Muslimedianews.com, Jakarta ~ Ada pelajaran berharga yang didapatkan para ulama dan kiai di seluruh Indonesia dari momentum pemilihan presiden (pilpres) 2014. Pelajaran itu adalah tidak menggampangkan fatwa soal memilih pemimpin.
Demikian disampaikan Khatib Am Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Malik Madani, saat konferensi pers di kantor PBNU, Jakarta, Rabu (23/7/2014)
"Dari pilpres ada pelajaran yang harus diperhatikan ulama dan kiai di seluruh Indonesia. Jangan gampang keluarkan fatwa haram atau halal mendukung salah satu calon pemimpin," kata Malik.
Menurut Malik, pilpres 9 Juli 2014 telah membuat banyak masyarakat terpecah akibat adanya fatwa haram mendukung salah satu calon. Bahkan para ulama atau kiai itu memanfaatkan informasi kampanye hitam untuk melandasi fatwa tersebut.
"Ulama itu ada kewajiban tabayyun atau klarifikasi setiap menerima informasi. Apalagi kampanye hitam. Jangan malah disebarluaskan dan dijadikan fatwa. Silakan mendukung asal jangan atas nama fatwa," terang Malik. [ald/RMOL]
Demikian disampaikan Khatib Am Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Malik Madani, saat konferensi pers di kantor PBNU, Jakarta, Rabu (23/7/2014)
"Dari pilpres ada pelajaran yang harus diperhatikan ulama dan kiai di seluruh Indonesia. Jangan gampang keluarkan fatwa haram atau halal mendukung salah satu calon pemimpin," kata Malik.
Menurut Malik, pilpres 9 Juli 2014 telah membuat banyak masyarakat terpecah akibat adanya fatwa haram mendukung salah satu calon. Bahkan para ulama atau kiai itu memanfaatkan informasi kampanye hitam untuk melandasi fatwa tersebut.
"Ulama itu ada kewajiban tabayyun atau klarifikasi setiap menerima informasi. Apalagi kampanye hitam. Jangan malah disebarluaskan dan dijadikan fatwa. Silakan mendukung asal jangan atas nama fatwa," terang Malik. [ald/RMOL]
No comments
Post a Comment