BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

Tuesday, August 12, 2014

MUI dan 62 Ormas Islam Jatim Rapat Bahan ISIS

Muslimedianews.com, Surabaya ~ Membahas ancaman keberadaan Islamic State of Irak and Syria (ISIS), Majelis Ulama (MUI) ‎Jawa Timur mengumpulkan 62 Ormas Islam se-Jatim. Bahasan utamanya adalah soal kesiapan membuat draf Peraturan Gubernur (Pergub), terkait larangan dan membentengi pengaruh bahaya meluasnya organisasi Islam garis keras di Indonesia, khususnya di Jatim.

Sekretaris MUI Jatim,Muhammad Yunus menyebut, organisasi masyarakat tersebut di antaranya dari Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Front Pembelajaran Islam, LDII, dan lainnya. Mereka sangat antusias mengikuti paparan Ketua MUI Jatim soal sejarah ISIS dan pengaruhnya di Indonesia.

"‎Di Jatim ini, ada GUIB, Gabungan Umat Islam Bersatu. Kita ajak mereka untuk membicarakan berbagai hal yang menyangkut umat Islam, termasuk soal bahaya dan pengaruh ISIS," ujar Muhammad Yunus, di Kantor MUI Jatim, Senin 11 Agustus 2014.

Dijelaskan, bahasan yang dilakukan dalam pertemuan itu adalah berbagai hal, terkait munculnya berbagai persoalan dan solusinya, termasuk soal ISIS, dan diskusi pasca penutupan lokalisasi Dolly‎, serta keamanan menjelang pilpres.

"Kita baru saja menyelesaikan pilpres, banyak hal perlu disikapi guna menjaga stabilitas nasional. Termasuk, pasca penutupan lokalisasi Dolly, yang akan diikuti penutupan lokalisasi lainnya di Jatim seperti di Nganjuk, Malang, Ponorogo, dan lainnya. Termasuk, rencana akan datangnya 100 orang pastur, dan akan mengunjungi Masjid Al Akbar di Surabaya, dan banyak umat yang menanyakan hal itu pada kami," urainya.

Ditegaskan, soal rencana kedatangan pastur ke Surabaya dikatakan tidak tepat, karena akan mengganggu stabilitas dan keamanan di Jatim. Dan, soal ISIS, MUI Jatim mengaku juga banyak menyampaikan sejarah keberadaannya. Dikatakan, organisasi garis keras itu hanya ada di Irak dan Suriah, di Indonesia tidak perlu ada, tetapi semua harus disikapi dan dicari jalan keluarnya.

"Jangan sampai muncul persoalan baru, mereka yang tidak mengerti soal ISIS dituding dan kemudian mendapat perlakuan yang tidak diinginkan, itulah yang kita cegah dan kita bicarakan agar tidak sampai ada korban. Karena, apapun yang terjadi korbannya adalah umat Islam. Itu yang terus kita kaji bersama," lanjutnya.

Dan, semua bahasan tersebut menjadi pijakan untuk lahirnya draf atau Peraturan Gubernur (Pergub) guna mengantisipasi wilayah Jatim dari berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan.

Sebelumnya, ramai diberitakan, pengaruh ISIS telah bercokol di Desa Dau, Kabupaten Malang, dan ada reaksi massa terkait rencana pelaksanaan baiat di wilayah Kecamatan Balong Bendo-Sidoarjo, Jawa Timur.

Sumber Viva
« PREV
NEXT »

No comments