BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

Friday, August 15, 2014

JI, JAT, NII, MIB dan MIT adalah Bagian Al Qaeda yang Hidup di Indonesia

Muslimedianews.com, Jakarta ~ Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai mengingatkan, kelompok garis keras yang mengancam keberadaan NKRI bukan cuma Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) sebagaimana kesan yang belakangan muncul. Selain gerakan ini, beberapa kelompok yang bahkan terlebih dahulu eksis di Tanah Air juga patut diwaspadai.

“ISIS hanyalah satu bentuk dari kelompok-kelompok lain yang sudah ada (di Indonesia). Kenapa cepat menyebar? Ya karena infrastrukturnya memang sudah ada,” katanya dalam acara dialog terbuka “Warning ISIS: Antara Gerakan Ideologi-Agama vs Gerakan Politik Global” di Aula Sasana Amal Bakti Kemenag RI, Jakarta, Kamis (14/8).

Ansyaad menyontohkan gerakan pimpinan Abu Bakar Ba’asyir. Menurutnya, sikap dan sepak terjang pria yang akrab disapa Ustadz Abu ini sangat tegas menentang keberadaan negara berasaskan Pancasila. Abu Bakar Ba’asyir mengaggap sistem pemerintahan yang sedang berjalan adalah kafir dan seluruh aparatnya murtad karena dinilai tak menerapkan hukum Tuhan.

Dalam presentasinya, Ansyaad menyebut kelompok Jamaah Islamiyah (JI), Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), Negara Islam Indonesia (NII), Mujahidin Indonesia Barat (MIB), dan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) sebagai bagian dari jaringan Al-Qaeda yang sudah hidup di Indonesia.

Selain di Indonesia, menurutnya, Al-Qaeda juga mengembangkan sayap gerakannya dengan nama berbeda ke Afganistan, Aljazair, Arab Saudi, China, Ethiopia, Filipina, Lebanon, Nigeria, Somalia, Irak, Suriah, dan Malaysia.

“Jadi ketika saya ditanya ISIS itu apa? Itu organisasi teroris!” tandasnya sembari mengungkapkan alasan bahwa beberapa titik deklarasi ISIS merupakan daerah-daerah yang menjadi basis kelompok garis keras selama ini. “Jaringannya sama dan sebangun dengan gerakan teroris yang selama ini ada di Indonesia.”

Pemerintah Mesti Tegas
Untuk menanggulangi persoalan ini, menurut Ansyaad, pemerintah harus memiliki sikap tegas dalam menghadapi tindak kekerasan dan anarkisme terutama yang mengatasnamakan agama dan isu SARA.Sejumlah undang-undang, katanya, telah memberi peluang bagi aparat kepolisian untuk menutup berbagai bentuk ancaman kekerasan ini.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar juga mengaku prihatin dengan keberadaan ISIS. “ISIS itu lebih Al-Qaeda dari Al-Qaeda sendiri. Kalau Al-Qaeda kan yang dibunuh adalah orang-orang kafir, tapi ISIS orang Islam juga dibunuh,” ujar Mustasyar PBNU ini.

Namun demikian, Nasaruddin Umar mengingatkan, untuk tidak gegabah menuduh orang sebagai anggota kelompok ISIS, atau menganggap anggota ISIS sebagai bukan anggota ISIS. “Yang jelas kita harus hati-hati. Kita perlu ukuran-ukuran untuk menyikapnya,” tuturnya.

Dialog yang terselenggara atas kerja sama Yayasan Paguyuban Ikhlas, Yayasan Bimantara, dan The Nusa Institute ini dihadiri perwakilan dari berbagai ormas Islam, pengurus masjid, lembaga dakwah, lembaga swadaya masyarakat, pondok pesantren, dan akademisi. (Mahbib Koiron)

Sumber nu.or.id
« PREV
NEXT »

No comments