Muslimedianews.com, Jakarta ~ Ketua Pengurus Pusat Lembaga Ta’mir Masjid NU KH Abdul Manan A Ghani mengatakan warga NU harus yakin dan bangga silisilah keilmuan (sanad) kiai-kiai NU sekarang, KH Hasyim Asy’ari sampai kepada Rasulullah SAW.
Kiai Manan menekankan itu karena sangat penting bagi kesahihan ajaran Islam yang sambung-menyambung. Ia kemudian menukil kalimat yang sering diungkapkan KH Hasyim Asy’ari.
Kalimat itu menurut kiai manan adalah, para kiai itu adalah pintu-pintu dari rumah ilmu. Para kiai itu mengambil ilmu dari kiai-kiai sebelumnya. Kiai-kiai sebelumnya mengambil ilmu dari ulama-ulama sebelumnya sampai bersambung kepada Rasulullah SAW.
Jika seseorang mengambil ilmu tidak dari pintu ulama, maka ia adalah ‘maling’,” lanjutnya saat menyambut kunjungan ibu-ibu Pimpinan Cabang Muslimat NU Kota Kraksaan, Probilinggo, Jawa Timur, di gedung PBNU, Jakarta, Senin (16/6/2014) siang.
Menurut dia, kecenderungan orang yang tidak mengambil ilmu dari ulama (maling) mengaku langsung memahami Nabi Muhammad dari hadits-haditsnya sehingga tak perlu bermazhab. Mereka misalnya langsung memahami hadits dalam kitab Imam Bukhori. “Padahal Imam Bukhori sendiri bermazhab Imam Syafi’i,” katanya.
Karena itu, Kiai Manan meminta ibu-ibu Muslimat untuk selalu belajar kepada kiai-kiai NU yang sanad kelimuannya sudah jelas, kemudian diajarkan kepada anak-anaknya. (Abdullah Alawi)
Kiai Manan menekankan itu karena sangat penting bagi kesahihan ajaran Islam yang sambung-menyambung. Ia kemudian menukil kalimat yang sering diungkapkan KH Hasyim Asy’ari.
Kalimat itu menurut kiai manan adalah, para kiai itu adalah pintu-pintu dari rumah ilmu. Para kiai itu mengambil ilmu dari kiai-kiai sebelumnya. Kiai-kiai sebelumnya mengambil ilmu dari ulama-ulama sebelumnya sampai bersambung kepada Rasulullah SAW.
Jika seseorang mengambil ilmu tidak dari pintu ulama, maka ia adalah ‘maling’,” lanjutnya saat menyambut kunjungan ibu-ibu Pimpinan Cabang Muslimat NU Kota Kraksaan, Probilinggo, Jawa Timur, di gedung PBNU, Jakarta, Senin (16/6/2014) siang.
Menurut dia, kecenderungan orang yang tidak mengambil ilmu dari ulama (maling) mengaku langsung memahami Nabi Muhammad dari hadits-haditsnya sehingga tak perlu bermazhab. Mereka misalnya langsung memahami hadits dalam kitab Imam Bukhori. “Padahal Imam Bukhori sendiri bermazhab Imam Syafi’i,” katanya.
Karena itu, Kiai Manan meminta ibu-ibu Muslimat untuk selalu belajar kepada kiai-kiai NU yang sanad kelimuannya sudah jelas, kemudian diajarkan kepada anak-anaknya. (Abdullah Alawi)
Sumber : nu.or.id
Alhamdulillah kalau begitu. Tapi, itu NU yang dulu... Sepertinya "silsilah keilmuan" NU sekarang sudah mulai buram oleh infiltrasi dari ideologi di luar Islam, Liberalisme salah satu di antaranya.
ReplyDelete