"Kami melihat LSN sebagai program yang berpotensi besar untuk menseleksi dan mencetak bibit muda yang unggul dalam dunia sepak bola profesional Indonesia. Indikasi itu terlihat dari adanya beberapa pemain LSN yang dipanggil oleh pelatih nasional Indra Sjafri untun mengikuti seleksi Timnas U-19. Ini salah satu prestasi yang membanggakan dari santri yang telah menunjukkan nilai-nilia sportifitas dan kerjasama dalam menciptakan iklim sepak bola yang profesional" ucap H. Imam Nahrowi, Mentri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.
Untuk menjaga profesionalitas LSN, seluruh peserta harus memenuhi syarat mutlak utama yaitu peserta liga merupakan santri dari sebuah Pesantren yang berusia dibawah 18 tahun. "Seluruh calon peserta LSN harus mendapat rekomendasi dan persetujuan dari Pesantren yang tergabung di RMI dan harus melewati beberapa tahapan verifikasi dari Panitia LSN. Setelah calon peserta diverifikasi, mereka harus mendaftarkan diri secara online di situs resmi LSN http://www.ligasantri.com. Melalui pendaftaran online ini secara otomatis Panitia LSN sudah mendapatkan Database Santri muda pesepak bola yang bisa memberikan sumbangsih dan mempermudah proses seleksi bibit unggul sepak bola nasional" demikian penjelasan Mohamad Kusnaeni salah satu komentator sepak bola nasional selaku Direktur Kompetisi dan Pertandingan Liga Santri Nasional 2017.
"Karena seluruh peserta LSN adalah santri, maka budaya dan kultur pesantren juga cukup kental mewarnai jalannya kompetisi sepak bola yang tidak ditemukan di kompetisi atau liga sepak bola lain umumnya. Misalnya, pemain LSN yang santri melihat dan menganggap bahwa Wasit dan pengatur pertandingan adalah merupakan pemimpin sekaligus orang tua yang harus dihormati apapun keputusannya dalam memimpin pelaksanaan sebuah pertandingan sehingga peserta LSN tidak akan melakukan protes yang berlebihan ketiak mendapat teguran atau hukuman dari wasit" ucap KH Abdu Ghofarrojin, Ketua RMI-NU sekaligus Ketua Panitia Pelaksana Liga Santri Nusantara 2017.
"Kami berharap LSN ini mampu menjadi cerminan kegiatan Islam damai, progresif dan berwawasan kebangsaan untuk menjaga persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara melalui kompetisi sepak bola. Pesantren dan sepak bola merupakan simbol pemersatu semenjak keduanya tumbuh menjadi bagian dari perjalanan bangsa Indonesia. Pesantren merupakan tempat menuntut ilmu yan berkembang menjadi agen perubaha sosial melalui nilai-nilai keislaman yan moderat berwawasan kebangsaan yang meneguhkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Melalui sepak bola, LSN dan kampanye Ayo Mondok RMI-NU diharapkan menjadi platform untuk menggalang nilai-nilai kebersamaan dan kerjasama yang menjadi kompinen penting bagi keutuhan bangsa" tambah KH Said Aqil Siradj, Ketua Umum PBNU.
Sementara itu M Rafli Mursalim Pemain Top Skoree LSN 2016 menyampaikan rasa bangga dan terima kasih atas adanya LSN yang menjadi pembuka jalan bagi dirinya dalam ajang sepak bola di tanah air. Dari LSN ia banyak belajar tentang semangat sportivitas, saling menghargai dan bekerja sama dalam tim.(mks)
Sementara itu M Rafli Mursalim Pemain Top Skoree LSN 2016 menyampaikan rasa bangga dan terima kasih atas adanya LSN yang menjadi pembuka jalan bagi dirinya dalam ajang sepak bola di tanah air. Dari LSN ia banyak belajar tentang semangat sportivitas, saling menghargai dan bekerja sama dalam tim.(mks)