BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

Friday, June 29, 2018

Penggunaan Istilah "Pengurus" dan "Pimpinan" didalam Organisasi NU

Muslimedianews.com ~ Nahdlatul Ulama adalah organisasi Islam terbesar yang berhaluan Ahlussunnah wal Jama'ah. Besarnya NU, membuat organisasi memiliki berbagai perangkat departemenisasi berupa lembaga dan badan otonom. 

Secara struktural (organisatoris), Nahdlatul Ulama memiliki tingkat kepengurusan mulai dari pusat sampai ranting, bahkan anak ranting. Kepengurusan Nahdlatul Ulama terdiri dari Mustasyar, Syuriyah dan Tanfidziyah. 
Mustasyar adalah penasehat yang terdapat di Pengurus Besar, Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang/ Pengurus Cabang Istimewa, dan pengurus Majelis Wakil Cabang. Syuriyah adalah pimpinan tertinggi Nahdlatul Ulama. Tanfidziyah adalah pelaksana.

Kepengurusan NU terdiri dari :
  • Tingkat Pusat, digunakan istilah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)
  • Tingkat Provinsi, digunakan istilah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU)
  • Tingkat Kota/Kabupaten, digunakan istilah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU)
  • Tingkat Kecamatan, digunakan istilah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU)
  • Tingkat Desa/Kelurahan, digunakan istilah Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU)
Jika dibutuhkan kepengurusan lagi dibawah Ranting disebabkan luasnya suatu wilayah dan lain sebagainya maka dibentuk anak ranting, yang menggunakan istilah Pengurus Anak Ranting Nahdlatul Ulama (PAR NU). 

Dalam struktural NU, istilah yang digunakan adalah "Pengurus", bukan "Pimpinan". Berbeda dengan organisasi Muhammadiyah yang menggunakan istilah Pimpinan dalam struktur organisasinya, misalnya Pimpinan Pusat Muhammadiyah / PP Muhammadiyah. 

LEMBAGA NAHDLATUL ULAMA
Didalam Nahdlatul Ulama, istilah "Pengurus" juga digunakan untuk perangkat organisasi yang ada dalam struktural NU yaitu Lembaga-Lembaga Nahdlatul Ulama.  Lembaga adalah perangkat departementasi organisasi Nahdlatul Ulama yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan Nahdlatul Ulama berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu dan/atau yang memerlukan penanganan khusus. Ketua Lembaga ditunjuk langsung dan bertanggung jawab kepada pengurus Nahdlatul Ulama sesuai dengan tingkatannya.

Ada banyak lembaga didalam NU. 
  1. Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama disingkat LDNU
  2. Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama disingkat LP Maarif NU
  3. Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul  Ulama disingkat RMINU
  4. Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama disingkat LPNU
  5. Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama disingkat LPPNU
  6. Lembaga Kemaslahatan Keluarga  Nahdlatul Ulama disingkat LKKNU
  7. Lembaga Kajian dan Pengembangan  Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama disingkat LAKPESDAM NU
  8. Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama disingkat LPBHNU
  9. Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama disingkat LESBUMI NU
  10. Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama disingkat LAZISNU
  11. Lembaga Wakaf dan Pertanahan  Nahdlatul Ulama disingkat LWPNU
  12. Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama  disingkat LBMNU,
  13. Lembaga Ta’mir Masjid Nahdlatul  Ulama disingkat LTMNU
  14. Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama  disingkat LKNU
  15. Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama  disingkat LFNU
  16. Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul  Ulama disingkat LTNNU
  17. Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul  Ulama disingkat LPTNU
  18. Lembaga Penanggulangan Bencanadan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama disingkat LPBI NU
ISTILAH LAMA UNTUK LEMBAGA NU
Sebelumnya, masing-masing lembaga NU tersebut menggunakan istilah "Pengurus" dalam semua tingkatannya mulai dari pusat sampai daerah. Sebelumnya untuk pusat, menggunakan istilah Pengurus Pusat (PP), bukan Pengurus Besar. Contoh :
  • Tingkat kepengurusan Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama  disingkat LBMNU di pusat, berarti PP LBM NU
  • Tingkat Provinsi, digunakan istilah Pengurus Wilayah Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (PW LBMNU)
  • Tingkat Kota/Kabupaten, digunakan istilah Pengurus Cabang Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (PC LBMNU)
Contoh lain, LP Ma'arif menggunakan istilah PP LP Ma'arif NU (Pengurus Pusat LP Ma'atif NU) untuk tingkat kepengurusan di pusat. Demikian pula lembaga-lembaga lain. 

PENGGUNAAN ISTILAH UNTUK KERAPIAN 
Namun sekarang, untuk kerapian dalam penggunan istilah pada lembaga-lembaga Nahdlatul Ulama,  maka istilah yang digunakan mengikuti struktur NU, sehingga penggunaan istilah tidak lagi "Pengurus Pusat" atau lainnya, tapi untuk dipusat sebagai berikut :

1. LD PBNU 
2. LP MaarifPBNU 
3. RMI PBNU 
4. LP  PBNU 
5. LPP PBNU 
6. LKK PBNU 
7. LAKPESDAM PBNU 
8. LPBH PBNU 
9. LESBUMI PBNU 
10. LAZIS PBNU 
11. LWP PBNU 
12. LBM PBNU 
13. LTM PBNU
14. LK PBNU 
15. LF PBNU
16. LTN PBNU
17. LPT PBNU
18. LPBI PBNU

Contoh tingkat kepengurusan Lembaga Dakwah NU (misal: LDNU) dari Pusat hingga ranting :
  • LD PBNU, untuk tingkat Pusat
  • LD PWNU, untuk tingkat Provinsi
  • LD PCNU, untuk tingkat Kota/Kabupaten
  • LD MWCNU, untuk tingkat Kecamatan 
  • LD PRNU, untuk tingkat Desa/Kelurahan
PENGGUNAAN ISTILAH UNTUK BADAN OTONOM
Istilah yang digunakan didalam Badan Otonom (BANOM) NU adalah "Pimpinan" bukan "Pengurus".  Badan Otonom adalah perangkat organisasi Nahdlatul Ulama yang berfungsi melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama yang berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu dan beranggotakan perorangan.
  • Muslimat Nahdlatul Ulama disingkat Muslimat NU
  • Fatayat Nahdlatul Ulama disingkat  Fatayat NU
  • Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama disingkat GP Ansor NU
  • Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia  disingkat PMII
  • Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama disingkat IPNU
  • Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama disingkat IPPNU
  • Jam’iyyah Ahli Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah disingkat JATMAN
  • Jam’iyyatul Qurra wal Huffazh disingkat JQH
  • Ikatan Sarjana Nahdlalul Ulama disingkat ISNU
  • Serikat Buruh Muslimin Indonesia disingkat SARBUMUSI
  • Pagar Nusa
  • Persatuan Guru Nahdlatul Ulama disingkat PERGUNU
  • Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama
  • Ikatan Seni Hadrah Indonesia Nahdlatul
  • Ulama disingkat ISHARINU
Penggunaan istilah "Pimpinan" dalam tingkat kepengurusan dari pusat sampai ranting yaitu Pimpinan Pusat (PP), Pimpinan Wilayah (PW), Pimpinan Cabang (PC), Pimpinan Anak Cabang (PAC), dan Pimpinan Ranting (PR). 

Misal penerapan istilah dalam Jam’iyyatul Qurra wal Huffazh disingkat JQH NU yaitu :
  • PP Muslimat NU, untuk tingkat Pusat
  • PW Muslimat NU, untuk tingkat Provinsi
  • PC Muslimat NU, untuk tingkat Kota/Kabupaten
  • PAC Muslimat NU, untuk tingkat Kecamatan 
  • PR Muslimat NU, untuk tingkat Desa/Kelurahan
Misal penerapan istilah dalam Muslimat NU yaitu :
  • PP JQH NU, untuk tingkat Pusat
  • PW JQH NU, untuk tingkat Provinsi
  • PC JQHNU, untuk tingkat Kota/Kabupaten
  • PAC JQH NU, untuk tingkat Kecamatan 
  • PR JQH NU, untuk tingkat Desa/Kelurahan
Sumber : berbagai sumber dan hasil konsultasi dengan aktifitas NU
« PREV
NEXT »

No comments