Muslimedianews.com, Jakarta ~ Islamisasi di Nusantara yang dilakukan Wali Songo tidak hanya pada wilayah aqidah, akhlak dan syariat. Lebih dari itu, dakwah Wali Songo juga masuk pada wilayah sosial dan budaya. Demikian disampaikan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di Pesantren Atstsaqafah, Ciganjur, Jakarta, Sabtu (14/6/2014).
"Harus dipahami bahwa metode dakwah Wali Songo itu gabungan antara syariat, hidayah, hakikat, syariat, akhlak, tasawuf, jadi utuh. Dakwahnya itu utuh walaupun kelihatannya sederhana," papar kiai yang akrab disapa Kang Said itu.
Menurutnya, bukti bahwa dakwah Wali Songo masuk pada ranah sosial dan budaya adalah adanya akulturasi dan asimilasi budaya pra-Islam dengan Islam. Para wali menggunakan jalan budaya, sosial, politik, ekonomi, mistik dan sebagainya untuk menyukseskan dakwahnya.
"Ini yang menjadikan Islam abadi ya begini ini, (Islam) disatukan dengan bahasa, disatukan dengan budaya, disatukan dengan tradisi. Maka, selama bahasa itu ada, tradisi itu ada, budaya itu ada, ya selama itu juga Islam masih ada," tegas kiai asal Cirebon itu
Kang Said menjelaskan, jika dakwah Islam dilakukan dengan cara-cara kekerasan, orang akan masuk Islam dengan perasaan terpaksa karena jiwanya merasa terancam dan ketika dirinya sudah merasa aman dari 'ancaman' itu, maka dia pasti akan melepaskan keislamannya. (Aiz Luthfi/Mahbib/NU Online)
"Harus dipahami bahwa metode dakwah Wali Songo itu gabungan antara syariat, hidayah, hakikat, syariat, akhlak, tasawuf, jadi utuh. Dakwahnya itu utuh walaupun kelihatannya sederhana," papar kiai yang akrab disapa Kang Said itu.
Menurutnya, bukti bahwa dakwah Wali Songo masuk pada ranah sosial dan budaya adalah adanya akulturasi dan asimilasi budaya pra-Islam dengan Islam. Para wali menggunakan jalan budaya, sosial, politik, ekonomi, mistik dan sebagainya untuk menyukseskan dakwahnya.
"Ini yang menjadikan Islam abadi ya begini ini, (Islam) disatukan dengan bahasa, disatukan dengan budaya, disatukan dengan tradisi. Maka, selama bahasa itu ada, tradisi itu ada, budaya itu ada, ya selama itu juga Islam masih ada," tegas kiai asal Cirebon itu
Kang Said menjelaskan, jika dakwah Islam dilakukan dengan cara-cara kekerasan, orang akan masuk Islam dengan perasaan terpaksa karena jiwanya merasa terancam dan ketika dirinya sudah merasa aman dari 'ancaman' itu, maka dia pasti akan melepaskan keislamannya. (Aiz Luthfi/Mahbib/NU Online)
No comments
Post a Comment