka, Yang Maha Tau segala yang Tersamar dan Tersembunyi, Engkau Ya Allah
Yang Maha Besar Lagi Maha Tinggi, Engkau Ya Allah Yang Menciptakan segala
Sesuatu dan kepadaMu kembalinya segala sesuatu, Engkau Ya Allah Yang Maha
Menguasai hari Qiyamat, tiada henti-hentinya dan Terus Menerus.
Engkau Ya Allah
Tiada Tuhan kecuali Engkau, Engkau Allah Yang Maha Esa Yang bergantung kepadanya
segala sesuatu, tidak Beranak dan Tidak pula di Peranak kan dan tidak ada
satupun Yang setara Dengan Nya.
Engkau Ya Allah
tiada Tuhan selain Engkau, Yang Maha Pengasih Penyayang. Engkau Ya Allah
Tiada Tuhan selain Engkau yang Maha Menguasai, Yang Maha Suci Yang Maha
Selamat, Yang Mukmin, Yang Muhaimin, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Memaksa,
Yang Maha Sombong, Tiada Tuhan selain Engkau, Ya Allah Engkau Yang
Menciptakan Yang Maha bebas yang Maha Membentuk Rupa, Miliknya segala
Nama-Nama yang baik yang bertasbih kepadaNya
apa saja yang Ada dilangit dan di bumi.
Dan Dia Yang Maha Perkasa lagi bijak, (Allah) diantara yang bisa menambah
Umur adalah kebaikan dan meninggalkan hal-hal Yang bisa mendatangkan gangguan, dan memuliakan
orang tua kemudian bersilaturrahim, dan hendaklah membaca di waktu pagi dan
diwaktu sore, setiap hari tiga kali, Maha Suci Engkau Ya Allah, Maha Suci
Engkau Ya Allah yang memenuhi timbangan dan kehingga’an segala Ilmu, dan
puncak kerida’an, dan yang menghias Aras, tiada Tuhan kecuali Allah yang
memenuhi timbangan, kehingga’an segala
ilmu, tempat sampainya segala kereda’an, dan penghias Aras.
Dan Allah yang maha besar yang memenuhi timbangan, kehingga’an segala
ilmu, dan rido, penghias Aras, dan hendaklah menjauhi oleh penuntut ilmu, menebang pohon kayu yang masih basah kecuali
kalau darurat, dan sempurnakanlah wudu’ Dan salawat dengan teratur, dan
perbeda’an antara haji dan Umrah, menjaga kesehatan, dan harus mempelajari sesuatu
dari pada ilmu ke dokteran (tentang pangobatan) dan mengambil barokah dengan
hadis-hadis yang datang (dari Nabi) tentang kedokteran yang di himpun oleh
Sekh Al-Imam Abul Abbas Al-Mustagfari didalam kitab nya yang di beri nama
dengan nama Al-tibbun Nabawi saw, dia akan mendapat kannya oleh orang yang
mencarinya.
Al-hamdulillah atas sampurna-nya (penulisan kitab
ini) dan salawat dan salam kepada
penghulu kita sayyiduna Muhammad, seapdal-apdal Rasul dari para Rasul yang
Mulia.
Selesai di terjemah
Jum’at tgl 9 Jumadil Akhir 1432 H
Tgl 13 Mei
2011 M
Alih Bahasa
Abu Zidni
|
والصلاة على
النبي عليه الصلاة والسلام ويقول يوم الجمعة سبعين مرة اللهم أغنني بحلالك عن
حرامك واكفني بفضلك عمن سواك ويقول هذاالثناء كل يوم وليلة أنت الله عزيز حكيم
أنت الله الملك القدوس أنت الله الحليم الكريم وأنت الله خالق الخير والشر أنت
الله خالق الجنة والنار عالم الغيب والشهادة عالم السر وأخفي أنت الله كبير
المتعال أنت الله خالق كل شيء إليه يعود كل شيء أنت الله ديان يوم الدين لم تزل
ولانزال.
أنت الله لاإله
إلا أنت أنت الله الأحد الصمد لم يلد ولم يولد ولم يكن له كفوا أحد.
أنت الله لاإله
إلا أنت الرحمن الرحيم أنت الله لاإله إلا أنت المالك القدوس السلام المؤمن
المهيمن العزيز الجبار المتكبر لاإله إلا أنت الله خالق البارء المصور له
الأسماء الحسنى يسبح له مافي السموات والأرض.
وهو العزيز
الحكيم ومما يزيد في العمر البر وترك الأذى والتوقير الشيوخ وصلة الرحم وأن يقول
حين يصبح ويمسي كل يوم ثلاث مراة سبحان الله ملء الميزان ومنتهي العلم ومبلغ
الرضى وزنة العرش ولا إله إلاالله ملء الميزان ومنتهي العلم ومبلغ الرضى وزينة
العرش.
والله اكبر ملء
الميزان ومنتهي العلم ومبلغ الرضيى وزينة العرش وأن يحترز عن قطع الأشجار الرطبة
إلا عند الضرورة وإسباغ الوضوء والصلاة بالتعظيم والقران بين الحج والعمرة وحفظ
الصحة ولا بد أن يتعلم شيءا من الطب ويتبرك بالاثار الواردة فى الطب الذي جمعه
الشيخ الامام أبو العباس المستغفرى في كتابه المسمى بطب النبي عليه الصلاة
والسلام يجده من يطلبه.
والحمد لله على
التمام والصلاة والسلام على سيدنا محمد أفضل الرسل الكرام
Mulai di terjemah
Senin tgl 11 April 2011-
Tgl
7 Jumadil Awal
Alih
Bahasa
Abu
Zidni
|
http://hzkan91.blogspot.co.id/2011/11/terjemah.html |