BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

Tuesday, June 26, 2018

Memikirkan Kembali Peran dan Posisi Agama di Ranah Politik


Oleh: Prof. Dr. Komarudin Hidayat
Pikiranku merasa diteror ketika membaca buku Homo Deuz, karangan Yuval Noah Harari. Mengingatkan buku-buku lama yang pernah saya baca, terutama Satre dan Nietzche. Di abad tengah orang tidak pernah bicara tentang ideologi pertumbuhan ekonomi (growth) dan riset energy karena penduduk masih sedikit dan kebutuhan hidup bisa dicukupi oleh hasil panen.

Yang muncul kemudian penaklukkan untuk memperluas wilayah kekuasaan (imperium).
Peran tokoh dan lembaga agama sangat sentral untuk menjaga keteraturan kosmik dan memberi makna hidup. Kekuasaan Tuhan diyakini sebagai pengendali kehidupan. Tapi memasuki abad 20 dan 21 muncul dua kata kunci yg menafasi seluruh pemimpin dan pemerintahan sebuah negara/masyarakat jika ingin maju dan tidak tergilas. Yaitu: growth dan penguasaan serta manipulasi sumber energy. Manusia hidup di medan energy yang belum tereksplorasi, misalnya energy matahari dan laut yg melimpah.

Masyarakat moderen dipacu terus untuk meningkatkan pertumbuhan seiring dengan kenaikan populasi penduduk bumi.dan kebutuhan sekunder dan tersier yg tak akan pernah terpuaskan. Pendeknya, kesejahteraan ekonomi jadi tolok ukur sebuah pemerintahan. Lalu dimana peran agama? Dia sebagai pemberi makna hidup dan penentram jiwa, tapi dinilai tak mampu memberikan solusi terhadap kebutuhan nyata masyarakat moderen. Kebutuhan akan kesejahteraan, keadilan dan keamanan hanya bisa diwujudkan oleh ideologi humanisme dengan instrumen institusi sekuler, seperti penciptaan lapangan kerja, sistim politik yang demokratis, transparan, penegakan hukum, layanan medis, sistim keamanan dengan dukungan militer yang kuat.

Korea Utara dengan ancaman nuklirnya bisa menjinakkan Trumph sehingga mau jauh-jauh ke Singapura negosiasi dengan Kin Jong Un. Sementara negara-negara Arab tak berdaya menghadapi Israel. Para ilmuwan di Cylicon Valey telah mengubah perilaku ratusan juta penduduk bumi dalam moda berpikir, kerja dan ekonomi. Jika disurvey kebutuhan utama penduduk bumi itu lapangan kerja, energy, kesehatan, keamanan dan kesejahteraan yang semuanya empiris terukur.

Lalu, apa tawaran agama selain makna hidup dan keyakinan eskatologis? Ketika agama hendak dibawa ke ranah politik, apa yang hendak ditawarkan unttk memenuhi kebutuhan hidup penduduk bumi dan sebuah bangsa? Tulisan ini hanya sekedar catatan dan pertanyaan ringan di atas pesawat Air Force One dari Makassar-Jakarta.
« PREV
NEXT »

No comments