Muslimedianews, Yogyakarta ~ Tim sukses pasangan calon presiden Joko Widodo membuat dan menyebarkan sebuah buku kecil berjudul 10 Alasan Memilih Joko Widodo. Menurut anggota tim Bravo 5, tim penangkal isu SARA Jokowi-JK, Alwi Shihab, buku setebal 21 halaman seukuran saku atau kantong baju ini, sengaja dibuat dan didistribusikan guna menangkis kampanye hitam.
"Agar masyarakat tahu fakta sebenarnya, dan tahu kenapa perlu memilih Jokowi," kata Alwi saat ditemui Tempo di Yogyakarta, Jumat, 6 Juni 2014. (Baca: Kampanye SARA ke Jokowi Itu dari Wahabi)
Ratusan buku dengan sampul bergambar Jokowi-Jusuf Kalla tengah tersenyum itu dibagikan pada para santri dan warga di Pondok Pesantren Al Islam, Yogyakarta. Latar belakang sampul buku itu bergambar umat bermacam-macam agama bergandengan tangan.
Adapun sepuluh alasan yang disebutkan dalam buku itu kenapa warga perlu memilih Jokowi, antara lain, pertama, Jokowi tidak tercela. "Jelas dia bukan manusia sempurna, tapi setidaknya dia tidak punya beban masa lalu yang membebani jika jadi presiden. Dia jujur dan bersih," seperti yang ditulis buku itu.
Kedua, Jokowi berprestasi. "Tidak diragukan lagi Jokowi selama menjadi wali kota Solo dan gubernur DKI Jakarta adalah kepala daerah terbaik negeri ini. Sehingga pernah mendapatkan tak kurang 90 persen suara saat menjabat Wali Kota Solo periode kedua,"
Ketiga, Jokowi bukan pengurus partai. "Walau dia anggota dan dicalonkan partai, dia bukan pengurus sehingga tak akan direpotkan dengan urusan internal partai,"
Keempat, Jokowi pengambil keputusan. Kelima Jokowi pluralis. "Sangatlah berbahaya di negeri majemuk ini dipimpin presiden berwatak eksklusif, meskipun Jokowi muslim yang taat. Pluralis Jokowi ditunjukkan saat membela Lurah Susan dan tak punya program pemurnian agama,"
Keenam, Jokowi bukan pedagang politik. "Dengan tidak bagi-bagi kursi menteri untuk urusan pemerintahan yang akan dijalankan"
Ketujuh Jokowi penyelesai konflik. "Misalnya dalam penataan pedagang kaki lima saat menjabat Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta"
Kedelapan, Jokowi reformis. "Sangatlah menonjol belum sampai dua tahun kepemimpinannya Jokowi mampu membobol kebiasaan lama birokrasi yang cenderung koruptif dan tidak efisien"
Kesembilan, Jokowi sederahana dan hemat. "Kesederhanaan Jokowi dan wajah kerakyatannya tampak kasat mata. Ia juga memotong anggaran belanja DKI yang mubazir. Dia bukan orang gila hormat, lebih suka sepeda dan jalan kaki dan menolak dikawal vorijder," seperti ditulis dalam buku itu.
Kesepuluh, Jokowi kepala keluarga sakinah.
Sementara di halaman awal hingga pertengahan buku, lebih banyak mengulas sejarah gerakan Wahabi Salafi, yang menyusup dalam gerakan kubu calon presiden Prabowo Subianto lewat salah satu manifesto politiknya, pemurnian agama. Wahabi digambarkan sebagai dalang berbagai gerakan intoleran yang terjadi di Indonesia, juga dunia seperti Mesir, Libya, dan Suriah. (Tempo)
"Agar masyarakat tahu fakta sebenarnya, dan tahu kenapa perlu memilih Jokowi," kata Alwi saat ditemui Tempo di Yogyakarta, Jumat, 6 Juni 2014. (Baca: Kampanye SARA ke Jokowi Itu dari Wahabi)
Ratusan buku dengan sampul bergambar Jokowi-Jusuf Kalla tengah tersenyum itu dibagikan pada para santri dan warga di Pondok Pesantren Al Islam, Yogyakarta. Latar belakang sampul buku itu bergambar umat bermacam-macam agama bergandengan tangan.
Adapun sepuluh alasan yang disebutkan dalam buku itu kenapa warga perlu memilih Jokowi, antara lain, pertama, Jokowi tidak tercela. "Jelas dia bukan manusia sempurna, tapi setidaknya dia tidak punya beban masa lalu yang membebani jika jadi presiden. Dia jujur dan bersih," seperti yang ditulis buku itu.
Kedua, Jokowi berprestasi. "Tidak diragukan lagi Jokowi selama menjadi wali kota Solo dan gubernur DKI Jakarta adalah kepala daerah terbaik negeri ini. Sehingga pernah mendapatkan tak kurang 90 persen suara saat menjabat Wali Kota Solo periode kedua,"
Ketiga, Jokowi bukan pengurus partai. "Walau dia anggota dan dicalonkan partai, dia bukan pengurus sehingga tak akan direpotkan dengan urusan internal partai,"
Keempat, Jokowi pengambil keputusan. Kelima Jokowi pluralis. "Sangatlah berbahaya di negeri majemuk ini dipimpin presiden berwatak eksklusif, meskipun Jokowi muslim yang taat. Pluralis Jokowi ditunjukkan saat membela Lurah Susan dan tak punya program pemurnian agama,"
Keenam, Jokowi bukan pedagang politik. "Dengan tidak bagi-bagi kursi menteri untuk urusan pemerintahan yang akan dijalankan"
Ketujuh Jokowi penyelesai konflik. "Misalnya dalam penataan pedagang kaki lima saat menjabat Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta"
Kedelapan, Jokowi reformis. "Sangatlah menonjol belum sampai dua tahun kepemimpinannya Jokowi mampu membobol kebiasaan lama birokrasi yang cenderung koruptif dan tidak efisien"
Kesembilan, Jokowi sederahana dan hemat. "Kesederhanaan Jokowi dan wajah kerakyatannya tampak kasat mata. Ia juga memotong anggaran belanja DKI yang mubazir. Dia bukan orang gila hormat, lebih suka sepeda dan jalan kaki dan menolak dikawal vorijder," seperti ditulis dalam buku itu.
Kesepuluh, Jokowi kepala keluarga sakinah.
Sementara di halaman awal hingga pertengahan buku, lebih banyak mengulas sejarah gerakan Wahabi Salafi, yang menyusup dalam gerakan kubu calon presiden Prabowo Subianto lewat salah satu manifesto politiknya, pemurnian agama. Wahabi digambarkan sebagai dalang berbagai gerakan intoleran yang terjadi di Indonesia, juga dunia seperti Mesir, Libya, dan Suriah. (Tempo)
saya pingin bukunya
ReplyDeleteSy jg pengen.untuk digandakan
ReplyDeleteSy jg pengen.untuk digandakan
ReplyDeleteByk boongnya
ReplyDeleteByk ria dan kepura2an
ReplyDeleteJokowi tetap akan memiliki beban krn dia diusung oleh para cukong. Sebut sj setelah dia jd gubernur Jakarta proyek bus karatan dipercayakan pd eks timses jokowi si Michael Bimo..
ReplyDeleteJokowi Jujur ?ternyata intelektual NU ini amnesia/ lg pura2 membodohi umat. Janji di atas Al Qur'an utk amanah jd gubernur slama 5 th sj brani dlanggar, dulu ngomong ga akan ambil gaji gubernur tp kq tetap diambil?Dan knapa klo jd walikota dulu gajinya ga diambil tp begitu gaji gubernur > gaji walikota mlh diambil ?Itu hy politik pencitraan.
Jokowi tak akan direpotkan dengan urusan internal partai? Lihat aj si Joko yg begitu takutnya dg Budhe Mega shg hrs sungkem sedangkan dg ulama aj enggan cium tangan?Jokowi bukan pengurus partai krn Jokowi sejatinya adl BURUH Partai Dolly Indonesia Perjuangan
Jokowi bukan pedagang politik ? Oh, sooo... sweett...Smoga itu bukan BUALAN di siang bolong, dan tdk ada Bimo-Bimo lain yg ikut proyek pemerintah.
Jokowi sederhana & hemat ? Iya klo di depan media, tp ketika tahu ga ada media yg nguntit dia naik jet pribadi & sewa rumah mewah seharga 400 JT di Menteng.
Jokowi penyelesai konflik ? Wajar sj pedagang di solo mau direlokasi ke klithikan Semanggi lha wong si FX Rudi itu yg megang bos-bos preman se-Solo. Pasar klithikan semanggi itu isinya banyak premannya...
Wahabi dibalik Prabowo ? Hahahaha...ada si 'Yahudi' Ahmad Dani, pentolan NU Said Aqil, Rhoma & keluarga. Klo 'pemurnian' agama yg dimaksud adl hrs mengikuti aliran wahabi, ya ga mungkin...Pemurnian agama yg dimaksud Fadli Zon adl tdk adanya pelecehan thd agama2 lain baik itu Islam, kristen, budha, hindu.
memang ideoligi wahhabi saat ini sedang marak di masyarakat NU kita yang awam.... oleh karena itu mungkin maksud pak Jokowi dan Tim Suksesnya ingin mendidik masyarakat agar lebih paham dan mengetahui fakta fakta bahaya nya....... Kita sudah menyaksikan sendiri dengan mata kita bagaimana koalisi wahhabi dengan amerika yang sudah menghancurkan dan memporak porandakan negeri negeri muslim.... setelah suriah kali ini adalah Iraq..... Ini memang sesungguhnya hal yang sangat penting...... itu opini saya. Terima kasih.
ReplyDeleteSalam Damai.
fitnah dunia
ReplyDeleteInilah gambaran umat yang mengaku terbesar di Indonesia
ReplyDeleteKoq ada tokoh Islam sekaliber Alwi Sihab, tidak berusaha merekat persatuan dan kesatuan umat khususnya, dan persatuan dan kesatuan bangsa pada umumnya hanya karena motif politik. Memang, tak diragukan ada perbedaan antara beberapa kelompok Islasm di Indonesia, tetapi insyaallah itu bisa diselesaikan melalui dialog. Kenyataan di masyarakat, tidak ada gesekan antara para penganut NU dan non NU. Di beberapa mesjid di Lombok, misalnya, masyarakat sudah terbiasa sholat trawih dengan dua macam: ada 8 rekaat; ada 20 rekaat; sholat shubuh, dengan imam atau makmum NU dan non NU, atau yang baca kunut dan tidak baca kunut. Jika yang jadi imam yang baca kunut, yang non NU mengikutinya, jika yang non NU menjadi imam, mereka berdiam sebentar, memberi kesempatan kepada yang mebaca kunut. Demikian pula dengan tahlilan. Sudah biasa jika ada undangan tahlilan, yang non NU juga ikut walaupun tidak membaca tahlilan. Saya rasa, keadaan yang sudah baik ini jangan diperburuk lagi. Siapa pun boleh beda pilihan, tapi jangan halakan segala cara, jangan renggangkan silaturrahim yang sudah membaik. Memang ada perbedaan yang bisa dipertemukan, ada perbedaan yang bisa diperkecil, dan yang tak bisa dipetemukan. Akan tetapi, yang terpenting dialog atau komunikasi perlu dilakukan dan kembangkan, dan insyaallah sekalpun lama, perbedaan-perbedaan ini dapat diperkecil, dan semua unsur akan sling memahami dan menghormati posisi masing-masing.
ReplyDeleteSaya rasa kita tidak perlu memukul rata, banyak koq tokoh nahdliyyin yang tidak sepandangan dengan kelompoknya Alwi Sihab, yang lebih mengedepankan kesatuan dan persatuan umat dan bangsa Indonesia.
ReplyDelete