Bersyukurlah kita karena memiliki rumah untuk beristirahat dan bernaung, sementara tidak sedikit orang yang terpaksa tidur di emperan toko dan di kolong-kolong jembatan karena tidak memiliki tempat tinggal.
Saat mengalami suatu kejadian yang tidak menyenangkan, cobalah untuk segera melihat kepada orang yang keadaannya lebih menderita daripada kita dan sadarilah bahwa sebenarnya kita bisa saja mengalami keadaan yang lebih buruk dari yang saat ini sedang kita alami. Cobalah untuk mengucapkan, “Alhamdulillah hanya terpeleset, bagaimana jika jatuh”, “Alhamdulillah selamat, sedangkan banyak yang nyawanya tidak tertolong”, “Alhamdulillah hanya rugi sedikit, tidak sampai lima milyar”. Dengan demikian kita tidak akan larut dalam kesedihan dan kita akan tetap mampu bersyukur.
Rasûlullâh saw bersabda :Agar dapat selalu melihat kepada keadaan orang lain yang berada di bawah kita, maka pusatkanlah perhatian kita kepada apa yang kita miliki dan jangan pernah memusatkan perhatian kepada apa yang belum atau tidak kita miliki bahkan milik orang lain. Jika kita telah memiliki sebuah rumah, kendaraan, pekerjaan tetap dan pasangan yang terbaik akan tetapi tetap masih merasa kurang, sebabnya adalah karena pikiran kita dipenuhi berbagai keinginan yang belum kita peroleh. Rumah sudah ada, akan tetapi kita terobsesi oleh rumah yang lebih besar dan indah, mobil mewah serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak uang. Kita menginginkan ini dan itu. Bila tak mendapatkannya, kita terus memikirkannya. Tetapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tidak merasa puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi, betapapun banyaknya harta yang kita miliki, kita tak pernah menjadi “kaya” dalam arti yang sesungguhnya.
مَنْ نَظَرَ فِيْ الدُّنْيَا إِلَى مَنْ هُوْ دُوْنَهُ وَنَظَرَ فِيْ الدِّيْنِ إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَهُ كَتَبَهُ اللهُ صَابِرًا شَاكِرًا، وَمَنْ نَظَرَ فِيْ الدُّنْيَا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَهُ وَ فِيْ الدِّيْنِ إِلَى مَنْ هُوَ دُوْنَهُ لَمْ يَكْتُبْهُ اللهُ صَابِرًا وَلاَ شَاكِرًا“Barangsiapa dalam permasalahan dunia memandang orang yang berada di bawahnya[1] dan dalam permasalahan agama memandang orang yang berada di atasnya[2], maka Allâh akan mencatatnya sebagai orang yang bersabar dan bersyukur. Dan barangsiapa dalam permasalahan dunia memandang orang yang berada di atasnya[3] dan dalam permasalahan agama memandang orang yang berada di bawahnya[4], maka Allâh tidak mencatatnya sebagai seorang yang bersabar dan tidak pula sebagai orang yang bersyukur.” (HR Tirmidzî)
Penulis : Habib Novel bin Muhammad Alaydrus, Pengasuh Majelis Ilmu dan Dzikir Ar-Raudhah (Solo)
Sumber : http://beritalangit.com
Foto :
No comments
Post a Comment