Muslimedianews.com, Jombang ~ Kader Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan masyarakat desa Ketapang kecamatan Ngusikan kabupaten Jombang menggelar Majelis Sholawat Diba"iyah yang di iringi oleh ISHARI . Kegiatan tersebut dilaksanakan di Masjid Ar-Rohman Desa Ketapang Ngusikan Jombang dimulai pukl 19.00 WIB atau setelah shalat Isya'. Selasa (17/06/2014)
Ketua ISHARI Ranting Ketapang Bpk. Mashudi mengatakan bahwa kesenian hadroh (terbang) merupakan kesenian yang lahir dari tanah air yang tercinta. Tetapi sekarang tradisi ini mulai tergerus dengan perkembangan zaman. Hadirnya sejumlah alat musik modern, mau tidak mau telah menggeser seni hadrah yang menjadi bagian kesenian Islam sehingga kurang digemari.
“Sejumlah anak muda NU, bahkan ada yang tidak mengetahui bahwa seni hadrah sebagai kesenian Islami yang merupakan khazanah kebudayaan asli Tanah Air,” tutunya.
Menurutnya, ISHARI merupakan salah satu wadah untuk mengenalkan seni hadrah, khususnya bagi warga Nahdliyyin.
“Karena itu, memperkenalkan seni hadrah yang diwadahi ISHARI dapat menjadi momentum tepat untuk kembali mengenalkan budaya ini kepada khalayak, khususnya warga NU,” ungkapnya.
Salah seorang penggiat ISHARI menuturkan bahwa bila diteliti dengan saksama, keberadaan gerak seni hadrah ternyata memiliki makna filosofi yang sangat dalam.
“Tidak berhenti pada gerakan fisik, namun ada sejumlah pesan keagamaan yang disampaikan dari sejumlah gerakan hadrah tersebut,” kata pegiat ISHARI di desa setempat.
Aktivis IPNU Ngusikan Yusuf Habibi menambahkan bahwa acara itu juga sebagai cara untuk melestarikan tradisi seni hadrah yang telah berlangsungs secara rutin setiap seminggu sekali dari masjid/mushola satu ke masjid/mushola yang lain
"Kegitan ini sudah berjalan sekitan 3 tahun", tutur nya.
Ia berharap dari jajaran pengurus NU baik cabang maupun pusat,lebih memperhatikan lagi ISHARI yang asli produk dan lahir dari Nadlatul Ulama.
"Kami berharap ISHARI jaya kembali seperti tahun tahun yang dulu', tambahnya.
Ketua ISHARI Ranting Ketapang Bpk. Mashudi mengatakan bahwa kesenian hadroh (terbang) merupakan kesenian yang lahir dari tanah air yang tercinta. Tetapi sekarang tradisi ini mulai tergerus dengan perkembangan zaman. Hadirnya sejumlah alat musik modern, mau tidak mau telah menggeser seni hadrah yang menjadi bagian kesenian Islam sehingga kurang digemari.
“Sejumlah anak muda NU, bahkan ada yang tidak mengetahui bahwa seni hadrah sebagai kesenian Islami yang merupakan khazanah kebudayaan asli Tanah Air,” tutunya.
Menurutnya, ISHARI merupakan salah satu wadah untuk mengenalkan seni hadrah, khususnya bagi warga Nahdliyyin.
“Karena itu, memperkenalkan seni hadrah yang diwadahi ISHARI dapat menjadi momentum tepat untuk kembali mengenalkan budaya ini kepada khalayak, khususnya warga NU,” ungkapnya.
Salah seorang penggiat ISHARI menuturkan bahwa bila diteliti dengan saksama, keberadaan gerak seni hadrah ternyata memiliki makna filosofi yang sangat dalam.
“Tidak berhenti pada gerakan fisik, namun ada sejumlah pesan keagamaan yang disampaikan dari sejumlah gerakan hadrah tersebut,” kata pegiat ISHARI di desa setempat.
Aktivis IPNU Ngusikan Yusuf Habibi menambahkan bahwa acara itu juga sebagai cara untuk melestarikan tradisi seni hadrah yang telah berlangsungs secara rutin setiap seminggu sekali dari masjid/mushola satu ke masjid/mushola yang lain
"Kegitan ini sudah berjalan sekitan 3 tahun", tutur nya.
Ia berharap dari jajaran pengurus NU baik cabang maupun pusat,lebih memperhatikan lagi ISHARI yang asli produk dan lahir dari Nadlatul Ulama.
"Kami berharap ISHARI jaya kembali seperti tahun tahun yang dulu', tambahnya.
Redaktur : Ibnu L' Rabassa
Kontributor : Anwar Muhammad
No comments
Post a Comment