Muslimedianews.com ~ Sebagian dari umat Islam mungkin beranggapan bahwa perbedaan Sunni / Aswaja / Ahlussunnah wal Jama'ah dengan kelompok Syi'ah hanya perbedaan penafsiran seperti halnya perbedaan dalam madzhab Fiqh (Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali) dan sebagainya.
Anggapan seperti itu salah. Sunni dan Syi'ah memang terdapat perbedaan penafsiran tetapi perlu diingat bahwa Sunni dan Syi'ah juga berbeda dalam hal mashadir (sumber pengambilaى hukum)
Ustadz Muhammad Idrus Ramli dalam sebuah dialog di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau pada 25 Mei 2014 menjelaskan sebagai berikut :
Anggapan seperti itu salah. Sunni dan Syi'ah memang terdapat perbedaan penafsiran tetapi perlu diingat bahwa Sunni dan Syi'ah juga berbeda dalam hal mashadir (sumber pengambilaى hukum)
Ustadz Muhammad Idrus Ramli dalam sebuah dialog di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau pada 25 Mei 2014 menjelaskan sebagai berikut :
"Perbedaan Sunni (Aswaja) dan Syi'ah tidak hanya perbedaan penafsiran, tapi juga ada perbedaan mashadir (sumber pengambilan hukum). Kalau Ahlussunnah, sumber pengambilannya al-Qur'an dan hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, Muslim dan lain-lain melalui jalur para sahabat. Tetapi kalau Syi'ah, sumber pengambilannya adalah Al-Qur'an (yang kurang dipercaya keasliannya), dan hadits-hadits yang bukan hadits-hadits Nabi Saw. yang diriwayatkan dari jalur para shababat.
Kita (Aswaja/Sunni) punya istilah kitab standar (hadits) yang 6 : Kutubus Sittah, sedangkan Syi'ah punya kitab standar yang 4 : al-Kutubul Arba'ah (Al-Kafi, Al-Ibtibshar, Man La Yadhuruhu Al Faqih, dan At-Tahdizb), semuanya itu hadits-hadits yang manshub pada aimmah Ahlulbait, terutama kepada Imam Ja'far al-Shadiq. Jadi, perbedaan Sunni dan Syi'ah bukan hanya perbedaan penafsiran tetapi juga perbedaan mashadir.
Nisbat ajaran Syi'ah kepada Ahlulbait, sebenarnya hanya propagada. Syi'ah tidak murni pengikut Ahlulbait, sebaliknya, justru sesungguhnya Aswaja yang merupakan pengikut setia dan yang mendukung ajaran Ahlulbait, termasuk ajarannya Imam Ja'far Al-Shadiq.
Misalnya, Syi'ah Imamiyah yang berkembang di Indonesia, secara fiqh madzhabnya Ja'fari. Tetapi menurut Aswaja, nisbat kepada Imam Ja'far al-Shadiq tersebut hanyalah propaganda. Sebab ajaran Imam Ja'far al-Shadiq ini telah dirusak oleh pengikutnya yang buruk, sebagaimana dinyatakan oleh ulama ahli hadits, Imam Ibnu Syahin mengatakan :
رجلان صالحان بُليا بأصحاب سوءٍ : جعفر بن مُحَمَّد ، وأحمد بن حنبل
Dua tokoh besar yang sholih, nama baiknya / reputasinya dirusak oleh pengikut-pengikutnya yang buruk : Ja'far bin Muhammad (al-Shadiq) dan Ahmad bin Hanbal
Orang-orang Syi'ah setiap punya ajaran, mereka mengatakan sebagai ajaran Imam Ja'far al-Shadiq, padahal Imam Ja'far tidak memiliki ajaran tersebut seperti mencela sahabat dan sebagainya.
Oleh : Ust. Muhammad Idrus Ramli
red. Ibnu Manshur
No comments
Post a Comment