BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

Monday, July 02, 2018

Ciri Khas dan Perbedaan Pesantren Salaf dan Pesantren Modern

Muslimedianews.com ~ Pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri tersebut berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya.

Setidaknya, secara garis besar, Pondok Pesantren terbagi menjadi 2 yaitu Pesantren Salaf dan Pesantren Modern, meskipun ada yang merupakan gabungan dari keduanya, biasa disebut Pesantren Kombinasi.

A. PONDOK PESANTREN SALAF 
Pesantren Salaf atau Pondok Pesantren Salafiyah adalah sebutan bagi pondok pesantren yang mengkaji "kitab-kitab kuning" (kitab kuno). Pesantren salaf identik dengan pesantren tradisional (klasik) yang berbeda dengan pesantren modern dalam hal metode pengajaran dan infrastrukturnya. Di pesantren salaf, hubungan antara Kyai dengan santri cukup dekat secara emosional. Kyai terjun langsung dalam menangani para santrinya.
Pada dasarnya, pesantren salaf adalah bentuk asli dari lembaga pesantren itu sendiri. Sejak munculnya pesantren, format pendidikan pesantren adalah bersistem salaf. Kata salaf merupakan bahasa Arab yang berarti terdahulu, klasik, kuno atau tradisional. Seiring berkembangan zaman, tidak sedikit pesantren salaf yang beradapasi dan mengkombinasikan sistem pembelajaran modern. Dalam klasifikasi tipe pesantren dilingkungan Kemenag, disebut sebagai Pesantren Kombinasi. Kemenag membagi tiga tipe pesantren, yaitu pesantren Salafiyah, pesantren Khalafiyah (Ashriyah) dan pesantren Kombinasi.
1. Metode Belajar Mengajar
Metode belajar mengajar di pesantren salaf terbagi menjadi dua yaitu metode sorogan wetonan dan metode klasikal. Metode sorogan adalah sistem belajar mengajar di mana santri membaca kitab yang dikaji di depan ustadz atau kyai. Sedangkan sistem weton adalah kyai membaca kitab yang dikaji sedang santri menyimak, mendengarkan dan memberi makna pada kitab tersebut.
Metode sorogan dan wethonan merupakan metode klasik dan paling tradisional yang ada sejak pertama kali lembaga pesantren didirikan dan masih tetap eksis dan dipakai sampai saat ini. Adapun metode klasikal adalah metode sistem kelas yang tidak berbeda dengan sistem modern. Hanya saja bidang studi yang diajarkan mayoritas adalah keilmuan agama.
2. Ciri Khas Kultural Pesantren Salaf
Ciri khas kultural yang terdapat dalam pesantren salaf, antara lain:
  • 1. Santri lebih hormat dan santun kepada kyai, guru dan seniornya.
  • 2. Santri senior tidak melakukan tindak kekerasan pada yuniornya. Hukuman atau sanksi yang dilakukan biasanya bersifat non-fisikal seperti dihukum mengaji atau menyapu atau mengepel, dan lain sebagainya.
  • 3. Dalam keseharian memakai sarung.
  • 4. Berafiliasi kultural ke Nahdlatul Ulama (NU) dengan kekhasan fikih bermadzhab Syafi’i, akidah tauhid bermadzhab Asy’ariyah atau Maturidiyah, dan mengajarkan ilmu tasawuf seperti karya Al-Ghazali dan lainnya. Amaliyah khas seperti shalat tarawih 20 rakaat plus 3 rakaat witir pada bulan Ramadan, membaca qunut pada shalat Subuh, membaca tahlil pada tiap malam Jum’at, peringatan Maulid Nabi atau melakukan pembacaan kitab-kitab maulid, peringatan Isra' Mi'raj, dan semacamnya.
  • 5. Sistem penerimaan santri tanpa seleksi. Setiap santri yang masuk langsung diterima. Sedangkan penempatan kelas sesuai dengan kemampuan dasar ilmu agama yang dimiliki sebelumnya.
3. Ciri Khas Kualitas Keilmuan
Santri pesantren salaf memiliki kualitas keilmuan, antara lain :
  • 1. Menguasai kitab kuning atau literatur klasik Islam dalam bahasa Arab dalam berbagai disiplin ilmu agama
  • 2. Menguasai ilmu gramatika bahasa Arab atau Nahwu, Sharaf, balaghah (maany, bayan, badi’), dan mantiq secara mendalam karena ilmu-ilmu tersebut dipelajari serius dan menempati porsi cukup besar dalam kurikulum pesantren salaf di samping fikih madzhab Syafi’i.
  • 3. Dalam memahami kitab bahasa Arab santri salaf memakai sistem makna gundul dan makna terjemahan bebas sekaligus.
4. Contoh Pondok Pesantren Salaf Murni
Pesantren salaf murni adalah pesantren yang kurikulumnya murni mengajarkan bidang studi ilmu agama saja baik melalui sistem madrasah diniyah maupun pengajian sorogan, wetonan dan bandongan. Di ponpes salaf murni tidak ada pendidikan formalnya. Santri juga tidak boleh sekolah formal di luar pesantren namun dibolehkan mengikuti program WAJAR DIKDAS (Wajib Belajar Pendidikan Dasar) sistem Paket A (setara SD/MI), Paket B (setara SLTP) dan Paket C (setara SLTA). Pesantren salaf murni, disebut juga dengan salafiyah, memang bertujuan untuk mencetak ulama ahli agama.
Berikut beberapa pesantren salaf :
  • Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan, Jawa Timur
  • Pondok Pesantren Langitan Tuban, Jawa Timur
  • Pondok Pesantren Lirboyo Kediri ,Jawa Timur
  • Pondok Pesantren Ploso Kediri, Jawa Timur
  • Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah
  • Pondok Pesantren MIS, Sarang, Rembang, Jawa Tengah
  • Pondok Pesantren MUS, Sarang, Rembang, Jawa Tengah
  • Pondok Pesantren Cidahu, Pandeglang, Banten
  • Pondok Pesantren Putri Salafiyah, Bangil, Jawa Timur
  • Pondok Pesantren Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari Balikpapan
  • Pondok Pesantren Subulus Salam Balikpapan Kalimantan Timur
  • Pondok Pesantren Anwarul Huda, Malang, Jawa Timur.
B. PONDOK PESANTREN MODERN
Pondok Pesantren Modern, atau Pesantren Modern atau biasa juga disebut dengan istilah khalafiyah, 'ashriyah atau al-haditsiyyah, merupakan kebalikan daripada pesantren salaf (salafiyah). Tidak ada definisi dan kriteria pasti tentang pondok pesantren sebagai syarat untuk bisa disebut pesantren modern.
1. Ciri Khas Pesantren Modern
Meskipun tidak ada kriteria yang pasti, tetapi beberapa unsur yang menjadi ciri khas pondok pesantren modern adalah sebagai berikut :
  • 1. Penekanan pada bahasa asing Arab dan Inggris dalam percakapan.
  • 2. Memiliki sekolah formal dibawah kurikulum Diknas dan/atau Kemenag dari SD/MI MTS/SMP MA/SMA maupun sekolah tinggi.
  • 3. Penguasaan atau porsi terhadap kitab kuning kurang
  • 4. Tidak lagi memakai sistem pengajian tradisional seperti sorogan, wetonan, dan bandongan.
  • 5. Memakai buku-buku literatur bahasa Arab kontemporer (bukan klasik/kitab kuning)
  • 6. Secara administratif mirip seperti administrasi sekolah formal, misalnya pendaftaran dengan sistem seleksi sehingga tidak semua calon santri diterima, biaya masuk umumnya lebih tinggi dari pesantren salaf, dan lain sebagainya.
  • 7. Dari sisi kualitas keilmuan: berbahasa Arab percakapan lancar tapi kurang dalam kemampuan penguasaan literatur kitab kuning karya para ulama salaf dan gramatika bahasa Arab, serta penguasan terhadap disiplin ilmu keislaman (tafsir, ilmu hadits, fiqih, ushul fiqh dan lain sebagainya) kurang dibanding pesantren salaf.
2. Kombinasi Salaf Modern
Kriteria-kriteria di atas belum tentu terpenuhi semua pada sebuah pesantren yang mengklaim modern. Bahkan tidak semua pesantren yang menggunakan istilah "modern" menjadi modern seperti sistem Gontor. Banyak pula yang mengambil jalan tengah dengan mengombinasikan dua sistem yang berbeda yaitu sistem salaf dan modern sekaligus.[butuh rujukan]
Ada pesantren yang sejak didirikan sudah menjadi pesantren modern, tetapi ada pula pesantren yang dulunya salaf murni yang beradaptasi dengan perkembangan zaman, kemudian mengkombinasikannya dengan sistem modern dalam arti ada pendidikan formal dan sistem pembelajaran bahasa Arab atau Inggris aktif di samping pendidikan kitab kuning.
Beberapa pesantren kombinasi ini ada yang berhasil tetap mempertahankan sistem salafnya yakni kemampuan membaca kitab kuning, namun tidak sedikit yang tergerus dengan sistem modernnya di mana santri hanya bisa berbicara bahasa Arab, tetapi penguasaan terhadap kitab kuning kurang.
Berikut beberapa salaf yang kemudian beradabsi dengan perkembangan zaman:
  • Pesantren Al-Khoirot Malang merupakan kombinasi salaf dan modern. Ia memiliki ciri khas yang ada di pesantren salaf seperti pengajian kitab kuning/klasik (kutub at-turats) dengan sistem sorogan dan wetonan, ada madrasah diniyah, tahfidzul Qur'an, dan pada waktu yang sama memiliki sekolah formal dan mengajarkan bahasa Arab kontemporer. Pesantren seperti Al-Khoirot Malang beranggapan bahwa sistem kombinasi antara sistem modern, salaf dan pendidikan formal adalah sistem terbaik saat ini untuk di implementasikan di pesantren.
  • Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur
  • Pondok Pesantren Bata-bata Pamekasan, Madura
  • Pondok Pesantren Salafiyah Sukorejo, Situbondo
  • Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta
  • Pondok Pesantren Buntet, Cirebon
  • Pondok Pesantren Purba, Sumatera Utara
3. Pelopor Pesantren Modern dan Kritikan Terhadapnya
Istilah pondok pesantren modern pertama kali di perkenalkan oleh Pondok Modern Gontor Darussalam Ponorogo. Istilah modern dalam istilah Gontor berkonotasi pada nilai-nilai kemodernan yang positif seperti disiplin, rapi, tepat waktu, kerja keras. Termasuk nilai modern yang bersifat fisikal yang tergambar dalam cara berpakaian santri Gontor dengan simbol dasi, jas, dan rambut pendek ala militer. Istilah itu kemudian diduplikasi di pesantren lain, khususnya pesantren yang baru-baru berkembang dengan menambahkan istilah "modern".
Meksipun Pondok Modern Gontor disebut sebagai pelopor pesantren modern, tetapi tidak semua pesantren modern meniru Gontor 100%. Namun demikian, Gontor inilah yang secara sistematis dan bertahap memperkenalkan suatu sistem baru bagi dunia pesantren sehingga dengan reformasi sistem ini maka pesantren tidak hanya disukai oleh kalangan masyarakat pedesaan tapi juga mulai menarik masyarakat urban/perkotaan untuk menyekolahkan dan mengirimkan anaknya untuk dididik di pesantren.
Sistem yang diberlakukan pesantren modern membuat masyarakat yang selama ini agak sinis menjadi bangga dengan pesantren. Karena kemodernan yang di tonjolkan tidak hanya sekedar jargon dan simbol-simbol belaka, tapi juga mencakup implementasi dari nilai-nilai modern yang hakiki dan islami. Namun sistem pondok modern bukan tanpa kritik. Salah satu kritik yang di dengungkan adalah lemahnya santri modern pada penguasaan kitab kuning klasik (kutub at-turats). Dan terlalu terfokus pada penguasaan bahasa Arab modern dan "ringan".[butuh rujukan]
Oleh karena itu, banyak pesantren yang tidak langsung meniru bulat-bulat sistem ini tetapi mengombinasikannya dengan sistem salaf dan sistem pendidikan lain yang sebelumnya hanya di luar pesantren seperti pendidikan formal, dan lain-lain.
4. Contoh Pesantren Modern
Beberapa pesantren yang menggunakan istilah "modern" :
  • Pondok Modern Darussalam Gontor
  • Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta
  • Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah
  • Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqien Balikpapan
  • Pondok Pesantren Modern Asy Syifa Balikpapan
  • Pondok Pesantren Syaichona Cholil Balikpapan
  • Pondok Pesantren Modern Al Kautsar Banyuwangi Jawa Timur
  • Pesantren Modern Al Ihsan Baleendah Bandung Jawa Barat
  • Pondok Pesantren Darul Muttaqien Parung Bogor
  • Pondok Pesantren Modern KULNI Serang Banten
  • Pondok Pesantren Al-mubarok Serang Banten
  • Pondok Pesantren Darul Amanah Sukorejo Kendal Jawa Tengah
  • Pondok Pesantren Modern Babussalam Mojorejo Madiun Jawa Timur
  • Pondok Pesantren Modern Al-Azhar Muncar Banyuwangi Jawa Timur
  • Pondok Pesantren modern "Darul Ihsan" Ngajuk Jawa Timur
  • Pesantren Modern Al-Falah Abu Lam U Aceh Besar
  • Pondok Pesantren Darul Hikmah Tangerang
  • Pesantren Darularafah Medan Medan Sumatera Utara
  • Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung Bogor
  • Pondok Pesantren Modern Putri Darur Ridwan Songgon Banyuwangi
Sumber Wikipedia
« PREV
NEXT »

No comments