BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

Friday, August 15, 2014

Umat Islam terpikat Ideologi Ekstrim disebabkan 'Kepanikan Beragama'

Muslimedianews.com, Jakarta ~ Meski berbagai upaya dilakukan untuk mencegah dan memberantas ekstremisme, namun faktanya kelompok-kelompok Islam garis keras tetap ada, bahkan tumbuh, pada abad modern ini. Mengapa ini bisa terjadi?

Menurut Wakil Menteri Agama sekaligus Mustasyar PBNU, Prof. KH Nasaruddin Umar, hal itu lebih disebabkan oleh apa yang ia sebut sebagai “religious shock” ("kepanikan beragama") yang menjangkiti umat Islam hingga kini.

Ia mengatakan, masa depan telah datang lebih cepat dari kesiapan mental kaum muslim untuk menghadapinya. Rekam sejarah Islam yang pernah mengalami zaman keemasan sebagai penguasa dunia belum terhapus dari benak mereka, sementara realitas kondisi mereka sekarang justru menunjukkan sebaliknya.

“Ini yang menyebabkan religious shock,” ujarnya saat menjadi narasumber dalam dialog terbuka “Warning ISIS: Antara Gerakan Ideologi-Agama vs Gerakan Politik Global” di Aula Sasana Amal Bakti Kemenag RI, Jakarta, Kamis (14/8/2014).

Nasaruddin juga menjelaskan tentang perkembangan pemikiran keislaman di Indonesia seiring merebaknya pendirian IAIN dan UIN. Perguruan tinggi-perguruan tinggi ini lalu menjadi tempat subur kajian pemikiran tokoh reformis Islam, Muhammad Abduh, yang di kemudian hari menciptakan revolusi pemikiran keislaman, termasuk dengan munculnya liberalisme.

Religious shock pun kembali terjadi di sini. Secara reaksioner kelompok ekstrem lahir untuk melawan perkembangan baru ini. “Liberalisme adalah anak kandung globalisasi, sementara saudara kandungnya ya kelompok-kelompok garis keras itu,” tutur mantan Katib Aam PBNU ini.

Nasaruddin juga menilai, sekelompok orang yang tertarik bergabung dengan gerakan ekstrem Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) juga mengalami kasus yang sama. Langkah antisipasinya bisa dilakukan dengan memperluas kesadaran umat Islam dan melindungi tempat-tempat strategis, seperti masjid, dan penguasaan ISIS dan sejenisnya. (Mahbib Khoiron/nu.or.id)
« PREV
NEXT »

No comments