Muslimedianews.com, Semarang ~ Ada beragam cara untuk memulyakan bulan suci ramadhan, salah satunya menggelar kegiatan Perkaderan Tingkat Dasar (PKD) bagi anggotanya. Untuk merekatkan dalam mencapai tujuan membangun kader yang militan dan berkualitas.
Gerakan Pemuda (GP) Ansor Genuk pada ramadhan ini menyelenggarakan PKD yang diikuti seluruh ranting se-Kecamatan Genuk. Namun bukan sekadar PKD, tapi juga kegiatan buka bersama dan santunan yatim piatu dan dhuafa. Dengan mengusung tema Militansi dalan Berorganisasi di Aula Kecamatan Genuk, Sabtu (19/7) malam
Ketua PAC GP Ansor Genuk Muslimin, Amd mengatakan, saat ini kita membutuhkan kader yang memiliki militansi tinggi, menyadari akan kediriannya dan perannya khususnya sebagai kader Nahdliyin.
“Apalah arti sebagai mayoritas warga NU, namun jika tidak memiliki keberpihakan kepada NU. Maka saatnya membangun kedirian salah satunya dengan mengikuti Perkaderan Tingkat Dasar,” jelasnya
M. Afdlori, SH, MH salah satu mengatakan, pemimpin tidak ditemukan di sekolahan, kampus, universitas maupun yang memiliki gelar sarjana, tapi pemimpin lahir dari perjalanan. Ketika lahir ia memiliki kelebihan, mampu menggerakan, kuat manajemennya dan mempu menjembatani.
“Pemimpin dalam organisasi dilingkungan NU lebih tepatnya disebut Khodimul Umat yakni sebagai pelayan,” tuturnya
“Pemimpin adalah pelayan sehingga ia melayani terhadap umatnya sehingga mengandung makna luas kalau sudah ditunjuk sebagai pemimpin harus mendengar, mengerti, dan melangkah lalu berbuat terhadap keberadaan jamaahnya,” lanjutnya
Gerakan Pemuda (GP) Ansor Genuk pada ramadhan ini menyelenggarakan PKD yang diikuti seluruh ranting se-Kecamatan Genuk. Namun bukan sekadar PKD, tapi juga kegiatan buka bersama dan santunan yatim piatu dan dhuafa. Dengan mengusung tema Militansi dalan Berorganisasi di Aula Kecamatan Genuk, Sabtu (19/7) malam
Ketua PAC GP Ansor Genuk Muslimin, Amd mengatakan, saat ini kita membutuhkan kader yang memiliki militansi tinggi, menyadari akan kediriannya dan perannya khususnya sebagai kader Nahdliyin.
“Apalah arti sebagai mayoritas warga NU, namun jika tidak memiliki keberpihakan kepada NU. Maka saatnya membangun kedirian salah satunya dengan mengikuti Perkaderan Tingkat Dasar,” jelasnya
M. Afdlori, SH, MH salah satu mengatakan, pemimpin tidak ditemukan di sekolahan, kampus, universitas maupun yang memiliki gelar sarjana, tapi pemimpin lahir dari perjalanan. Ketika lahir ia memiliki kelebihan, mampu menggerakan, kuat manajemennya dan mempu menjembatani.
“Pemimpin dalam organisasi dilingkungan NU lebih tepatnya disebut Khodimul Umat yakni sebagai pelayan,” tuturnya
“Pemimpin adalah pelayan sehingga ia melayani terhadap umatnya sehingga mengandung makna luas kalau sudah ditunjuk sebagai pemimpin harus mendengar, mengerti, dan melangkah lalu berbuat terhadap keberadaan jamaahnya,” lanjutnya
Kontributor : Lukni Maulana
Redaktur : Ibnu L’ Rabassa
No comments
Post a Comment