BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

Wednesday, December 18, 2013

Gerakan Yasinan Nasional Menuju Kebangkitan dan Kejayaan Islam

Muslimedianews ~ Allah SWT berfirman:

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata, (QS. Al Jumu’ah 2).

Allah SWT dalam ayat di atas mengabadikan Gerakan Nabi Muhammad saw dalam membentuk umat Islam dengan pola proses membacakan ayat Al Quran kepada Bangsa Quraisy yang jahiliyah dan dalam kesesatan yang nyata sebagai input, lalu mensucikan jiwa mereka dan mengajari mereka dengan hukum syariah  dan mempraktekkannya dalam kehidupan masyarakat di bawah pemerintahan beliau, sehingga terwujud umat yang terbaik (khairu ummah) sebagai out put gerakan beliau.

Sejarah mencatat bahwa umat terbaik (khairu ummah) itu terwujud setelah beliau saw. berjuang membangun fondasi pemikiran Islam selama 13 tahun di Mekkah dengan membacakan Al Quran dan membersihkan hati manusia dari kotoran kemusyrikan dan tradisi jahiliyah, lalu beliau lanjutkan dengan membangun bangunan umat Islam yang berperadaban Al Quran berupa masyarakat Islam yang berdaulat di kota Madinah selama 10 tahun.  

Umat Islam di Madinah, selain melaksanakan sholat jamaah lima waktu secara tertib di Masjid Nabawi, bersemangat membaca, mempelajari, dan mengajarkan Al Quran, juga bersemangat mempelajari dan mempraktekkan tata cara kehidupan berupa hukum-hukum syariat yang diturunkan oleh Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari mereka. Jiwa revolusioner mereka mengemban kehidupan Islam yang baru diwujudkan dalam format kehidupan bernegara yang memberikan loyalitas sepenuhnya kepada hukum syariat dan pemerintahan Rasulullah.  Mereka memberikan kesetiaan tertinggi dengan mempertaruhkan hidup mati dalam berjihad fi sabilillah untuk melindungi peradaban baru Islam dari serangan tentara Quraisy maupun pasukan sekutu mereka (Jaisyul Ahzab).  Lima tahun setelah beliau saw. wafat umat Islam (khairu ummah) sudah mengungguli dua negara adi daya Rumawi dan Persia. 

Hari ini ketika umat terpuruk dalam berbagai aspek kehidupan; ketika politik dikuasai rezim reformasi yang sangat korup; ketika media massa dikuasai oleh antek-antek Yahudi Nasrani internasional yang menjadikan Islam dan aktivisnya sebagai bulan-bulanan; ketika politisi-politisi minoritas sudah berani ngelunjak dan ancang-ancang merebut kekuasaan; ketika ekonomi dan kekayaan umat dikuasai asing dan umat sudah diperlakukan sebagai kacung dan jongos di negeri sendiri; ketika umat sudah semakin dikikis aqidahnya hingga tinggal ritual dan sebagian lagi bahkan tinggal nama saja; ya ketika umat Islam begitu gandrung dengan cara hidup (lifestyle)  kaum kafir sebagaimana disinyalir Nabi saw.;  maka kita perlu gerakan nasional untuk kembali kepada cara hidup Nabi Muhammad saw., cara hidup yang ditentukan Allah SWT kepada umat akhir zaman, cara hidup Islam!

Saatnya umat Islam diajak kembali melanjutkan kehidupan yang pernah diwujudkan oleh Baginda Nabi Muhammad saw. (QS.Al Jum’ah 2).  Untuk itu diperlukan gerakan kembali membaca dan membacakan Al Quran kepada sesama kaum muslimin, perlu gerakan mempelajari dan mengajarkan Al Quran dan hukum-hukum syariat-Nya kepada sesama kaum muslimin, dan perlu gerakan membersihkan dan mensucikan jiwa kita dengan Al Quran dan As Sunnah sehingga hati-hati umat Islam bersih dari segala kotoran pikiran dan gaya hidup apapun yang berasal dari luar Islam. Pikiran dan gaya hidup apapun harus dibersihkan dari nilai-nilai jahiliyahnya dengan pemikiran Islam sehingga apapun fakta yang ada harus dinilai dan distandarisasi dengan pemikiran Islam yang bersumber dari Al Quran dan As Sunnah yang merupakan  pusaka Baginda Nabi Muhammad saw.   

Pertanyaannya darimana kita mulai? Untuk itu, kita perlu mendorong dinamisasi gerakan yang sudah memasyarakat, misalnya Majelis Yasinan baik kalangan bapak-bapak maupun ibu-ibu.  Apa yang sudah ada di masyarakat itu menjadi modal untuk kita kembangkan. Tentu kita perlu kaji kembali bagaimana mekanisme Majelis Yasinan atau Majelis Shalawat atau Majelis Dzikir dan Majelis Taklim yang ada untuk kita kayakan agar memenuhi substansi gerakan yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. 

Dalam Majelis Yasinan, kita melakukan pengayaan guna meningkatkan kualitas para Yasiner dalam membaca dan memahami Surat Yasin sebagai Qalbul Quran. Juga perlu diberikan spirit dakwah dan perjuangan dari kisah Habib An-Najjar yang ada dalam Surat Yasin, dan sebagainya.  

Langkah praktisnya dibuat penataran para pimpinan Majelis Yasinan dengan melibatkan para qari’ dan hafizh Al Quran serta ulama yang mampu membacakan dan menerangkan tafsir surat Yasin. Diharapkan dengan penataran tersebut, tradisi Yasinan diperbaiki dimana para Yasiner tidak hanya mahir membaca Surat Yasin, tapi juga mahir membaca terjemahannya baik per ayat maupun perkata. Di samping itu para pimpinan Majelis Yasinan menguasai sejumlah Tafsir dari Surat Yasin yang ditulis para ulama misalnya Tafsir Jalalain, Tafsir Ibn Abbas, Tafsir Shafwatut Tafaasiir dll. Dengan pola baru tersebut diharapkan ada peningkatan kualitas pembacaan, pemahaman, dan penghayatan umat Islam terhadap Surat Yasin sebagai qalbul Quran. Juga forum Majelis Yasinan bisa menjadi sarana dakwah Islam untuk menyampaikan masalah halal haram, sistematika ajaran Islam,  maupun perkembangan aktual umat Islam.   

Jika perbaikan format Majelis Yasinan ini dilakukan dan menjadi gerakan seluruh negeri, maka jadilah ia Gerakan Yasinan Nasional (GYN) yang insyaallah kita butuhkan untuk kebangkitan umat dalam rangka membangun kejayaan Islam dan kaum muslimin di Indonesia khususnya dan di seluruh dunia umumnya. Allahu Akbar! 

Mudah-mudahan dengan gerakan sederhana yang berusaha mencontoh dakwah Rasulullah saw. dalam membangun umat ini, Allah SWT memberikan pertolongan kepada kita umat Islam sehingga berdaulat di negeri kita sendiri dan mampu mempraktekkan Islam secara kaffah sehingga betul-betul terwujud kondisi umat terbaik yang pernah dibangun oleh Rasulullah saw.  Allah SWT berfirman:

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Ali Imran 110).

Baarakallahu lii walakum...



Oleh: Shodiq Ramadhan/ Suara Islam dalam Gerakan Yasinan Nasional Menuju Umat Terbaik.

« PREV
NEXT »

No comments